Jinan POV
Aku terkulai lemas saat June selesai menyetubuhi ku. Dunia ku seakan runtuh, mengeluarkan air mata saja aku tak lagi sanggup. Ingin rasanya aku berteriak, meluapkan semua kekecewaan, namun ku rasa itu percuma. Aku terlalu naif, menginginkan keluarga yang benar-benar bisa memandang ku sebagai bagian dari mereka, ayolah Jinan dunia tak selembut itu. Aku menghela nafas singkat, menyapu butiran air mata yang kembali memaksa keluar. Ku toleh kan kepala ku menghadap June, ia tertidur dengan tenang, tanpa beban, bejat sangat bejat bagaimana mungkin ia bisa tidur dengan nyaman setelah melecehkan ku hari ini.
Setelah cukup lama terisak, tenggorokan ku terasa kering. Aku bangkit perlahan lalu memungut helaian pakaian ku yang terlempar ke sembarang arah.
"Kau mau ke mana?" June bertanya saat aku berhasil mengenakan kaos putih untuk menutupi tubuh ku yang penuh dengan kiss marknya. Mendengar suaranya saja sudah membuat ku jijik, aku benar-benar ingin lari dari rumah ini, aku tak ingin lagi berurusan dengan anak-anak dari keluarga Kim.
Melihat aku mengabaikannya June menarik tubuh ku hingga aku kembali terlentang, ia mengangkangkan kaki ku, hendak membuka celana yang baru saja selesai aku kenakan. Ku mohon jangan lagi, bokong ku masih terasa nyeri, aku tak sanggup jika penis brengseknya itu menghantam lubang kenikmatan ku lagi.
Ia menatap ku dalam, mengelus dagu ku dengan hasrat yang mengebu. Aku menggeleng saat tangannya melorotkan celana ku hingga penis ku sedikit mengintip. Untunglah aku berhasil diampuni, June menyentil penis ku pelan lalu menutupnya kembali.
"Aku tanya kau mau ke mana? Kau tau aku tak suka diabaikan?" tanyanya pelan sebelum kembali berbaring.
"Aku mau minum.. Aku haus.." kali ini aku tak berani mengabaikannya, sikap June yang nekat menjadi ancaman tersendiri untuk ku.
"Hmm, segeralah kembali.."
Aku mengangguk seperti anjing yang menuruti tuannya. Tiba-tiba saja keberanian ku untuk melawan hilang. Aku takut sangat takut. Seandainya waktu itu aku menolak saat nyonya Kim mengajak ku kemari maka pelecehan seperti ini tak akan ku dapatkan.
"Eomma.."
Aku mengerling saat ada suara teriakan dan langkah kaki berjalan ke arah dapur. Sosok pria tampan berjas abu-abu berdiri tepat dihadapan ku dengan seorang wanita yang menggandeng lengannya. Firasat ku mengatakan bahwa ia adalah Bobby putra tertua dari pasangan Kim.
"O? Apa kau Jinan?" ia menunjuk ku dengan tatapan bingung.
"Ne, annyeonghaseyo.." sahut ku disertai dengan bungkungkan 90° untuk menghormatinya.
"Sungguh kau Jinan? Kau tampan sekali.."
Aku tersipu saat wanita di sebelah Bobby memuji dan berlari ke arah ku. Ia terlihat gemas dengan proporsi tubuh ku yang mungil.
"Perkenalkan aku Bobby, anak tertua di keluarga ini, aku hyungnya June juga Hanbin, sekarang aku juga hyung mu Jinanie."
Aku kembali membungkuk saat Bobby memperkenalkan siapa dirinya kepada ku. Ini membuat ku canggung. Bagaimana jika ia memiliki sifat yang sama dengan kedua adiknya?
"Dan ini istri ku Jisoo.. Maaf kami baru menemui mu sekarang.." lanjutnya sembari menunjuk wanita yang tengah berdiri di samping ku ini. Lagi ku bungkukkan badan ku untuk memberi hormat, namun kali ini aku berhasil memberikan gelak tawa pada sepasang pengantin muda itu.
"Yeobo bukankah ia imut?" wanita itu berkata pada suaminya, sembari menepuk-nepuk pantat ku kuat. Aku mengigit bibir bawah ku. Sial. Ini nyeri sekali, aku bahkan masih bisa merasakan penis June menempel di dalan sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUST (20+)
FanfictionJinan anak yatim piatu yang di angkat oleh keluarga Kim. Awalnya Jinan memimpikan hangatnya kasih sayang sebuah keluarga namun impiannya itu memudar saat mendapati ketiga saudara angkatnya, June, Bobby dan Hanbin adalah pecandu seks.