Hei aku punya tiga kata, dan kata itu sangat sederhana. 'Aku cinta kamu'
* * *
Normal POV
Ratu menatap keluar jendela kelas sambil sesekali tersenyum kecil.
Kedua matanya tak henti-hentinya memancarkan kebahagiaan yang begitu mendalam.
"Ratuu, ayo dong cerita ke gue. Lo ini kenapa sih senyum-senyum sendiri dari tadi," rengek Tiara.
Cindy menghela nafas panjang dan mendorong kepala ratu dengan telunjuknya.
"Rat, lo kenapa sih? Ngomong ke kita dong apa yang bikin lo kayak orang gila, pagi-pagi begini. Lo mah jadi orang, gak mau bagi-bagi kebahagiaan,"
"Iya gue gila karena cinta," Ratu tertawa kecil dan bertopang dagu.
"Bukannya tanpa cinta, lo emang udah gila ya?" Celetuk Cindy.
Mendengar itu, Ratu langsung memincingkan mata ke arah Cindy. Membuat Cindy terkekeh dan mengacungkan kedua jarinya.
"Tapi kalo diliat-liat dia emang sempurna banget," kata Ratu sembari mengedip-ngedipkan kedua matanya.
Tiara menggaruk kepalanya, bingung. "Maksud lo Radit?"
"Anjir! Beneran Rat? Yang lo maksud sempurna itu si Radit?" Tanya Cindy cepat.
Ratu mengusap wajahnya dan mengelus dadanya berusaha bersabar. "Kapan gue punya temen normal," kata Ratu.
Cindy mendengus, "seriusan nih gue, siapa? Alden ya?"
Ratu menjentikkan jarinya cepat. "Nah, situ tau. Kenapa malah nanya lagi,"
Tiara tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Cindy yang berubah masam.
"Gue kayak orang bego ya, kalo ngobrol sama lo," sindir Cindy.
Ratu terkekeh, "oke gue minta maaf, gue bercanda doang kok,"
Cindy hanya menghela nafas dan mengangkat kedua bahunya acuh.
"Oke deh gue ceritain nih, kejadian tak terlupakan seumur hidup gue," kata Ratu.
"Apaan? Kejadian apaan tuh?" Tanya Cindy dan Tiara antusias.
Ratu menceritakan semuanya dari awal. Tentang Alden yang mengajaknya nge-date, Alden yang menggenggam tangannya, pokoknya semua yang ia alami. Termasuk Radit yang mengantarnya pulang.
"Anjir, seriusan lo? Alden ngajakin lo nge-date? Kapan? Kok kita gak tau ya?" Tanya Cindy bertubi-tubi.
Ratu tersenyum simpul, "lo berdua sih, kemarin pada main pergi aja," jawabnya.
Tiara memutar bola matanya ke atas, tampak berfikir. "Tapi kenapa Alden kayak gak suka ya sama Radit?" Tanyanya.
Ratu mengangkat bahu, "mungkin aja karena Radit nyebelin," jawabnya pendek.
"Kalo dia nyebelin, kenapa dia mau nganterin lo pulang? Padahal lo kan udah nyeret dia ke BK," ujar Cindy.
Ratu mengetuk-ngetuk dagunya menggunakan pulpen yang ia pegang. "Iya juga ya? Ah tau ah, pusing gue mikirnya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Ratu
Teen Fiction"Kamu tau dia jauh dan sulit digapai, tapi kamu terus berlari mengejarnya. Kamu tahu dia bagai mimpi buruk, tapi kamu tidak mau bangun dari mimpi itu. Kamu tahu semua ini menyakitkan, tapi kenapa kamu gak mau berhenti?" -Kisah Ratu- Merelakan orang...