Aku Tidak Yakin

6 0 0
                                    


Hari ini musim kemarau tiba. Sepertinya. Tak tahan untuk melangkahkan kaki keluar dari asrama untuk menghirup sibening yang hanya satu-satunya di dunia. Aku mengambil langkah pertama dan kemudian,

"Emh emh.. Perhatian. Seluruh siswi diharapkan berkumpul di aula pukul 08.00 pagi ini. Setelah sarapan, akan diberitahukan beberapa pegumuman penting. Terimakasih,"

Aku berpikir untuk mengurungkan niatku berkeliaran di halaman depan asrama. Namun aku mengingat akan sangat sulit mendapatkan kesempatan seperti ini. Kulirik jam di lengan kiri ku yang sedang memelototiku dan mencoba menyampaikan bahwa sekarang sudah jam setengah delapan, waktunya aku kembali ke kamar. Tapi aku bukan tipe penurut.

Halaman asrama adalah tempat yang cukup membayar kerinduanku pada kedua orangtuaku dirumah. Disinilah tempat kami berpisah terakhir kali. Tepat sebelas bulan yang lalu. Hampir setahun. Itu artinya sebentar lagi akan ujian kelulusan, dan kembali bertemu keluargaku. Walaupun sekedar menginjak rumput yang sama dengan sebelas bulan yang lalu, kerinduanku sedikit berkurang. Sedikit.

Ketika aku akan menlanjutkan langkahku, tiba-tiba terdengar kembali,

"Perhatian kepada seluruh siswa diharapkan sesegera mungkin berkumpul di aula. Sekarang!"

Aku sontak cemas mendengar nada bicara tadi. Seolah sesuatu sedang mengejar kami. Namun tak lama aku diselimuti sesal. Mengapa pagi yang kuharap cukup menenangkan, kini justru kacau diluar dugaanku. Padahal, pagi ini memang dijadwalkan bagi kami untuk bersantai sejenak. Mereka mengumumkannya dua hari yang lalu. Asramaku selalu sesuai dengan perencanaan, jarang terjadi pengecualian seperti sekarang. Lantas, ada apa dengan asrama ku pagi ini? 

Waiting till...?Where stories live. Discover now