CHAPTER 4

81 7 3
                                    

Author POV

Reza mengerjapkan mata perlahan ketika mendengar bunyi dahsyat dari pintu kamarnya. Ia berdecak kecil, turun dari tempat pembaringannya kemudian berjalan kearah pintu.

"REZA MONYET BUKAIN PINTU!"

"Iya-iya bawel!" Sungut Reza ketika mendengarkan kembali teriakan Huriyah yang sangat keras

"Dosa apa gue punya sepupu mirip kodok gitu?" Umpat Reza memelankan suara, bisa bahaya jika Huriyah mendengarnya

Cklek

Pak

"Lama banget bukain pintu!"

Reza meringis kecil mendapatkan jitakan keras dari Huriyah di kepalanya. Baru saja ia ingin membalas perbuatan jahannam sepupunya itu, namun pergerakannya berhenti saat melihat gadis di samping Huriyah.

"Elo? Ngapain lo disini?" Reza menaikkan sebelah alis pertanda bingung, tapi raut wajahnya berubah menjadi senyuman tengil. "Jangan-jangan lo kangen yah sama gue? Halah baru aja sehari nggak ketemu udah kangen....adoh"

Pak

Ucapan Reza terpotong ketika mendapatkan jitakan dikepala untuk kedua kedua kalinya, tapi kali ini pelakunya adalah Nisa.

"Najis! Kurang kerjaan banget gue kangen sama makhluk astral kayak lo?!" Nisa berdecih tak suka memperlihatkan tatapan permusuhan yang biasa ia tunjukkan pada Reza

Huriyah hanya terdiam, membiarkan kedua orang itu memulai perseteruan kembali. Ia mengulum senyum dalam diam.

-Padahal waktu disekolah tadi nggak bosan-bosannya ngelirik bangku Reza- Batin Huriyah

Reza hanya terkekeh, membuat Nisa kesal entah mengapa malah membuatnya merasa sangat senang. "Trus kalau nggak kangen? Ngapain lo kesini?"

"Gue mau ngambil jepitan gue, mana?" Nisa menyodorkan tangan layaknya penagih hutang

"Gue nggak ngambil jepitan lo kok" Elak Reza

Nisa mempertajam tatapannya. "Mana? Jangan becanda deh! Itu pemberian terakhir nenek!"

"Lah? Kalau itu pemberian nenek lo, napa gue yang disalahin? Gue nggak ngambil!" Bantah Reza

"Gue lagi nggak mau becanda Rez" Ucap Nisa dengan tatapan memohonnya, berharap Reza memberikannya jepitan tersebut.

"Gue juga nggak lagi becanda, lagian udah tau benda penting malah dilempar sembarangan!" Cerocos Reza mengalihkan tatapan pada Huriyah yang sedari tadi hanya senyum-senyum sendiri

Tak

Huriyah memegangi keningnya yang baru saja menjadi sasaran baru Reza."Aww" Ringisnya

Reza berkacak pinggang. "Mana salep gue? Gue nyuruhnya bawa salep, bukan si pendek ini!" Ucapnya sambil menunjuk Nisa tanpa dosa

Nisa dengan spontan menghantam kepala Reza menggunakan tas punggungnya. "Enak aja gue dibilang pendek!"

"Ish" Reza hanya mengumpat kecil sambil memegangi kepalanya yang terasa berdenyut. "Dasar nggak nerima kenyataan" Ucapnya kembali memanas manasi telinga Nisa

"APA LO BILANG? MINTA DIBANTING YA LO....."

"Sssttt"

Nisa terbungkam seribu bahasa, ia mematung ketika Reza menaruh jari telunjuk pada bibirnya. Jarak merekapun sangat dekat karna Reza yang memajukan badan mendekati Nisa.

"Emm.. Gue ke dalam dulu, kebelet" Izin Huriyah menahan senyum gelinya.

"HUR" Teriakan Nisa sungguh sia-sia karna Huriyah yang secepat kilat menghilang meninggalkannya. "Ish!" Gerutunya, dalam hati mengumpat keras  karna suasana yang semakin membuatnya gugup, apalagi dengan Reza yang tambah memajukan diri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tentang HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang