Part 1

308 36 17
                                    

Woohyun sudah berpose didepan kamera, dengan posisi tengkurap dan hanya memakai celana jeans oranye sebatas lutut, dia mengenakan kaos putih tulang sebatas otot bisep. Ia tersenyum, menampakan canine teeth miliknya yang imut, laki-laki yang hampir berusia dua puluh itu kini menggigit bibir merahnya yang tebal. Mendapat sambutan meriah dari orang-orang dibalik kamera.

" Kamu keren! "

Model yang baru masuk itu namanya Lee Howon, dia atletis meskipun tidak begitu tinggi. Jangan dianggap remeh, Howon adalah pemegang sabuk hitam taekwondo tingkat tiga. Dia juga yang kali ini akan menjadi rekannya.

Howon sudah mengenakan setelan berwarna hitam, berdiri di sisi ranjang sambil memegangi dasinya yang juga berwarna senada. Sementara Woohyun masih berbaring di balik selimut tebal.

Lampu Blitz berkedip beberapa kali, sebelum akhirnya fotografer muda disana berdecak puas dengan hasil shoot mereka. Woohyun menatapnya kagum, kulit putih itu, bibir tipis yang seperti ceri, dan otot tegas yang dibalut garmen ketat. Ah, melihatnya saja sudah bisa menghadirkan pikiran kotor di otaknya. Sayang sekali fotografer yang diam-diam dia sukai itu sudah bertunangan dengan rekan satu lebelnya.

" Woohyun "

" Ah, Sunggyu Hyung, wae? "

Nama itu meluncur begitu mudah di bibirnya, seperti nama itu di buat khusus untuknya. Sunggyu, lelaki itu.......

" Woohyun kau sakit? "

Sebuah tangan mendarat di dahinya, Woohyun tersenyum lembut sebenarnya untuk menutupi kalau dia grogi karena jarak tubuh Sunggyu yang terlalu mepet dengannya.



" Aku sehat kok "

" Oh, lalu kenapa melamun begitu? "

Sunggyu menatap wajahnya, Woohyun bisa merasakan pipinya mulai menghangat dan ia yakin sekarang wajahnya sudah seperti kepiting rebus.

" Aku lapar, aku belum makan "

Kata-kata itu muncul begitu saja, , Woohyun bersyukur karena ia bisa mengucapkannya dengan lancar. Tapi jawaban Seungyeol malah membuatnya ingin melempar tubuh pemuda itu dari atap gedung.

" Woohyun tadi kan kita sudah makan "

Dan, kini wajahnya benar-benar memerah, entah karena malu atau menahan marah. Atau mungkin keduanya.

" Woohyun, nanti fotografer yang diceritakan padamu akan datang. Dia akan menggantikan aku selama beberapa bulan kedepan "

" Lho, memang Hyung mau kemana? Kok baru bilang? "

Woohyun mengerucutkan bibirnya, kala ia mendengar dari mulut Sunggyu sendiri kalau ia ingin rehat sejenak dari dunia karir.

" Tapi kenapa tiba-tiba? "

" Itu karena aku butuh istirahat, dan Myungsoo kebetulan mau menggantikan posisiku "

Aish, mendengar nama itu saja rasanya Woohyun ingin melempar pemuda yang dimaksud dari Namsan tower. Harusnya pemuda itu tidak menuruti kemauan Sunggyu jadi, kan fotografer kesayangannya itu tidak bisa ambil cuti.

" Kau jangan terlalu kasar atau galak padanya, ya. Dia itu orangnya killer lo "

Uggh, Woohyun jadi bertanya-tanya, Myungsoo itu sebenarnya seperti apa. Dari yang Sunggyu pernah katakan dia menyimpulkan kalau Myungsoo itu pemuda yang punya kumis tebal dan rambut gondrong makanya dia single sampai sekarang. Terlebih Sunggyu bilang padanya kalau si fotografer yang dimaksud itu suka dengan pemandangan alam yang hijau. Woohyun jadi merutuki pemuda itu dalam hati, dia berpikir selain penampilannya yang mirip preman atau pembunuh bayaran sepertinya si Myungsoo ini adalah Tarzan versi asli atau versi hidupnya.

" Kenapa melamun lagi, sih? "

Sunggyu bertanya lagi, Woohyun jadi tidak enak hati karena mengabaikan lelaki itu.

" Kamu tidak sedang memikirkan Myungsoo, kan? Kamu pasti berpikir kalau dia mirip Tarzan! Tenang, dia ganteng kok "

Woohyun jadi merona, karena ketahuan memikirkan si pemuda yang menurutnya Tarzan versi asli itu. Dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.

" Hehehehe "

Sesi pemotretan telah selesai, sejak beberapa jam lalu. Woohyun kini sudah berbaring di kasur empuknya. Otaknya terus bekerja, tentang bagaimana  membuat si fotografer baru itu tidak betah bekerja nantinya.






TBC

Jadi, gimana??

Unrequited (MyungHyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang