pertunangan

1.1K 18 1
                                    

"Arta kamu ganteng banget".ucapku lihir




"Uhukk...uhukkk...apa Pris?".
"Emang tadi aku ngomong apa?".ucapku pura-pura tidak tahu
"Hmmm..gak jadi deh".setelah itu Arta melanjutkan makannya
"Arta..jalan yuk ke kebun".ucapku
"Iya..habis ini makananku habis".ucapnya dengan semangat







Aku dan Arta berjalan menyusuri kebun teh yang indah ini.. tiba-tiba Arta menanyakan hal-hal yang membuatku binggung untuk menjawabnya.

"Priska sebenernya kamu kabur dari rumah gara-gara apa?".tanyanya dengan nada serius
Akupun binggung untuk menjawabnya.
"Pris jawab aku,aku berhak tau kan?". ucapnya.
Akhirnya aku menyerahkan dan menceritakannya.
"Jadi aku akan dijodohkan oleh tanteku dengan pemuda desa,Tante memaksaku dengan alasan orang tuaku memiliki hutang yang banyak semasa hidupnya,aku tidak percaya itu dan akhirnya aku memutuskan untuk pergi dari rumah Tanteku itu".ucapku sambil menahan tangis
"Jadi kau akan dijodohkan?eisttt tunggu dulu apakah orang tuamu sudah tiada?". Tanyanya
"Iya dan akhirnya aku tinggal bersama tanteku".
"Nama tantemu siapa?". tanyanya
"Melisa".ucapku dengan suara serak berusaha menahan tangis.
"Hmmm...nama colon tunanganmu siapa?.tanyanya lagi
"Aku tidak tau nama maupun wajahnya,aku tidak ingin melihat wajahnya walaupun hanya sekali".ucapku dengan air mata yang mulai mengalir
"Pris sebenarnya nasib kita sama..aku juga akan dijodohkan dengan gadis kota".ucapnya
"Lalu kau menyetujuinya?".tanyaku,entah mengapa ada rasa peri dihati karena Arta mengatakan hal tersebut.
"Aku tidak bisa menolaknya,karena papaku adalah orang yang keras mau sekeras apapun usahaku pasti akan sia-sia". ucapnya
"Hmm..nasib kita miris sekali".ucapku
Arta melirikku dan terkejut karena aku menangis,ya tadi aku menangis dalam diam agar Arta tidak mengetahuinya tetapi pikiranku salah ia tetap mengetahuinya.
"Sejak kapan kau menangis?apakah ada yang salah dari ucapanku?".
"Aku menangis bukan karena mu tapi karena nasibku yang sebegitu buruknya".ucapku dengan berlinangan air mata
"Kau tidak boleh menyalahkan takdir cengeng".ucapnya dengan nada bercanda
"Apa yang kau bilang,aku cengeng?,kau ingin mengajakku perang dunia?.ucapku dengan nada marah
"Ya..setannya mulai keluar dah".ucap Arta
"Aku memang kurang ajar".ucapku dengan memukuli dadanya
"Yak sakit akan ku balas kau".ucapnya
Tetapi aku sudah lari untuk menghindari balasan darinya.kami bermain kejar-kejaran di kebun teh yang indah ini dengan tawa bahagia menghiasi.

"Priska awas saja kalau kau kenak".suara Arta terdengar dekat denganku,akupun menambah kecepatanku untuk berlari walaupun sebenarnya sudah tidak kuat
"Yak berhentilah mengejarku Arta,aku sudah tidak kuat lagi".ucapku sambil berlari
"Nah dapat".Arta memelukku dari belakang
"Apa yang kau lakukan?".ucapku
"Agar kau tidak kabur lagi Priska".ucapnya
"Aisssss....apa yang kau mau?".tanyaku
"Apa ya akan ku pikirkan".ucapnya
"Sambil kau berpikir bagaimana kalau kita pergi mencari makan aku lapar sekali tau".ucapku sambil membuat wajahku dengan ekspresi selucu mungkin
"Kau barusan abis makan diruamah Priska ku sayang". ucapannya sukses membuat ku mencengang.

"Apa barusan dia bilang sayang padaku?".batinku
"Ah.. mungkin kau salah dengar Priska". batinku lagi

"Apa yang tadi kau bilang sayang?".ucapku dengan penekanan dikata sayangnya.
"Iya,emang nggak boleh?".pernyataan itu sukses membuat pipiku merona.
"Ehmmm... terserah kau saja". ucapku
"Ada apa dengan wajahmu"?.tanyanya
"Kenapa aku cantik ya?".kataku
"Percaya diri amat sayang".ucapnya
"Ya kenapa pakek sayang sayangan sekarang?jijik tau". ucapku
"Hmmm..jadi permintaanku adalah....Kau jadi pacarku". ucapnya

Penantian BerhargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang