Zahra Sakit

20 4 0
                                    

"Dari dulu lo gak pernah berubah ya? Tetap egois! Gak pernah mikirin perasaan sahabat lo! Lo tahu kan dulu Sasha suka sama Tomy? Tapi karena Tomy sukanya lo, dia nyerah dan lo campakkin Tomy gitu aja. Sasha berusaha sabar mengingat lo tuh sahabatnya! Dan lo harus tahu! Sebelumnya lo tahu kalo gue suka sama Arka! Tapi karena gue tahu Arka sukanya sama lo, gue nyerah! Dan lo juga ngelakuin hal yang sama ke Arka. Karenanya gue mulai deketin Arka lagi. Lo harusnya tahu dong kalo Arka itu mantan lo?" pernyataan dari Masha tersebut menyudutkan Zahra.

PLAKKK

"Kakak! Apa yang lo lakuin?! Nampar gue cuman karena sahabat kayak dia? Sahabat yang gak ngerti pera-"

Ya. Sasha menampar Masha. "Lo gak perlu bocorin itu semua! Wajar bukan kita ngorbanin perasaan kita untuk sahabat kita?"

Masha tersenyum sinis, "demi sahabat gak tau diri kayak dia? Cih, gue nyesel gak ngejar Arka waktu itu demi Zahra yang gak punya perasaan, untung aja gue segera sadar dan bangkit buat ngejar Arka lagi, plis deh kak stop jadi budaknya Zahra lagi! Gue muak selama ini sama sikap dia! Persahabatan kita berakhir disini!" Masha mengambil tasnya dan keluar.

Deg!

Gimana bisa Arka sama Rafael ada di depan kelas mereka? Apa mereka mendengar semuanya? Bukannya tadi Arka ke kantin?

Kaki Zahra mendadak lemas. Dia mematung mendengar semua ini. Fakta ini sangat menyakitkan baginya, dia menatap Sasha yang belum bergeming dari tempatnya. "Lo harusnya lakuin apa yang adik lo buat ke gue. Gue jahat. Licik. Sahabat macam apa gue? Bisanya mentingin diri sendiri. Lo bisa ngejar twins lo dan ninggalin gue. Gue gak mau hubungan kalian berantakan gara-gara gue." Jatuh sudah air mata yang sedari tadi di tahan Zahra.

"Tenang aja, asal lo lebih merhatiin sahabat lo lagi. Lo gak boleh terlalu fokus dunia lo sendiri, harunya lo sadar, orang di sekitar lo banyak yang merhatiin lo tapi sekali aja llo gak pernah merhatiin mereka. Lo sadar kan kesalahan lo dimana? Sorry kali ini gue gak bisa mihak lo karena kenyataannya yang dikatakan Masha bener. Tapi tenang aja gue bakal bantu kalian baikan, bakal kayak dulu lagi." Sahsa memeluk Zahra sebelum akhirnya meninggalkan Zahra.

Sasha juga terkejut melihat Arka dan Rafael yang ada di depan kelasnya. Masa bodo, bukan urusan Sasha.

***

Rafael melihat bahkan mendengar semuanya. Dia meninggalkan Zahra yang terlihat sedih dan Arka yang terkejut dengan apa yang di dengarnya.

Zahra tidak mengingatnya sekali. Zahra bahkan menyukai Arka. Apalagi yang lebih buruk dari ini?

Rafael terlihat frustasi sebelum akhirnya seseorang menepuk bahunya. "Ngapain di roftoop sementara Zahra butuh lo?"

Rafael menatap malas orang di depannya, "ngapain? Bukannya Zahra butuhnya elo? Dia sukanya lo kan? Terus gue ngapain disana?"

Arka tersenyum miris, "hey, lo bego apa gimana? Zahra itu cuman suka sama gue, dia cuman kagum sama kegantengan sama kebaikan terus kepintaran gue. Cuman sekedar itu. Dan dia cintanya lo. Cuman dia belum inget lo siapa, harusnya lo bantu dia nginget lo. Dan ah ya.. Gue sukanya sama Masha." suara Arka mengecil seperti membisik saat mengatakan dia menyukai Masha.

"Tadinya gue kesel dengan segala kepedean lo, tapi thanks dah. Lo bohongin gue, jangan salahin Masha taruhannya."

"Gue yakin sama kata-kata gue. Dan jangan pernah sentuh Masha."
Arka meninggalkan Rafael yang sedang melongo, padahal dia hanya bercanda.

Pinky Promise [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang