Yunho berjalan bak seorang model di catwalk setelah menyelesaikan meeting yang sudah menjadi rutinitasnya sehari-hari. Kali ini bukan di ruangan tertutup dan hanya beda beberapa lantai dari ruang kerjanya. Tapi kini ia berada di sebuah ruang privasi di salah satu restaurant pusat perbelanjaan ternama. Sebagai pihak yang membutuhkan kucuran dana untuk proyek barunya, mengikuti keinginan calan investornya ini adalah salah satu hal yang biasa.
Ketika ia akan mendekati lift yang akan membawanya menuju basement, dirinya melihat sesuatu hal yang menarik perhatiannya. Lebih tepatnya ia mengingat suatu hal yang terjadi lusa kemarin. Tanpa sadar langkah kakinya berjalan mendekati tempat itu.
----------------
Pandangannya mengikuti dari bawah keatas korban mobil kesayangannya. Mengenaskan. Basah kuyup dan kotor. Dan Yunho hanya bisa menghela nafas dalam waktu sangat singkat hingga Soeun yang dihadapannya tak bisa melihatnya.
----------------Seorang pramuniaga menghampirinya begitu ia memasuki outletnya tersebut. Senyum yang biasanya untuk menampilkan kesan ramah justru terlihat menggelikan baginya. 'Ini hanya sekedar wajah' gumamnya dalam hati
"Ada yang bisa saya bantu, Tuan" sambut wanita itu dengan suara selembut mungkin
Yunho masih menyusuri isi dari seluruh outlet -yang cukup besar- sejauh matanya memandang. Tapi perhatiannya akan selalu tertuju pada sebuah maneken didepan sana dengan bayangan seseorang yang akan mengenakannya.
Yunho melangkah ke tujuan utamanya masuk kesana. Ia menunjuk pada sebuah maneken dari bagian belakangnya.
Wajah sang pramuniaga itu tampak diliputi awan mendung menunjukan kekecewaannya. Not available. Bagi sang pramuniaga.
"Kami mempunyai beberapa item yang sama dibagian sebelah sana. Anda ingin memilih dahulu"
"Cukup yang sama seperti ini" singkat Yunho dalam intonasi datar.
Sang pramuniaga berusaha menunjukan senyum terbaiknya. Tamunya ini hanya akan ada dalam sekejap mata memandang.
"Baiklah akan saya siapkan, tuan bisa kebagian kasir untuk pembayaran dan pengambilan barangnya"
Tanpa jawaban Yunho segera melakukan pembayaran 'Sekarang ia telah memberikan sedikit dari hal-hal kesialan pada gadis itu' pikirnya, Yunho menggeleng-gelengkan kepalanya dengan senyum kecil mengingat peristiwa konyol antara Soeun dan Jungkook lusa kemarin. Kesialan Soeun hari itu setelah menjadi korban mobilnya ditambah Jungkook sebagai penyerta.
Yunho tak tahu tingkahnya itu membuat sang kasir menahan napas melihat senyum satu milimeter miliki Yunho yang tampak seperti seringai tampan bagi si kasir.
***
Yunho masih disibukan dengan berkas-berkas yang harus ia baca dan tanda tangani. Sebagai pemimpin perusahaan ia mengemban tanggung jawab penuh pada setiap berkas-berkas yang diterimanya. Bukan hanya sekedar tanda tangan tanpa tahu lebih dalam setiap isi berkas-berkasnya. Dokumennya masih menumpuk menanti untuk dibaca dan pelajari walau waktu sudah menunjukan waktu pulang.