5

3.7K 253 69
                                    

Jinan POV

"Kencan??" sahut Hanbin tepat setelah Yunhyeong menyelesaikan kalimatnya. Entah kenapa hati ku yang berdebar menanti jawaban.

Hanbin terlihat sedikit berpikir dengan jari yang mengetuk-ngetuk meja, ia tersenyum lalu mengenggam erat tangan Yunhyeong. Ku mohon, katakan tidak untuk saat ini, aku benar-benar ingin mendengar kata 'tidak' keluar dari mulut Hanbin.

"Aku tidak mungkin menolaknya.."

Tiba-tiba saja semangat ku hilang, sial, kenapa sakit sekali, bukan itu Hanbin, ku mohon.

"Benarkah? Sunbae kau tidak bercanda??" aku bisa melihat pancar bahagia tergambar jelas pada manik mata Yunhyeong, seharusny aku ikut bahagia, tapi hati ku mendadak perih tanpa alasan.

"Tentu.." aku menoleh ke arah Hanbin yang bersuara, ingin sekali aku menampar wajahnya itu, haishhh, kenapa aku jadi seperti ini. "Ahjumma, tolong totalkan semua..." lanjutnya dengan santai, apa ia tidak bisa melihat kekesalan ku? Dasar brengsek! Setelah melecehkan ku bisa-bisanya ia berkencan dengan oranglain??

Ia membayar makanan kami lalu kembali. Namun bukannya berjalan mendekati ku, ia justru duduk di sebelah Yunhyeong, mengenggam tangannya lalu meninggalkan sebuah kecupan di sana. Benar-benar brengsek.

"Hari ini.." aku yang semula membuang muka, kembali mengedarkan pandangan ke arah mereka. "Anggaplah hari ini sebagai kecan pertama dan terakhir kita.." aku membuka mulut ku tak percaya mendengar apa yang tadi Hanbin ucapkan.

Begitu pula dengan Yunhyeong, ia nyaris membatu saat Hanbin menatapnya "Ma.. Maksud sunbae?"

"Hari ini, hari dimana kita berkencan.. Itu berarti hutang ku sudah lunas.." ucap Hanbin sembari bangkit dari posisinya. Ia menarik tangan ku dan memaksa ku berdiri, karna memang tubuh ku berukuran lebih kecil aku tak dapat melawannya, ia membawa ku keluar tanpa memperdulikan Yunhyeong yang menatap kami dengan gerlinang air mata.

Dug

Tiba-tiba saja Hanbin menghentikan langkah kami dan menoleh ke arah Yunhyeong. "Jangan mengejar ku lagi.." aku terkejut dan kehilangan kata-kata ku, ku lihat Yunhyeong terisak. Hatinya pasti terluka. Sepatah kata pun tak mampu aku ucapkan padahal aku ingin sekali menghibur pria yang baru saja dicampakkan itu.

Lalu aku menoleh ke arah Hanbin. "Hanbin.." ucap ku pelan, saat pria itu menerikkan jaket yang ku kenakan. Ia menatap ku lalu tersenyum.

"Sebaiknya kita bergegas, sebelum hujan turun semakin deras.." katanya sebelum mencoba menarik pergelangan tangan ku. Aku melepaskan genggaman tangannya, mungkin benar aku tak menginginkan ia berkencan dengan Yunhyeong, tapi apa yang ia lakukan tadi itu terlalu jahat.

"Wae?" tanyanya sembari menaikkan sebelah alis.

"Kau benar-benar brengsek.."

Hanbin sedikit terkejut mendengar perkataan ku tadi. Namun kerutan didahinya hilang berganti dengan senyuman simpul.

"Lalu aku harus bagaimana?" tanyanya lembut.

"Ne?"

"Aku harus bagaimana?"

"itu.."

"Apa aku harus berbalik dan menerimanya?"

Aku terdiam mendengar pertanyaan Hanbin, aku tau ini salah, tapi hati ku juga tidak begitu rela jika melihatnya bersama Yunhyeong.

"Kenapa diam?" selidiknya saat aku masuk kedalam lamunan.

Ku gercapkan mata beberapa kali, mencoba memikirkan jawaban yang tepat kali ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LUST (20+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang