0

4.4K 308 22
                                    

Jinan POV

Hari ini adalah yang sangat aku nantikan, setelah 16 tahun hidup dalam kelamnya panti asuhan sepasang suami istri yang ku ketahui bermarga Kim itu menjemput ku untuk ikut bersamanya. Yaa, mimpi buruk telah berakhir, aku tak perlu lagi malu karna hidup tanpa seorang ayah dan ibu, mulai hari ini aku akan memilikinya, aku akan memiliki sebuah keluarga.

"Kau terlihat tampan sekali Jinan, jika seperti ini kau dapat menjadi seorang idol, bukankah begitu sayang?" Aku tersipu, wanita paruh baya itu memuji ketampanan ku, bahkan suaminya yang saat ini menyetir pun mengangguk, memang benar wajah ku ini dapat di nilai di atas rata-rata, salah satu hal yang dapat aku banggakan dari diri ku yang malang.

"Terimakasih nyonya.." ucap ku pelan.

"Eomma.. Panggil aku Eomma.. Sekarang aku adalah ibu mu sayang.."

"Ne eomma.."

Aku tersenyum bahagia saat ia mengelus pucuk kepala ku lembut dan memeluk tubuh ku hangat. Beginikah rasanya kasih sayang seorang ibu? Aku menyukainya, sungguh.

"Dan pria yang tengah menyetir itu, ia adalah appa mu.." nyonya Kim menunjuk suaminya yang tengah mengendarai mobil, saat ini kami dalam perjalanan menuju ke rumah yang akan aku tinggali, aku duduk bersama nyonya Kim dibagian belakang hingga mempermudah kami berinteraksi satu sama lain. Aku dapat melihat senyum tulus tuan Kim dari balik kaca yang terletak dalam mobil, akh aku sudah tak sabar untuk tinggal bersama mereka, terlebih lagi saat nyonya Kim berkata bahwa aku akan memiliki 3 orang saudara, bukankah itu menyenangkan? Aku sanggat menantinya.









Setelah menghabiskan waktu satu setengah jam dalam perjalanan akhirnya mobil kami berhenti di depan rumah sederhana yang terlihat nyaman, mata ku menangkap sesosok anak laki-laki yang terlihat seumuran dengan ku sedang duduk di teras sembari tersenyum ke arah ponsel yang ia genggam.

"Lihat anak laki-laki yang sedang duduk di sana? Ia adalah kakak mu, namanya Hanbin, ia 1 tahun lebih tua dari mu Jinan" jelas nyonya Kim sembari mengemaskan perlengkapan ku yang berserakan di dalam mobil, kemudian wanita paruh baya itu mengajak ku untuk keluar, menyapa anak laki-lakinya yang bernama Hanbin tadi.

"Hanbin.. Beri salam pada adik mu.." setelah mendapat titah dari nyonya Kim, anak laki-laki itu tersenyum pada ku, ia mengambil alih barang bawaan yang saat ini ku pegang.

"Annyeonghaseyo.." aku membungkuk 90 derajat saat ada sosok lain yang datang menghampiri kami, pria ini lebih tinggi dari Hanbin, memiliki rahang yang lebih lebar dan tubuh yang lebih tegap.

"June.. Ini adik mu.. Jinan ini kakak mu June.."

"Hai.."

Aku tersenyum ke arahnya saat ia menyapa ku singkat, yang ku dengar June adalah anak kedua dari pasangan ini, sekarang ia sedang menjalani study di universitas, ia benar-benar memiliki wajah yang tampan..

"Hanbin antar adik mu ke dalam kamar kalian.."

Nyonya Kim memerintahkan kami untuk segera masuk dan menyuruhku berkemas, barang yang ku bawa tidak terlalu banyak, karna memang di panti asuhan aku harus berbagi barang yang ku miliki dengan anak-anak lain, oleh sebab itu aku meninggalkan separuh barang ku agar mereka dapat mengenakannya.

Aku akan tidur di kamar yang sama dengan Hanbin, karna umur kami tak berbeda jauh, aku dapat menikmati jiwa mudanya, kamarnya pun terhias rapi, banyak sekali miniatur one piece yang tertata di atas meja belajar, selain itu terdapat beberapa poster yang menempel pada dinding kamar.

"Jinan.. Ayo makan.." ajak Hanbin yang mengintip di ambang pintu.

Tak terasa sudah beberapa jam aku di rumah ini, bahkan matahari pun sudah mulai terbenam. Akh, kenapa waktu cepat sekali berlalu?

LUST (20+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang