You tell me that you love me, but do I have to believe that?
* * *
Asap mengepul dari cangkir berisi kopi milik Ratu. Ratu menggosok-gosokkan kedua tangannya, untuk menghangatkan dirinya.
Tangannya semakin merapatkan jaket cokelat, yang sedang ia kenakan. Sudah lewat 2 jam, hujan tidak berhenti turun. Malah semakin deras, membuat Ratu kembali mendengus sebal.
Jika bukan karena Alden, Ratu tidak mau berdiam diri di sini terlalu lama. Lebih baik di rumah, menikmati hari libur dengan menonton tv dan bermalas-malasan seharian.
Ratu celingukan mencari Alden. Akhirnya sosok yang ia tunggu datang juga. Alden datang dengan jaket bomber hitam dan topi putih yang menutupi separuh wajahnya. Alden tersenyum lebar ketika melihat Ratu melotot ke arahnya.
"Gila lo, gue udah nunggu 2 jam di sini tau! Bisa mati kedinginan gue," omel Ratu.
Alden menarik kursi di depan Ratu dan menggaruk lehernya, merasa tidak enak.
"Sori deh, di jalan macet banget tadi. Belum lagi hujan deres, gue berteduh dulu," Ratu menghela nafas berat dan menatap Alden.
"Lo mau pesen apa? Yang anget-anget aja jangan es," ucap Ratu sembari menyeruput kopi miliknya.
Alden tertawa kecil, "perhatian banget lo, kek pacar gue aja,"
Hampir saja Ratu tersedak karena ucapan Alden. Ratu mengelap mulutnya dengan tisu, dan menendang pelan kaki Alden.
"Paling jago lo kalo yang kayak gituan, udah buruan pesen!" ketusnya.
Alden tersenyum lebar dan langsung memanggil pelayan untuk memesan teh hangat.
"Ngomong-ngomong lo ngapain nelfon gue, nyuruh ke sini?" tanya Ratu.
Alden memutar bola matanya, lalu menjentikkan tangannya. "Oh iya, gue pengen tanya yang ikutan pentas seni siapa aja?"
"Banyak lah yang ikutan, ada yang ikutan drama, main musik, dance, tari, pokoknya banyak. Emang napa tanya gituan?"
Alden menggeleng pelan lalu tersenyum. "Kalo lo nanti ikutan apa?" tanyanya lagi.
"Mungkin main musik, tapi nggak tau deh. Diliat aja nanti," jawab Ratu.
"Kalo temen lo, ikutan apa?" Ratu mengerutkan dahi.
"Temen gue yang mana? Si Cindy atau Tiara?" Ratu mengaduk-aduk kopinya, sebelum meminumnya kembali.
"Dua-duanya," kata Alden lalu ikut meminum tehnya yang sudah datang sedari tadi.
"Kalo Cindy gak tau dia mau ikutan apaan, tapi kalo Tiara udah pasti dia ikut drama," Ucap Ratu.
Alden hanya mengangguk-angguk mengerti lalu tersenyum lebar.
Ratu menyipitkan matanya, "lo suka ya sama salah satu dari temen gue?"
Alden melongo sebentar lalu tertawa keras mendengar ucapan Ratu.
"Sembarangan lo kalo ngomong, kenapa gue harus suka cewek lain kalo udah ada yang di depan mata," kata Alden lalu memperbaiki posisi topinya.
Ratu bersumpah demi apa pun, dia ingin hilang dari tempat ini detik ini juga.
* * *
"Gue pastiin semuanya udah beres Rat," Ratu menoleh ke arah Clara yang sedang membereskan kertas-kertas, yang dipakai untuk rapat tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Ratu
Teen Fiction"Kamu tau dia jauh dan sulit digapai, tapi kamu terus berlari mengejarnya. Kamu tahu dia bagai mimpi buruk, tapi kamu tidak mau bangun dari mimpi itu. Kamu tahu semua ini menyakitkan, tapi kenapa kamu gak mau berhenti?" -Kisah Ratu- Merelakan orang...