BERTEMU ANAKNYA

6.7K 38 0
                                    

happy reading friends!!!

"Ok, mbak Rina kuliah disini juga?"

"Iya. Mahasiswa sini?"

"Akan. Graduate program sih, ngambil musik. Dulu S1nya di musik juga. Mbak Rina ngambil graduate program juga?"

"Post-doc. Cultural studies. Udah selesai kok. Ini lagi ngurus dokumen-dokumen kelulusan."

"Hah?! Sudah lulus post-doc? Mbak Rina ini kuliah terus ya? Semuda ini sudah lulus post-doc."

"Muda? Jangan sarkasme gitu dong. Aku ini sudah 45 ta..."

"Bunda! Aku cari kemana-mana tahunya mojok disini."

Kalimat Rina terpotong dengan kedatangan gadis manis yang sedang cemberut. Ia menyandarkan sepedanya sembarangan di bawah pohon depan lobby kantor.

"Nah, itu anakku. Dia juga kuliah disini. Awalnya nemeni aku. Eh, tahun lalu dia diterima di kampus ini. Ya sudah, gak jadi kuliah di Indonesia. Nanti kalau kami sekeluarga pulang, dia akan jadi single fighter disini."

Joe melongo. Anaknya? Gadis ini..., memang pas jadi anak kuliahan, tapi ibunya kok terlihat terlalu muda untuk umur 45 tahun. Joe bahkan berpikir Rina masih 35 tahun. Makanya ia memanggilnya 'mbak'. Jadi harusnya ia tidak memanggil Rina dengan sebutan itu...

Ketika gadis itu mendekat, Rina langsung mengenalkannya pada Joe.

"Ini Joe, anakku. Thala."

Meskipun dengan cemberut, Thala menerima tangan Joe. Joe berusaha tersenyum meskipun hatinya dongkol. Anak ini tidak seperti ibunya yang ramah dan menyenangkan.

"Ini bener anak mbak Rina?"

"Excuse me, You call my Mom 'mbak'? Bunda, ni bule baru belajar bahasa Indonesia ya?"

Kalimat Thala membuat Rina dan Joe tertawa hampir bersamaan.

"Dia orang Indonesia sayang."

Thala langsung melotot. Entah ia melotot kaget karena ternyata Joe bukan bule atau melotot tidak senang karena ibunya dipanggil 'mbak' oleh laki-laki yang umurnya tidak jauh darinya.

"Bunda udah selesai belum? Udah hampir sore nih. Entar malam aku harus balik ke perpus. Referensi yang ada di internet kurang mendukung. Lagian mataku perih baca ebook terus."

"Sudah. Kamu duduk sini dulu. Bunda mau mengembalikan berkas-berkas ini ke admin. Joe, temani Thala ngobrol ya!"

Rina berlalu meninggalkan Thala dan Joe di lobby. Thala tetap cemberut dan menoleh ke arah dimana pandangannya tidak terhalang Joe. Jujur, Joe sangat menikmati pemandangan indah di depannya. Tapi ia juga sumpek dengan ketidakramahan Thala. Ia jadi membandingkan Thala dan ibunya.

"What's your major here?"

Joe merasa Thala tidak suka padanya, jadi ia menggunakan bahasa yang membuatnya sedikit berjarak dengan Thala.

"Biology," jawab Thala pendek.

"So, have you prepared being alone in this State after your family back to Indonesia?"

Pandangan Thala langsung beralih. Ini pertama kali ia menatap Joe.

"Ow, mbak Rina had told you every single thing about us, heh?"

Penekanan Thala akan kata mbak Rina membuat dada Joe perih. Gadis ini tersinggung atau bahkan curiga pada Joe dan ibunya. Tapi Joe berusaha menahan ledakan emosinya.

"It's not a big thing, is it?"

Kedatangan ibunya menyelamatkan situasi. Thala berdiri sambil tetap menatap Joe tajam.

"But I don't like it!" katanya pelan, berusaha tak terdengar ibunya. Tapi Joe merasakan ketajaman intonasinya.

"Ayo Bunda!" ajaknya.

"Joe, kami pulang dulu ya!"

"OK mbak, sampai ketemu lagi."

Panggilan Joe terhadap ibunya membuat Thala kembali menatap Joe. Joe tersenyum meskipun dalam hati ia bingung harus menyebut Rina apa. Ia terlanjur mamanggilnya 'mbak', haruskah ia ganti 'tante' atau 'ibu' sementara Rina kelihatan tidak keberatan dengan panggilan tersebut.

AHHH.....!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang