Part 4

449 22 46
                                    

***
"Seburuk itu kah gue sampai bisa nangisin cewek sok suci itu?" Lirih Iqbal

Iqbal pun pergi dengan hati yang gelisah, kenapa semua menjadi rumit hanya karena wasiat itu?

Disisi lain ada hati yang sedang berbunga-bunga. Siapa? Tentu saja Elina, kenapa?

"Elina, tunggu!" Nabiel berteriak sambil mengejar Elina

Elina pun menengok kebelakang, mencari sumber suara itu.

"Eh Nabiel, ada apa ya?" Tanya Elina tak lupa dengan senyum nya yang manis.

"Ini buku kamu jatuh di deket koridor fakultas ekonomi" Ucap Nabiel dengan suara yang lembut

"Makasih ya Nabiel!" Ucap Elina, Nabiel pun hanya menganggukan kepala, lalu pergi.

Setelah memastikan Nabiel sudah pergi, Elina langsung melompat-lompat sambil tersenyum-senyum sendiri.

Tanpa Nabiel sadari, ada hati yang telah dibuat nya baper.

***
Setelah Alya pulang bersama Bunda nya dari rumah Iqbal, ia langsung merebahkan diri ke kamar nya. Menangis? Sudah pasti.

"Kenapa harus aku yang dijodohin?kenapa gak kak Elina aja. Kak Elina kan lebih dewasa dari aku." Batin Alya bertanya-tanya.

Tiba-tiba pintu di kamar nya diketuk
"Masuk aja, gak di kunci" Ucap Alya sambil mengusap air mata nya.

Dari depan pintu muncul lah Elina dengan senyum mengembang, tapi senyum itu sirna seketika melihat adik kesayangan nya terlihat habis menangis

Elina pun langsung menghampiri Alya,
"Astagfirullah, dek kamu kenapa?" Tanya Elina panik

Alya hanya tersenyum hambar, lalu berucap,
"Kak, aku boleh nanya sesuatu gak?" Tanya Alya

Elina pun tertawa kecil, lalu berucap
"Yaiyalah boleh, kamu biasa nya juga kalo nanya gak pake izin juga" Ucap Elina

"Kenapa harus aku kak yang dijodohin, bukan nya harus kakak yang yang nikah duluan, kan lebih dewasa kakak daripada aku?" Tanya Alya dengan nada bergetar

Menanggapi pertanyaan itu, Elina berucap
"Dek, kakek mewasiatkan kepada Ayah dan Bunda yang dijodohkan itu kamu, bukan kakak. Berarti, kamu lah yang di amanah kan kakek" Jawab Elina dengan tenang

"Tapi kalo aku yang dinikahkan duluan gimana? Itu sama saja kan dengan melangkahi kakak?" Tanya Alya lagi

"Allah punya rencana yang indah,dek" Ucap Elina bijak seraya mengelus bahu Alya

"Kakak beneran suka sama kak Nabiel?" Tanya Alya

"Lho kok jadi nanyain Nabiel sih?" Elina bertanya balik sambil salting

Yups, Elina memang mengagumi Nabiel sejak Awal masuk kuliah. Hanya mengagumi bukan menyukai apalagi mencintai.

Tapi kata Elina, ia tidak ingin berpacaran. Kata nya sih Zina hati dalam islam, kita patut mengucapkan Subhanallah untuk remaja yang perilaku nya seperti Elina ini.

"Semoga ya kak, nanti kakak dan dia berjodoh. Jangan seperti aku yang dijodohkan" Ucap Alya tulus namun mengandung kalimat yang penuh arti

"Insya Allah dek" Ucap Elina sambil mengulas senyum nya

Kemudia mereka pun saling bertukar cerita, tiba-tiba pintu kamar diketuk

Tok..tok..tok

"Masuk!" Ucap mereka berdua serempak

Lalu muncul lah Bunda nya dengan pakaian yang masih memakai celemek , habis memasak mungkin.

"Elina sama Alya sibuk gak?" Tanya Bunda

"Aku gak sibuk kok, kalo kamu Alya?" Tanya Elina kepada Alya

"Aku juga gak sibuk kok, emang nya kenapa bun?" Tanya Alya

"Kalian berdua bisa gak ke alfamart dekat sini, soal nya bunda pengen buat kue, tau-tau nya bahan nya habis" Ucap bunda nyengir

"Yaudah bun, mana daftar belanjaan nya biar alya sama Kak Elina beli'in" Ucap Alya

Jannah pun memberi daftar belanjaan itu kepada Alya dan Elina

"Kami pamit bun, Assalamualaikum" Ucap kedua nya sambil bergantian mencium punggung tangan Jannah

"Waalaikummussalam" Jawab Bunda

Mereka berdua pun pergi menuju Alfamart.

***
Sesampai nya di Alfamart, Elina langsung masuk ke dalam nya. Kemudian Alya mengikuti nya dari belakang.

Tiba-tiba ada suara yang sangat dikenali nya muncul di indra pendengaran nya. Yups itu suara Iqbal.

"Iya, aku janji gak bakalan ninggalin kamu demi cewek sok suci itu" Ucap Iqbal kepada perempuan yang sedang bergelayutan di bahu Iqbal itu.

"Beneran?" Tanya Cewek itu dengan suara centil nya

"Apa sih yang gak buat kamu?" Tanya Iqbal sambil mengulas senyum nya.

Alya yang melihat itu hanya mengucapkan Istighfar, hati nya seperti ditusuk jarum,sakit. Bagaimana mungkin calon suami nya sendiri sedang bersama perempuan lain.

Bagaimana pun juga ia tetap seorang perempuan yang lemah, apalagi melihat hal itu entah kenapa membuat ia ingin menitikkan air mata.

Cemburu? Apakah benar? Padahal ia sama sekali tidak menyukai apalagi mencintai Iqbal.

"Ya Allah kuatkan hamba mu melihat semua ini!" Ucap Alya lirih dengan mata berkaca-kaca

***
A/n.
Bingung mau nulis apa jadi sekian dulu deh. Bye :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dia JodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang