Cakka menatap diam pada sosok dihadapannya.
Sosok yang telah lama dia hindari namun ingin dilihatnya."Cakka hyung!Ayo main!" Cakka mengalihkan tatapannya pada Yonsik yang berdiri dihadapannya dengan tangan yang digandeng pemuda seumurannya.
"Main saja!Cakka hyung malas" Cakka hendak menutup pintu kamarnya.
Tapi kemudian Yonsik dengan cepat melompat masuk dan mendekap erat tubuh Cakka."Yonsik!" geram Cakka.
Dia benar-benar tak mau menghadapi apa yang dia hindari untuk saat ini dan mungkin seterusnya.
Katakan saja Cakka pengecut!
Tak mau menghadapi ketakutannya."Hyung....." suara lirih nan serak membuat Cakka mau tak mau menulikan telinganya.
"Ayo Cakka hyung!!!" rengek Yonsik masih heboh sendiri.
"Maaf....." Cakka tak tau harus apa.
Baginya Ilhoon tak perlu meminta maaf,tapi kalau sudah seperti ini Cakka bisa apa?"Ayo Cakka hyung!!!!" Cakka mendengus dan meng-iya kan permintaan Yonsik.
Cakka ditarik Yonsik keluar rumah diikuti Ilhoon.
Mereka bahkan lupa kalau pagi ini salju turun.
Tak memakai pakaian hangat,benar-benar nekat.
Meski tidak terlalu dingin tapi tetap saja ada Yonsik yang masih kecil.Yonsik berlari-lari mengitari taman sesuka hati.
Kebahagiaan jelas terpatri diwajah kecilnya.
Yonsik berlari-lari dan terkadang berhenti saat ada butiran salju yang hinggap dikulit pucatnya.Cakka berdiri disebelah Ilhoon yang tersenyum dengan bibir pucatnya.
Rasanya sudah lama dia tak melihat Yonsik.
Rasanya begitu bahagia,ditambah kehadiran Cakka disampingnya."Harusnya kau pakai jaket tebal!" ucap Cakka membuat Ilhoon menatap Cakka yang rupanya tak menatapnya.
"Hehehe.....aku baik-baik saja" canggung Ilhoon dan mengusap-usap lengannya yang menggigil.
"Yonsik!!" panggil Cakka begitu melihat Yonsik akan memasukkan butiran salju kemulutnya.
"Kemari!" Yonsik tampak berlari menghindari Cakka yang kemudian berhasil menangkap tubuh kecil Yonsik."Ayo pulang....." Cakka mengangkat tubuh Yonsik dan membawanya berlari menuju tempat Ilhoon berada.
Ilhoon terkekeh melihat kelucuan saudaranya.
Untuk pertama kalinya.
Dan semoga bukan untuk yang terakhir kali."Cakka hyung!!!" triak Yonsik tak juga berhenti tertawa merasakan dirinya seperti terbang.
Cakka terkekeh dan menurunkan Yonsik.
"Ah.....lagi.....lagi!!!" rengek Yonsik mengguncang-guncang lengan Cakka agar mau menggendongnya lagi."Tidak mau" ucap Cakka dan berjalan duluan untuk pulang.
"Ilhoon hyung....Yonsik pengen digendong..." kini gantian lengan Ilhoon yang diguncang-guncan Yonsik.
Ilhoon tersenyum dan mengangkat tubuh Yonsik.
Sudah berat saja Yonsik.
Padahal rasanya baru beberapa bulan lalu Yonsik berumur 3 tahun,sekarang sudah 5 tahun saja."Wah Yonsik sudah besar ya...berat sekali" ucap Ilhoon sebenarnya tidak kuat lama-lama menggendong Yonsik yang tak mau diam digendongannya.
"Ayo Ilhoon hyung,lari!!!lari!" triak Yonsik heboh mendorong-dorong tubuhnya agar Ilhoon mau berlari.
Ilhoon terkekeh dan berlari kecil.
"Lagi!!!" seru Yonsik saat Ilhoon berhenti berlari disamping Cakka.Cakka melirik Ilhoon yang tampak tersenyum dengan nafas terengah-engah.
"Kemari!" Cakka mengintrupsi Yonsik agar kepadanya.