Part 3

1.2K 98 13
                                    

Happy Reading

.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

Hyera tak jadi pergi ke jeju karena ia lebih memilih mengantar donghae ke bandara. Ia tidak akan melewatkan sedikit pun kepergian donghae.

Saat ini ia sudah berada di luar bandara INC SEOUL, matanya melihat kekiri dan kekanan mencari taxi. Tak lama ia pun mendapatkan taxi dan duduk dengan nyaman.

Hyera menatap keluar jendela dengan fikiran yang masih melayang ke pergian donghae. Ia tidak menyangka ternyata mereka saling menyukai sejak lama. Dan dengan bodohnya mereka menyimpan perasaan itu sejak lama. Hyera tersenyum bodoh lalu tangannya meraba kalung lumba lumba yang sangat cantik, ia begitu menyukai pemberian donghae, karena apapun pemberian donghae selalu ia jaga dan ia rawat. Karena ia begitu mencintai sahabatnya itu.

¤¤¤
.
.
.
.
.

Hyera sampai di Apartement yang cukup elit di seoul, ya hyera adalah anak tunggal dari Perusahaan YG ENTERTAIMENT dan SM ENTERTAIMENT. Walaupun ia kaya, ia tak mau memamerkan kepada orang lain, ia lebih senang hidup sederhana seperti sahabatnya Donghae.

Donghae juga tak kalah kaya, Donghae adalah anak Tunggal pemilik LDH GROUP, Perusahaan raksasa yang telah didirikan sejak kakek buyut donghae masih muda.
Sedangkan Kedai kecil yang pernah donghae jalankan itu adalah salah satu aksi mogok Ngambek Donghae. Sejak masuk kuliah Ayah dan Ibu donghae pindah ke london, sedangkan donghae berisi keras tidak akan pernah meninggalkan seoul, ia tak sanggup pisah dengan sahabat yang ia cintai itu. Tapi sekarang keadaan berubah, ayah donghae sakit parah, jika donghae tak ingin ke london untuk mengganti posisi ayahnya sebagai CEO, maka sang ayah akan tidak akan mau sembuh dari penyakitnya. Konyol bukan? Yeah keluarga donghae memang konyol.

Hyera menekan tombol lift nomor 22. Sesekali ia bersiul dan memainkan ponselnya. Dilantai 10 pintu lift terbuka. Seorang bocah berumur 11 tahun memasuki lift yang sama dengan hyera.

Bocah yang sedang bergumam menyanyikan lagu Devil, super junior. Tangan lentiknya menekan tombol 23. Tertutuplah pintu lift dan berjalan kelantai atas.

Hyera tidak terlalu perduli dengan bocah yang sekarang berdiri disampingnya karena terlalu sibuk memainkan ponsel pintarnya.

Kedua alis bocah itu menyerngitkan alisnya, hidungnya kembang kepis mencium sesuatu yang 'eerrr' yang masuk melalui lubang hidung miliknya.

Perlahan tatapan bocah itu mengarah ke sebelah yang terdapat seorang wanita yang sibuk memainkan ponselnya. Tatapannya berubah tajam dan mengkilat merah. Ia mendekat kearah Hyera dengan perlahan lalu mendekari hidungnya ke lengan hyera. Ia memejamkan matanya sebentar lalu membukanya kembali. Mata yang memerah tadi sudah hilang dan digantikan bola mata normal hitam legam.

Hyera menghentikan aktifitasnya ketika merasakan hembusan nafasnya di lengan yang tak tertutupi kain lengan panjang. Menoleh kesamping dan berteriak keras.

"Yak, apa yang kau lakukan eoh?"

Bocah itu kaget setengah mati dan tubuhnya terbentur dinding karena refleks mundur mendadak ketika hyera berteriak.

Mata hyera membelalak karena teriakannya membuat bocah itu terbentur dinding lift. Dengan cepat ia menarik lengan bocah itu dan mengelus punggung bocah itu.

"Mianne...aku terkejut ketika kau mengendus lenganku, sebenarnya apa yang kau lakukan eoh?" Hyera menyudahi mengelus punggung bocah itu yang sebenarnya tidak sakit sama sekali karena bocah itu adalah vampire.

"Mianne eonni, aku hanya menyukai bau parfum eonni. Mian membuat eonni tidak nyaman." Bocah itu menundukan kepalanya, ia merasa bersalah. Entah kenapa ia mampu melakukan ini, biasanya ia berlaku sesuka hati tanpa perduli apapun. Tapi tidak berlaku saat ini, ia begitu merasa bersalah.

My Idiot Handsome VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang