Damba

1.4K 93 8
                                    

Dalam satu palamarta, aku ingin membahas selalu tentang seseorang. Tetapi kenaasan mengatakan jangan. Tetapi rindu ialah yang menggebu, yang menorehkan kata berlembar-lembar sampai belum saja lekat ia dipahat.

Engkau, untuk manifestasi, aku kaku, aku bisu, aku lamban. Tertimbun segala gerik yang berkali-kali tamat di pikir. Jaketmu marun, lalu diganti cokelat. Berulang menjadi pandang sampai kau lebih dalam, semakin residu.

Engkau, semacam aksioma. Aku, di beberapa lalu menang sebagai yang paling setia namun kalah tidak pernah mengutarakannya. Aku tidak tahu itu perlombaan macam apa. Dan matamu paling terang di sana. Rupa abadi dalam guci. Paras yang tidak sekalipun akan direlakan. Bayang paling hangat dalam mimpi kemudian menjadi alaska saat pagi.

Perlahan engkau dekadensi. Anehnya, kau tetap yang paling kuinginkan, satu saja yang menjadi penghidupan.

....

versi steller bisa dicek di https://steller.co/s/94mPWgakArP



Adikara KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang