(1) Siswi Baru

14.9K 889 41
                                    

Apa cinta harus selalu berawal dari benci?

***


Mustahil ada kelas yang tenang ketika tidak ada guru yang mengajar, murid mana sih yang tidak menyukai jam kosong? Seperti di kelas XI-IPA2 pagi ini dimana murid-murid masih asik mengobrol padahal jam pelajaran pertama sudah dimulai sejak 15 menit yang lalu. Bu Marni sepertinya sedang berhalangan hadir karena guru Matematika itu masih belum terlihat sampai sekarang padahal beliau tergolong guru yang tepat waktu kalau mengajar.

Suara ketukan langkah berasal dari sepatu pantofel yang tidak asing bagi mereka terdengar dengan jelas, membuat murid-murid itu sigap kembali ke bangkunya masing-masing, tak ingin mencari masalah dengan membuat guru Biologi mereka yang satu itu marah.

Wanita setengah baya bertubuh gempal tapi tidak terlalu tinggi itu memasuki kelas mereka dengan langkah mantap tanpa tersenyum sedikitpun. Hanya dengan lirikan mata dibalik kaca matanya itu saja sudah berhasil membuat mereka tegang setengah mati. Bu Ajeng berdeham sebelum menjelaskan maksud kedatangannya, dan jelas itu saja sudah cukup untuk membuat jantung murid-murid di kelas itu melompat ngeri.

"Bu Marni masih cuti melahirkan sampai tiga bulan ke depan. Sekolah masih mencarikan guru pengganti untuk sementara." penjelasan Bu Ajeng membuat wajah mereka terlihat cerah meskipun tidak berani tersenyum terang-terangan. "Eh, jangan senang dulu, ada tugas buat kalian. Saya tidak suka kalau ada yang ribut disaat jadwal piket saya, ya!" tegas Bu Ajeng lagi. "Kok, diam saja? Kalian dengar tidak saya ngomong apa?"

"Iya, Buuu!" seru mereka.

"Sebelum saya kasih tahu tugasnya, saya mau memperkenalkan teman baru kalian."

"Asik! Cewek ya, Bu?" kompak seisi kelas melemparkan tatapan horor pada Umar, tidak terkecuali Bu Ajeng. Pikir yang lainnya, berani banget ini bocah satu.

"Iya, tapi enggak untuk kamu godain ya, Umar!" jawab Bu Ajeng kemudian mempersilakan murid baru itu memasuki kelas. "Siapa nama kamu tadi?" tanya Bu Ajeng pada murid baru itu.

"Shenin, Bu."

"Ya kamu kenalan dong sama teman sekelas kamu! Masa kenalannya sama saya? Yang sekelas sama kamu kan mereka, bukan saya!" jawab Bu Ajeng membuat Shenin menelan liurnya dengan susah payah. Sedangkan murid yang lain hanya menatapnya iba. Murid baru loh, sudah dibuat tidak nyaman sama Bu Ajeng.

Setelah selesai memperkenalkan diri, Bu Ajeng langsung menyuruh Shenin untuk duduk di bangkunya, "Kamu duduk disana saja." tunjuk Bu Ajeng pada bangku yang dimaksud.

Baru saja Shenin sampai di bangku itu suara seorang cowok langsung menghentikannya. "Uhm .... maaf, Bu, tapi ini bangkunya Dimas." katanya, membuat Shenin merasa tidak enak kalau harus duduk di bangku itu yang ternyata sudah ada yang punya.

"Sekarang Dimas mana?" tanya Bu Ajeng.

"Enggak masuk, Bu."

"Ya sudah. Dimasnya saja tidak ada. Mulai sekarang biar Dimas duduk sama Umar." putus Bu Ajeng. "Reaksi Umar tadi bikin saya tidak yakin menyuruh Shenin duduk sama dia, di pojok belakang lagi, nanti anak orang kenapa-kenapa saya yang repot." imbuh Bu Ajeng.

"Astaga, Bu. Belum ngapa-ngapain juga sayanya." jawab Umar tidak terima membuat seisi kelas terkikik geli. Untungnya kali ini Bu Ajeng tidak marah.

Mendengar putusan Bu Ajeng Shenin langsung saja duduk dibangkunya. Mengabaikan teman cowok di sebelah yang kelihatan tidak ingin sebangku dengannya. Shenin tidak peduli.

Selanjutnya, Bu Ajeng memberikan catatan tugas pada ketua kelas. Dan pergi meninggalkan kelas. Entah Bu Ajeng tidak terlalu memerhatikan atau bagaimana, karena sebenarnya tugas yang diberikan Bu Marni dikumpulkan dalam bentuk soft copy minggu depan ke alamat emailnya.

ANGKASA | #AS2✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang