2. Hello or Goodbye?(b)

100 5 0
                                    

Bandara ini terlihat biasa saja. Namun jelas-jelas ini berbeda. Andrew tidak pernah biasa dalam memilih sesuatu. Sekarang saja ia akan berangkat dengan menggunakan pesawat pribadinya. Aku hanya menunggu di bangku yang telah tersedia di ruang tunggu VVIP. Andrew terlihat sibuk berbicara dengan pilot pribadinya. Sedangkan Damy sibuk dengan ponsel yang menempel di telinganya. Damy mengumpat dengan keras saat mencoba menghubungi seseorang. Aku begitu malas mendatangi mereka berdua untuk bertanya, "Everything oke?"

Membuka tas selempang dengan malas dan mengambil handphoneku. Aku membuka aplikasi Google untuk menghilangkan rasa bosan. Mengetikkan kata "Tempat berlibur di New York." Dan ada banyak tempat yang begitu menakjubkan untuk di kunjungi. Namun aku lebih menkhususkan pencarian di bagian Manhattan. Aku begitu berbinar saat melihat pantai yang sangat ingin aku kunjungi dari dulu. Melihat ulasan komentar tentang pantai tersebut, aku langsung jatuh hati dengan gambar yang di sediakan.

Ini tepat yang menakjubkan untuk di kunjungi.- Gisella

Bahkan jika kau hanya bermain voli pantai seharian, kau akan tetap menikmatnya.- Alvian

Aku berpikir tentang surganya pantai untuk pantai ini.- Jo

Aku selalu mengunjunginya setiap liburan.- Katherine

Tempat dengan pria tampan berkulit coklat.- Paris

Wanita berbikini yang seksi. Ahhh aku sangat menyukai tempat ini.- Mike

Aku suka pantai ini, karena aku bertemu dengan suamiku disini.- Mia

Aku tersenyum sendiri membaca banyaknya komentar yang sampai lebih dari lima ribu tersebut. Memikirkan voli dan berjemur membuat aku tidak sabaran untuk membeli bikini. Namun tidak tahu siapa yang akan aku ajak untuk ke pantai tersebut. Aku tahu, bahwa tidak ada satu orangpun yang aku kenal. Dan kenyataan tersebut membuat aku menelan pil pahit.

Sial.. bisakah aku bahagia walau hanya sebentar saja?

"Apa yang sedang kau pikirkan, Jenn?" Damy duduk di sampingku. Dan aku begitu malas untuk menjawab pertanyaanya. Aku hanya menyodorkan handphoneku yang masih memuat tentang komentar-komentar dari pantai tersebut.

"Kau menyukai pantai?" Aku melihat Damy dengan malas sambil memutar mata dan badan.

"Aku tidak tahu, Damy. Sebab aku belum pernah mengunjungi pantai, sekali pun." Itu benar.

"Oh, Babby girl. Bagaimana bisa?"

"Kau tahu dengan jelas. Aku tinggal di desa yang mana banyak bunga matahari dan lavender tumbuh disana. Dan aku tahu. Pantai tidak tepat jika berada disana." Aku memutar mata.

"Maaf, aku melupakan fakta tersebut." Damy menyengir lebar tanpa dosa. Aku mengangguk saja sambil kembali mengambil handphoneku darinya. Membuka tautan lain untuk melihat gambar dari pantai tersebut dengan sudut pandang yang lain.

"Kau bisa mengunjungi atau bahkan berlibur ke seluruh pantai yang ada di Manhattan."

Aku langsung menatapnya dengan pandangan yang bertanya "Benarkah? Kau bersumpah?" Dan Damy mengangguk antusias. Aku langsung memeluknya cepat. Aku mengucapkan kata-kata yang biasanya selalu aku ungkapkan. Di balik punggung Damy. Aku masih melihat Andrew yang berbicara dengan Pilot. Andrew menatap aku dengan pandangan bertanya. Namun aku hanya mengatakan lewat isyarat bahwa aku baik-baik saja. Aku mengecup pipi Damy berulang kali hingga membuat Damy terkekeh dengan air mata yang sedikit menggenang di ujung matanya. Damy begitu lucu jika terus terkekeh. Sebab Damy tidak begitu tahan jika harus tertawa dengan durasi lama. Namun aku tidak peduli.

Jenna or JenniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang