Would You...?

2.8K 31 3
                                    

Thala tercengang tapi tak berani berkomentar. Joe makan dengan mangkok dan sendok yang sama dengannya. Perasaan Thala tak karuan.

Sebelum Thala sadar, Joe sudah selesai dengan baksonya. Ia mencuci dan mengeringkan alat makannya. Thala hanya berani melihat punggungnya. Selesai mengeringkan tangan, Joe menoleh dan membuat Thala menoleh ke sisi lain.

***********

"Aku pulang ya!"

Thala mengangguk.

"Ini nomerku. Kalau ada apa-apa bahkan untuk teman curhat, telpon aku."

Joe meletakkan secarik kertas dan Thala membiarkannya, tapi matanya tertuju pada angka-angka itu. Perlahan Joe berjalan menuju pintu depan. Thala memandangi punggungnya.

Sebelum sampai ke pintu, ia berhenti dan berbalik. Thala terkejut, tapi wajah Joe terlihat bingung seperti ada sesuatu.

"Nomerku jangan sampai hilang ya!"

Thala mengangguk.

"Langsung disimpan ya!"

Thala kembali mengangguk. Dan Joe menghilang.

Perlahan Thala mengambil kertas itu, melihat angka-angka dan terasa ada yang aneh. Ada tulisan lain dibalik kertas itu. Thala membaliknya dan....

Would you be my wife?

Perutnya langsung melilit, detak jantungnya sangat terasa dan keringat dingin keluar....

-------

Joe baru saja akan mendekati mobilnya ketika telpon gengamnya berbunyi. Tertera nomer tak dikenal disana.

"Hullo..."

Tak ada jawaban untuk sekian detik.

"Hullo..."

"I would be very happy." Klik.

Joe menengadah ke lantai tiga. Tadi ada bayangan seorang gadis disana. Tapi ketika Joe melihatnya, lampu langsung dimatikan. Kali ini Joe tak peduli. Lampu boleh dimatikan dan jendela boleh ditutup tirainya, tapi ia sudah melihat hati Thala dengan terang benderang.


The End....! :)

AHHH.....!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang