[24] MG : EPILOG

9K 503 78
                                    

Kitakaro Sapporo Honkan, sebuah Kafe yang terletak di Sapporo, Hokkaido

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kitakaro Sapporo Honkan, sebuah Kafe yang terletak di Sapporo, Hokkaido. Menjadi tempat pertemuannya hari ini dengan seseorang yang katanya akan mentraktir dirinya. Kalau boleh jujur, pemuda itu agak kesulitan mencari tempat perjanjian mereka saat ini.

Ketika memasuki Kafe, Ryouta segera menatap sekitar untuk mencari orang yang telah membuat janji padanya. "Awas saja, kalau aku lebih dulu sampai di sini." masih mengamati sekitar yang lumayan ramai pengunjung hari ini, ia sedikit kesusahan mencari seseorang.

Pandangannya kemudian beralih ke sudut ruangan, di mana Naruto melambaikan tangan padanya. Tidak membutuhkan waktu lama, ia pun segera melangkah lebih dekat. Mengambil posisi duduk di depan pemuda itu. Dua cangkir kopi hangat dan dua dessert manis sudah tersedia di atas meja.

"Aku akan lebih senang jika kau membelikan alkohol padaku." perempatan siku muncul di kepala Naruto, sungguh orang yang tidak tahu diri. Sudah ditraktir namun masih banyak komentar.

"Dasar kau ini! Aku sudah memiliki niat baik padamu, kau malah mengoceh tidak jelas."

Ryouta tertawa, ia pun mulai tergiur untuk mencicipi kopi hangat di sana. Aromanya menggelitik hidung dan bibirnya. "Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu," pemuda itu menunduk, tidak berani menatap lawan bicaranya. "Maafkan aku, saat di perpustakaan itu. Karena aku baru mengetahui keputusan Dr. Jiraiya tentang operasi yang ternyata dibatalkan."

Naruto tersentak, meletakkan cangkir kopi di atas meja yang berhasil mengeluarkan suara dentingan. Pemuda itu tersenyum lembut pada temannya, "Tidak apa-apa... aku sudah melupakan soal kemarin dan juga, kalau bukan karena kakek. Kita mungkin tidak akan bertemu di sini." suasana agak canggung di sekitar mereka sekarang.

Bagaimanapun topik yang sesungguhnya harus segera diselesaikan di antara mereka berdua. Naruto sudah memantapkan hatinya hari ini untuk bertemu, juga sudah menyusun kata-kata apa yang harus diucapkan. Namun setelah sampai sini, bibirnya terasa keluh untuk mengatakan apa pun selain berbasa-basi tidak jelas.

"Naruto," merasa situasi semakin buruk, kini giliran Ryouta yang angkat bicara. Pemuda itu sudah paham sekarang ̶ ̶ apa maksud dan tujuan mereka bertemu saat ini dan ada hal penting juga yang harus ia katakan segera. "Maaf karena telah mencintai Hinata, hatiku sudah terlanjur menaruh perasaan padanya. Kalau boleh jujur, saat kecil dulu dia sudah menarik perhatianku. Dan kita bertemu kembali, tapi kali ini berbeda... ternyata sedikit, oh, bukan lebih rumit dari yang dibayangkan." kalau boleh jujur, dadanya mulai sesak saat ini. Sudah hampir satu minggu hatinya masih selalu merasa tidak nyaman.

"Karena kita jatuh cinta pada orang yang sama, menyembunyikan perasaan masing-masing karena tidak ingin menghancurkan pertemanan. Tanpa kita sadari, kita telah menyakiti hati kita sendiri." tentu ini bukanlah hal yang mudah untuk mengakui, butuh kesiapan diri dan hati untuk mengatakan semua ini.

"Kau benar," Ryouta menatap lurus ke depan sambil tersenyum tipis, "Tapi aku sadar, kalau aku tidak seharusnya berada di antara kalian berdua. Kalian terlihat saling mencintai pun aku tidak akan memiliki kesempatan untuk berada di sisi Hinata." baiklah, hari ini akan mengungkapkan seluruh hatinya.

Mute Girl [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang