Bila nanti saatnya t’lah tiba
Kuingin kau menjadi istriku
Berjalan bersamamu dalam teriknya hujan
Berlarian kesana-kemari dan tertawaAkad – Payung Teduh
Dengan langkah yang lebar, Abi masuk kedalam ruangan. Dengan nafas yang tersengal ia duduk di bangku yang sudah disiapkan Arga tepat disampingnya.
“ untung bro. 10 menit lagi aja lo pasti udah dikunciin tuh dari luar.” Abi mengeluarkan buku beserta air mineral dari dalam tasnya dan meminumnya hingga menyisakan setengah dai isinya.
“ ban motor gue bocor di tengah jalan.” Arga hanya menggelengkan kepalanya. Sahabatnya ini mau bicara sepanjang apapun pasti jawabannya singkat, padat, dan saking singkatnya membuat si orang yang bertanya akan berhenti untuk bertanya.
“ kemarin gue makan di kafe lo.” Arga menatap sahabatnya dengan terkejut.
“ makan? Maksud lo order makanan?” pertanyaan paling tidak bermutu sebenarnya. Tapi kalian harus tahu jika seorang Fabian, tidak pernah memesan apapun selain ratusan cangkir cairan hitam, pekat, dan pahit dari kafenya. Oleh karena itu, mungkin Arga perlu melakukan sebuah acara syukuran karena teman as cold as ice cube ini telah mencoba makanan di kafenya.
“ lo serius?” teriak Arga kegirangan tepat ditelingan Abi.
“ toa lo kayak speaker mesjid.” Fabian menarik headset dari saku celananya dan memasangkannya di kedua telinganya.
“ wah gue harus sukuran inimah Bi. Pesen apa lo kemarin?” Arga terus berceloteh dan mengganggu temannya yang nampak tidak terganggu dengan kelakukan Arga tersebut dan tetap menghayati lagu yang sedang ia dengar. Hingga suara dosen terdengar memberi salam, membuat Arga menghentikan aksi gilanya dan Abi melepas kembali headset dari telinganya, dan kembali memasukannya kedalam saku celananya.
*
Sejak jaman mereka berdua masih mengenakan seragam putih-abu, Arga sudah mengganggu kehidupan seorang Fabian. Mulai dari duduk sebangku dengan Fabian. Merecoki Fabian dengan celotehannya dan selalu mengikuti kemanapun Fabian pergi. Itu yang menyebabkan Fabian menjadi terganggu sekaligus terbiasa dengan sosok Arga. Ia tidak lagi menyuruh Arga untuk menjauh darinya karena kebebalan dan ketidak-ada-urat-malu pada seorang Arga membuat Fabian sendiri yang capek untuk mengusirnya. Dan seperti sudah menjadi saluran favorit Abi, suara Argalah yang menemani keseharian Abi selama hampir 7 tahun kebersamaan mereka.
“ lo mau ke kafe gue?” tanya Arga ketika kelas sudah dibubarkan. Abi memasang jaket denim yang selalu ia gunakan lalu memakai tas punggungnya.
“ gue mau pulang dulu. Nanti gue nyusul.” Arga menganggukan kepalanya dan menepuk bahu Abi sebagai ucapan selamat tinggal sebelum meninggalkan ruangan.
Abi memasang kembali headset-nya dan dari sana mulai mengalun suara terompet dari intro Akad milik Payung Teduh. Menemaninya melangkah meninggalkan gedung pendidikan menuju kearah parkiran tempat motornya terparkir.
*
Sunyi. Satu kata yang bisa menjelaskan suasana dan aura dari kediaman Herdiantara. Fabian adalah anak tunggal setelah sang kakak harus berpulang ketika berumur 19 tahun karena kecelakaan motor ketika ia sedang melakukan balapan liar. Tetapi, menurut Fabian bukan karena balapan motorlah kakaknya meninggal, Farhan tidak akan meninggal jika ia nyaman tinggal dirumah. Farhan tidak akan terjurumus pergaulan bebas jika kedua orangtuanya selalu hadir di kehidupan mereka. Farhan tidak akan mengikuti balapan liar jika kedua orangtuanya tidak menentang keinginan Farhan untuk melanjutkan pendidikannya di dunia Farhan yaitu seni. Bukan memaksa Farhan untuk bergelut di dunia yang berbau rapih yang sangat dibenci oleh Farhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can(t) Stop Loving You
ChickLitTentang Fabian yang dilanda kebingungan antara memilih berlari kedepan atau memutar arah kembali kebelakang Agustus 2017