CHAPTER 3

73 10 1
                                    


Author POV

Nisa memeluk guling kesayangannya dan membalikkan badan menghadap jendela kamarnya. Malam ini ia sangat susah berbaur kealam mimpi. Entah mengapa fikirannya terus melayang pada kejadian beberapa jam lalu.

Flasback On :

Nisa berdecak sebal lalu menepuk jidatnya dengan keras. "Jepitan rambut guekan diambil tuh curut?!"

Dengan cepat Nisa kembali membalikkan badan dan berlari keluar gerbang berharap Reza belum melenggang pergi. Ia melihat mobil Reza yang sudah berjalan tidak jauh dari posisinya sekarang.

"Woi! Berhenti!" Teriak Nisa namun sangat sia-sia karna Reza tidak mendengarnya.

Nisa menghentakkan kaki kesal. "Aish! Itukan jepitan pemberian terakhir nenek!" Decak Nisa memutar pandangan

Entah ia sedang beruntung, atau tuhan sedang menolongnya, sebuah taxi tiba-tiba melewatinya. Dengan cepat Nisa memberhentikan taxi tersebut dan naik kedalam. "Pak ikutin mobil putih di depan itu! Cepetan yah pak" Suruh Nisa dengan cepat melihat mobil Reza yang sudah sangat jauh. Masalahnya dia tidak tau rumah Reza.

"Berhenti disini pak" Perintah Nisa melihat mobil Reza yang memasuki sebuah rumah megah bernuansa biru

"Tunggu saya ya pak, sebentar kok" Ucap Nisa turun dari taxi dan memasuki gerbang rumah tersebut.

Nisa berhenti di depan pintu utama Reza yang tertutup rapat."Najis banget gue ngedatangin rumah nih anak" Gumam Nisa namun tak urung mengangkat tangan untuk memencet bel rumah, namun...

"Kakek dapat kabar lagi dari sekolah kamu"

Nisa menurunkan kembali tangannya mengurungkan niat mengetuk pintu.

"Terus? Apakah anda akan menghukum saya lagi bapak Wijayanto?" Nisa bisa mendengar jelas suara Reza yang selama ini selalu menyebalkan di telinganya.

BRAK

Nisa tersentak mendengar suara seperti sebuah pukulan. Dengan pelan Nisa mencoba membuka pelan pintu rumah tersebut, dan sedikit mencondongkan tubuhnya.

"Kalau gue nggak ingat lo kakek gue, udah habis lo dari tadi! Bersyukurlah gue masih bisa jadi anak baik" Nisa dapat melihat baik Reza yang terduduk dilantai sambil menatap tajam pria berjas yang memunggungi Nisa

BRAK

Mata Nisa membulat, nyaris saja ia berteriak. Namun dengan cepat ia menutup mulutnya ketika melihat pria itu menginjak dada Reza dengan sadis, hingga membuat Reza sekarang dalam keadaan terbaring.

"Baik katamu? Berbuat kerusuhan di sekolah, bolos, balapan liar, minum-minuman keras?" bentak pria yang Nisa ketahui adalah kakek dari Reza

"APA ITU BAIK?!"

Nisa memundurkan langkah tak sanggup melihat adegan tadi. Ia menutup mata dan berusaha menetralkan jantungnya yang berdetak kencang.

"Kenapa kamu jadi anak brandalan seperti ini hah?! Jika kamu seperti ini terus, siapa yang akan menjadi pewaris perusahaan Kakek nanti?!"

Tentang HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang