Author pov.
Hari ke-3 Masa Orientasi Siswa.
Adalah hari terakhir untuk siswa SMK Bunga Bangsa, Dimana seluruh siswa sangat senang sekali karena telah melewati masa-masa senang, sedih, kesal, sampai haru pun sudah dirasakan oleh seluruh siswa semasa MOS berlangsung.
Berbeda dengan nisya dan sephine, mereka malah mengalami tragedi yang memalukan di hari terakhir, yaitu t e r l a m b a t.
"Sep a..yuk kebu..ru gerbang ditu..tup.. huh hah..huh..hah" ucap nisya tersendat-sendat karena kelelahan berlari.
"Bodo amat gue udah cape lari terus.. lagian pak supirnya bego banget sih" ucap sephine membungkuk memegangi lututnya sambil mengatur nafas.
"Issh ngga bole gitu kali sep, mungkin pak supirnya lupa ngecek bensin nya" tutur nisya sambil membenarkan jilbabnya yang tertiup angin.
"Bodo amatan dah gue" ketus sephine.
Tanpa aba-aba apapun, nisya langsung menarik tangan sephine guna mengajaknya berlari menuju gerbang yang sebentar lagi terlihat. Tanpa protes sephine menuruti keinginan nisya, karena ia juga tidak mau terlambat. Setibanya di depan gerbang, nisya dan sephine dikejutkan karena gerbang sekolahnya sudah di tutup rapat tanpa cela sedikitpun.
Kejam. Batin nisya.
**
"Gimana nih sep, kalo guru piket dateng terus liat kita terlambat? Bisa-bisa kita ngelilingin lapangan 7 kali" wajah nisya menunjukkan bahwa ia sedang takut.
"Mana gue tau sya, santai aja sih kalo gue" tutur sephine santai.
Mulut sephine memang berkata santai, namun dihatinya ia sedang berfikir, bagaimana keterlambatannya dan nisya tidak diketahui oleh guru piket. Mengapa demikian? Karena sephine tidak ingin membuat nisya semakin gopoh.
Nisya yang sedari tadi mondar-mandir tidak jelas, mendapat teguran dari sephine.
"Lu ngapain sih!! mondar-mandir kaga jelas kek setrikaan" ucap sephine sambil memasang headset di telinga kirinya.
"Gue lagi mikir gimana caranya kita masuk tanpa harus ketahuan guru piket, kalo pak branto sih, gue santai, coba kalo pak yuda? Mampus!" ucap nisya sambil modar-mandir didepan sephine.
"Pak yuda yang mane si?" Tanya sephine sambil mengangguk-anggukan kepalanya mengikuti alunan musik.
"Yang biasanya pake peluit itu loh sep, masa lu kaga tau sii" ucap nisya akhirnya memilih untuk duduk disamping sephine.
Sephine tidak memperhatikan ucapan nisya, melainkan memperhatikan langkah sahabatnya itu yang mulai mendekati tempat duduknya dan memilih duduk disebelahnya.
"Nah gini kan enak diliat" tutur sephine.
"Enak apaan?" Ketus nisya.
"Enak gitu, liat lu duduk kaga mondar-mandir kek tadi" jawab sephine santai dengan cengiran khasnya.
"Serah lu" ucap nisya yang mulai menenang.
----Setelah hening beberapa menit----
Sephine tiba-tiba menarik pelan kerudung nisya. Dan kembali merapikan headsetnya yg sedari tadi dipakai.
"Syaa..iiihhh!!" ucap sephine kesal.
Masa gue tarik-tarik kerudungnya kaga nyaut-nyaut. Bikes deh. Batin sephine.
"Apasih narik-narik" sambil menepis tangan sephine.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pertemuan Singkat
Teen FictionSetiap pertemuan pasti ada perpisahan. Tapi, Bagaimana jika 2 orang sahabat ini tidak bisa menjalani salah satu dari kedua hal tersebut. " kalo emang keputusan berpisah itu yang terbaik, gue coba buat ikhlas. Karena gue yakin suatu saat kita bakal k...