Siang ini tampak Yonsik yang duduk dengan Cakka dan menonton acara televisi bersama.
Mereka sudah 1 minggu ini bersama.
Keduanya sering bertengkar,kemudian baikan.Bahkan saat ini keduanya sama-sama tertawa dengan candaan yang dilontarkan keduanya.
"Hahaha.....geli,hyung....." tawa Yonsik tak juga mereda saat Cakka terus menggelitiki perut adiknya.
Yonsik duduk dengan kekehan yang terdengar lelah dipangkuan Cakka.
Cakka lagi-lagi menggelitiki Yonsik membuat Yonsik meronta tak ingin digelitiki."Hyungnim.....geli!!!" triak Yonsik kian menggemaskan.
Kali ini pipi Yonsik yang dimainkan Cakka.
Cakka menoel-noel pipi tembam Yonsik membuat Yonsik mengelap bekas tangan Cakka sok jijik."Ayah menelpon...." Cakka menghentikkan aktivitasnya dan menatap adiknya yang menempelkan ponsel kepipinya.
Benar-benar anak gaul.
Bahkan Cakka tak memegang ponsel karena ponselnya hancur dia lemparkan beberapa hari lalu."Ayah....Yonsik rindu Ayah.... Ayah kapan pulang?" sapa Yonsik beruntun.
Cakka menutup telinganya mendengar suara cempreng Yonsik."Yonsik, kau bersama Cakka hyung?"
Cakka mulai menyimak obrolan mereka.
Karena namanya disebut."Iya...."
"Ayah ingin bicara dengan hyungnim mu...."
"Ada apa?" tanya Cakka menerima ponsel dari Yonsik.
"Kemana ponselmu?kenapa tidak bisa dihubungi?"
"Rusak,mungkin...." jawab Cakka.
"Papa....aku ingin berbicara dengan Cakka hyung..."
Cakka mengakhiri panggilan diponsel Yonsik saat mendengar suara Ilhoon.
Dia enggan mendengar Ilhoon.Mungkin Cakka kekanakan,tapi dia memilih kekanakan dari pada harus memaki adiknya.
Dia tak bisa melupakan kejadian dimasa lalu begitu saja.
Tapi kalau Ilhoon dan keluarganya mau bersabar tanpa harus menghubungi Cakka, maka Cakka akan detang tanpa disuruh.Cakka memilih tak dianggap sama sekali dari pada harus terus mengingat karena mereka mendesak Cakka.
"Hyung....Ayah menelpon lagi..." Cakka menggeleng tak ingin berbicara.
Tiba-tiba saja mood nya jadi buruk.Cakka berjalan menuju kamarnya dan meninggalkan adiknya.
Yonsik menerima panggilan dari Ayahnya."Ayah..... Cakka hyung marah..." adu Yonsik merasa sedih.
Padahal tadi Yonsik tengah tertawa bersama Cakka, tapi sekarang?
Yonsik tau kakaknya akan berubah menjadi menyeramkan lagi."Yonsik kesepian, Ayah...." tangis Yonsik pecah mengingat dia dan Cakka akan bertengkar kembali karena wajah Cakka tak lagi ceria seperti beberapa menit lalu.
Yonsik sudah bahagia karena kakaknya mau menemaninya,kakaknya mau mengajaknya tertawa bersama mengisi kesepian dihati kecilnya.
Dia selama ini merasa Ilhoon yang mengisi kesepian itu,tapi saat Ilhoon tak ada?
Dia kesepian tanpa tau kapan hatinya akan terisi.Cakka kemudian datang menggantikan Ilhoon, dia menjadi kesenangan tersendiri untuk Yonsik.
Yonsik tidak mau kehilangan Cakka.
Meski akan ada Ilhoon, tapi tetap saja Ilhoon yang akan lebih diperhatikan.
Kalau ada Cakka dia pasti akan di perhatikan Cakka."Hyung....." panggil Yonsik didepan kamar Cakka.
Yonsik mengakhiri panggilannya dengan tangis sedikit mereda.
Dia harus cari cara agar Cakka tak memusuhinya."Hyung...." tidak ada respon sejak ketukan pertama.
Yonsik menunduk.
Dia akan kesepian lagi."Masuklah...." seketika Yonsik tersenyum dan membuka pintu kamar Cakka dengan tergesa.
Yonsik berbaring disebelah Cakka yang juga berbaring memejamkan matanya.
Yonsik menatap kakaknya dan ikut memejamkan mata."Siapa yang membuatmu menangis?" tanya Cakka.
Dia mendengar dengan jelas suara percakapan Yonsik dan Ayahnya kemudian Yonsik menangis.
Biasanya Yonsik akan mengucap namanya kemudian menangis.
Tapi tadi tidak ada namanya.
Berarti bukan dia penyebab tangis Yonsik."Yonsik takut...." ucap Yonsik memeluk tubuh Cakka yang terkejut dan mematung.
Cakka membiarkan adik kecilnya ada dipelukannya.
"Siapa?" tanya Cakka jadi kikuk sendiri."Ayah dan Bunda selalu perhatian sama Ilhoon hyung.Yonsik jadi kesepian" cerita Yonsik terus mengeratkan pelukannya.
Cakka tak tega membiarkan adiknya menangis meraung pada ketakutannya sendiri.
Cakka duduk dan mengangkat tubuh Yonsik agar duduk dipangkuannya.Cakka mendekap tubuh Yonsik yang bergetar karena tangisnya.
"Bukannya Ilhoon hyung selalu menemanimu?" tanya Cakka tak mengerti permasalahan adiknya."Ilhoon hyung sayang sama Yonsik, tapi kalo lagi sakit Ilhoon hyung gak sayang sama Yonsik"
"Bukan nggak sayang,tapi Ilhoon hyung butuh kasih sayang.Dia nggak mungkin ngasih kalo dia butuh" ucap Cakka menjelaskan sebisanya.
Dia juga tak pernah dapat kasih sayang,jadi dia tak tau bagaimana rasanya hidup dengan kasih sayang.
"Kalau memang kau kesepian,kau bisa meminta Ayah atau Bundamu untuk menemanimu" tutur Cakka mengelusi punggung rapuh Yonsik.
Yonsik mendongak menatap Cakka yang tersenyum padanya.
"Tapi mereka selalu bilang mereka lagi sibuk urusin kerjaan atau urusin Ilhoon hyung...."Sekarang Cakka tau permasalahan adiknya.
Hampir sama dengan Cakka.
Hanya saja nasib Yonsik lebih beruntung dibanding Cakka.Dulu Cakka tak ada tempat mencurahkan kesedihan juga ketakutannya.
Tapi Yonsik ada meski baru datang dan baru ditemukan.Dulu Cakka lebih kesal karena dia sendiri tak ada yang menemaninya sama sekali.
Kalau Yonsik Ilhoon kadang menemaninya berarti ada yang mengisi kekosongan Yonsik walaupun hanya sebentar.Dan Cakka sudah berjanji tak akan mengingat hal itu.
Tapi karena Yonsik sudah lagi,lagi dan lagi membuatnya ingat maka Cakka tak akan membuat Yonsik menjalani masa-masa kelam sepertinya.Cakka akan menghukum orang yang membuat Yonsik tersakiti.
Cakka tak akan membiarkan orang itu menyakiti adiknya..
.
.Saya merasa penjelasan setiap bagian kurang jelas.
Entah cuma pendapat saya atau memang benar adanya.Lama banget update dikarenakan banyak tugas.
Tugas sekolah,rumah, dan tugas berperan menjadi reader.Segala kesalahan mohon diingatkan...
Terimakasih sudah membaca............