DI BANDARA

4.5K 29 0
                                    

Enjoy your reading!!!



Tidak ada yang tahu kalau dibalik penampilannya yang sangat casual, Joe adalah calon dosen yang dikirim oleh kampusnya untuk mempelajari musik klasik dan manajemennya. Tidak ada yang tahu juga bahwa ia anak seorang atase kebudayaan Inggris untuk Indonesia, yang lahir di London dan sudah berkeliling lebih dari 8 negara. Dia bahkan baru memiliki KTP 4 tahun yang lalu setelah ia memutuskan jadi WNI. Tidak ada yang tahu hingga siang itu ketika dua keluarga bertemu di bandara menunggu pesawat yang di delayed.

Keluarga Thala dan Joe bertemu di ruang tunggu lobby bandara dan berbicara banyak disana. Keluarga Thala akan pulang ke Indonesia setelah Rina menyelesaikan post-doctoralnya, sementara keluarga Joe juga akan kembali ke Indonesia setelah 2 minggu mengunjungi anaknya. Harus Thala akui meskipun ia tidak suka akan kelancangan Joe pada ibunya, keluarga Joe sangat menyenangkan.

Ketika pengumuman check-in terdengar bahwa pesawat yang akan mereka tumpangi telah siap, semua berdiri, bersiap untuk perpisahan dalam waktu yang panjang.

"Jaga diri baik-baik ya sayang. Call us. Check your email everyday. Ok?" Rina mulai bertindak seperti ibu yang khawatir meninggalkan anak gadisnya di negeri orang.

"Sip Bunda. Let us chat in the early morning which is evening in Indonesia. Ok?"

'Titip Thala ya Joe," kata Rina pada Joe.

"Bunda apa-apaan sih. Aku kan bukan barang, pake dititipin segala," protes Thala. Sebenarnya bukan kata 'titip' yang ia masalahkan, tapi pada Joe...? Fuih! Setelah dari bandara ini Thala tidak ingin bertemu dia lagi.

Dengan senyum Joe menjawab,"Baik Mbak, eh Tante. Siap, laksanakan!"

Jawaban Joe memang terkesan bergurau hingga semua orang tersenyum tapi Thala merasa muak melihatnya.

"Thala dianter sampe apartemen ya Joe, biar gak usah naik taksi."

"Gak usah Tante. Joe sibuk. Nanti merepotkan," sergah Thala pada mama Joe.

"Sibuk apa, wong kuliah aja belum mulai. Dia baru sibuk kalau malem, ngeband. Apartemenya juga searah dengan apartemenmu, kan sekali jalan."

Thala tak berkutik.

"Dianter ya Joe!"

"Iya, iya Ma."

Meskipun dongkol, Thala fokus merangkul keluarganya satu-satu, Bunda, Ayah dan Genta, adiknya semata wayang. Dan sialnya Genta terlihat tergila-gila pada Joe. Apalagi Joe anak musik, Genta ingin sekali jadi anak band.

"Bye Kak Joe, kapan-kapan ajari Genta musik klasik ya!" ujarnya sambil melambaikan tangan. Joe menjawabnya dengan two thumbs up, sementara adik Joe malah memberi Thala kiss the air.

AHHH.....!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang