kamu

895 34 3
                                    

"Lifta " .

Unjar seorang laki laki dengan penuh kegelisahan , Lifta melihat mata laki laki itu yang sedang menatapnya dengan sangat khawatir .
Lalu terbesit di pikiran Lifta , seandainya laki laki itu adalah Adim .
Seandainya mata itu adalah matanya Adim , seandainya rasa khawatir itu adalah rasanya Adim .
Rasanya Adim yang takut kehilangannya , rasa yang Lifta harapkan tumbuh di hatinya Adim .
Lalu Lifta tersadar , cinta itu tidak harus memiliki cukup melihat orang itu bahagia walaupun bukan kita yang menjadi alasan kebahagiannya .

*******

Seperti sebuah persentasi di mana para pelajar harus menampilkan karyanya , agar dapat di nilai dan di lihat oleh sang guru dan begitu juga dengan senyum polosnya .
Lifta tampilkan senyum itu dengan sangat manis , untuk laki laki itu sebagai tanda terima kasih karena sudah menolong Lifta .

"Kamu tidak apa apa " .

Tanya laki laki itu kepada Lifta yang kini masih terbaring di atas kasur di dalam ruangan UKS .

"Aku tidak apa apa " .

Jawab Lifta dengan pelan , laki laki itu tersenyum dan terlihat bahwa kekhawatiran sudah mulai redah .

"Ya udah aku ke kelas dulu ya " .

Unjar Raihan laki laki itu kepada Lifta .

Sekarang Lifta sendirian berbaring di atas kasur di selimuti oleh selimut dipis di dalam ruangan UKS sekolahnya , tak hanya sekali atau dua kali Lifta arahkan pandangan matanya kearah pintu .
Berharap Adim akan datang bagaikan pangeran yang menemui cinderella , walaupun dia tau itu tidak akan mungkin terjadi .
bagaikan senja yang menanti malam , bagaikan kemarau yang menanti hujan , dan bagaikan malam yang menanti rembulan .
Dan seperti itulah perasaan yang Lifta rasakan , lalu terbesit di hatinya Lifta .

Jika bintang bisa membantu rembulan menyinari malam yang gelap bersama sama , maka Lifta juga percaya bahwa Tuhan pasti bisa membatunya untuk mendapatkan cinta Adim .
Karena tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini , semua bisa saja terjadi .
Walaupun Lifta tau , dia dan Adim Seperti matahari dan rembulan , mereka bersama sama berada di angkasa , tapi mereka berdua tidak pernah saling menemani dan tidak seperti sang bintang yang selalu beruntung karena bisa selalu menemani rembulan .

Trik !!!! Trik !!!!
Suara bell yang menandakan bahwa ini adalah waktunya pulang , Lifta yang tadi ingin tertidur kini berusaha berdiri dari kasur yang dia tempati .
Namun , tiba tiba ada dua orang wanita .
Risa dan Kanai , mereka berdua adalah sahabatnya Lifta , mereka datang untuk menjemput Lifta dari ruang UKS dan berniat mengantarnya pulang .

"Sini aku bantu " .

Unjar Kanai sambil memupuk bahunya Lifta , Lifta tersenyum dan mereka bertiga keluar dari Ruang UKS tersebut .
Sesampainya mereka di parkiran , saat Risa membukakan pintu belakang mobilnya agar Lifta bisa duduk , terdengar suara seorang laki laki .

"Lifta " .

Teriak laki laki itu , mereka bertiga melihat kearah laki laki itu , dan ternyata itu adalah Adim .
Lifta sungguh sungguh tidak percaya , dia berdiri menatap mata Adim dengan penuh pertanyaan .

"Lifta kamu tidak apa apa , aku dengar kamu pingsan maaf aku baru tau " .

Unjar Adim kepada Lifta , Risa dan Kanai berbisik bisik jahil sambil mengejek Lifta .

"Aku tidak apa apa " .

Unjar Lifta kepada Adim .

"Kamu mau tidak pulang bareng aku " .

Ajak Adim kepada Lifta , Lifta seakan tidak percaya .
Kata kata itu adalah kata kata yang selalu Lifta nantikan , kata kata indah yang akhir di katakan oleh Adim .
Walaupun Lifta tau itu hanyalah ajakan dari Adim , karena mengangap Lifta temanya .
Tetapi walaupun begitu Lifta sangat bahagia , seperti musim semi di mana bunga bunga dan hewan bernyanyi dan bersiul seraya merayakan hari baru .
Dan seperti lumba lumba , selalu bernyanyi dan menari di laut samudra , dan begitulah perasaan Lifta saat ini .

Sungguh ini benar benar hal yang paling membahagiakan bagi ku , hanya dengan satu tatapan dari dia , dapat membuat seribu bintang tersenyum menghiasi awan gelap yang menggema di hatinya .
Granat yang berada di hati Lifta , terasa seakan pecah menjadi kapas mimpi hanya dengan melihat senyum itu .
Harapannya cuma satu , dia hanya ingin menjadi teduh untuk Adim .
Menjadi apa yang pertama kali di cari oleh Adim , saat Adim basa kuyup terkena hujan atau saat Adim tak kuasa menahan peluh karena terik .

Lalu dia tampilkan senyum itu , senyum yang sangat manis yang sengaja dia tampilkan sebagai tanda kalau dia mau di atar Adim .

"Iya , aku mau tapi nanti aku ngerepoti kamu " .

Unjar lifta .
Adim tersenyum dan menjawab .

"Sebenarnya aku juga ada urusan di dekat rumah kamu , jadi bareng aku saja " .

Ucap Adim .
Adim langsung pergi mengambil mobilnya .

Follow Your Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang