8

237 39 30
                                    

Vote dulu ya
.
.
.
Siap?
.
.
Cus baca

.
.
.
"Bukan untuk tidur,  tapi mengingat kejadian yang menjatuh bangunkan perasaan hari ini. " -Kang Seulgi
.
.
.

Tak dapat dipungkiri rasa sakit masih membekas di hati Seulgi.  Menyembuhkan luka membutuhkan waktu yang lama,  terlebih jika meninggalkan bekas.

Siapapun di dunia ini,  baik wanita ataupun pria,  ia tak ingin disakiti untuk kesekian kalinya.  Cukup sekali sudah membuat jengah.

Seungyoon,  lelaki itu datang lagi. Dengan perkataan manis dan tindakan yang dirindukan oleh Seulgi.  Bahagia?  Sangat,  momen ini adalah hal yang paling membahagiakan selama beberapa tahun belakangan ini.

Dicintai seseorang yang masih diharapkan,  siapa yang tak bahagia? Pasti bahagia,  tapi risau selalu ada. Apalagi mengingat kejadian malam itu, saat Seungyoon membuat semua luka menjadi nanar. Tak ingin terulang,  Seulgi berpikir lagi untuk memulai atau berhenti sampai disini.

Jisoo, wanita itu menjadi tembok yang menghalangi kepercayaan Seulgi. Walaupun mereka tak pernah bertemu,  tetapi siapa yang tak kenal Jisoo?  Member girlgroup tersohor seantero Korea Selatan.

Disandingkan dengan Jisoo?  Seulgi jauh dari angka 0, mungkin nilainya minus. 

Dari segi penampilan,  walaupun secantik apapun Seulgi, pasti kalah dengan Jisoo yang merupakan visual dari girl groupnya.

Materi?  Jangan ditanya lagi,  Seulgi yang diumur 24 tahunnya masih sibuk merintis impian menjadi penulis,  boro-boro untuk beli baju jutaan,  untuk bayar uang kontrakan saja sudah susah bukan main.

Keraguan itu selalu ada dan tak akan pernah hilang.  Saat ini ia merasa waktu sudah berlalu, sudah 3 tahun ia dan Seungyoon berpisah,  jika Seungyoon memilih untuk pergi,  tak ada hak untuk menghalanginya. Terlebih ia akan mendapatkan yang lebih baik dari Seulgi.

"Aku pergi dulu,  banyak yang harus ku kerjakan. "

"Nggak mau ketemu anak-anak? "

"Salam untuk mereka,  terutama Irene. "

"Irene? " Setahu Seulgi,  Seungyoon tak begitu dekat dengan Irene.

"Suruh dia temui aku di Mojiri Cafe besok jam 8."

"I...iya. "

Didalam rasa penasaran yang tinggi,  Seulgi memilih untuk diam.  Tak ingin bertanya lagi pada Seungyoon.  Lelaki yang dulu anak kecil cengeng sekarang sudah dewasa dan sibuk akan pekerjaannya. Ia tak ingin merepotkan lagi.

Seulgi kembali ke rumahnya,  melewati sepinya jalanan jam 10 malam.  Ia pasti sedang dipersiapkan dengan jutaan pertanyaan oleh Sehun,  Wendy,  dan Irene.

Jujur saja,  ia tak ingin bertemu Sehun.  Apalagi dengan masalah yang baru saja terjadi,  ditambah lagi ia pergi setelah menerima pesan dari Seungyoon.

"Ahhh,  perang ini belum kelar, " gumam Seulgi sembari mengacak-ngacak rambutnya kesal.

"Sst..... Ssst! " suara itu berasal dari gang sempit disamping Seulgi.

Terlihat seorang pria yang memakai hoodie hitam dan topi hitam,  mengayunkan tangannya ke arah Seulgi, memanggil Seulgi kearahnya.

Seulgi rasa ada yang tidak beres. Belakangan ini sering terdengar kabar bahwa pria mesum berkeliaran di sekitar lingkungannya. Bisa jadi cowok itu komplotan geng mesum.

"Emm,  apa orang itu.. " gumam Seulgi diam di tempatnya.

Orang itu perlahan keluar dari gang dan terus melambaikan tangan ke Seulgi.

My Ex (Boy)friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang