Flashback
Tokyo, Jepang
"Oppa tolonglah, kumohon antarkan aku" Soeun memohon dengan kedua tangan menyatu didepan dadanya, ia tak tahu kakaknya itu ada disebelah mana yang pasti ia tahu kalau kakaknya berada di ruang rawatnya.
"Oppa jangan diam saja, aku tahu kau disini. Kau tak bisa menipuku!"
"Oppa!!" Kesal Soeun karena diabaikan
Jaejoong menghembuskan nafasnya kesal, melihat adiknya yang begitu keras kepala sejak sadar selalu merengek meminta bertemu dengan keluarga pendonor.
"Oppa, aku hanya ingin mengucapkan terima kasih. Apa kau tak bisa merasakan posisi mereka, coba itu aku. Bagaimana perasaanmu" jelas Soeun, meminta Jaejoong untuk mengerti.
"Sso kau tahu bukan kalau pendonor itu menutupi identitasnya sebagai seorang pendonor. Itu artinya dia tak ingin kita tahu siapa dia" balas Jaejoong masih tak beranjak dari sofa tunggal yang berhadapan dengan brankar Soeun, karena jika ia mendekat pasti tangannya sudah menjadi korban rengekan adik kecilnya itu.
"Jangan pura-pura tak tahu Oppa, aku yakin kau tahu siapa yang mendonorkannya" Soeun berdecak
"Aku tak tahu" gumam Jaejoong
"Dan jawaban itu, menambah keyakinanku jika kau sebenarnya tahu" balas Soeun cepat
Jaejoong mendengus, susah sekali membohongi adiknya ini atau memang dirinya sendiri yang tak pernah bisa berbohong pada Soeun.
"Ok, aku menyerah" Jaejoong mendekati Soeun dan duduk disisi gadis kecilnya itu. Dan seperti perkiraannya tangannya langsung diraih dan menjadi korban. Jaejoong heran kenapa adiknya ini suka sekali meremas-remas seperti ini. Mau itu sedang merengek ataupun gelisah.
"Kita akan menemui mereka~~"
"Benarkah, akhh terima kasih Oppa. Kau memang yang terbaik" Soeun langsung menyahut cepat dan memeluk Jaejoong setelahnya. Jaejoong tersenyum dan menepuk-nepuk punggung adiknya.