Part I

40.4K 1K 6
                                    

Arlene's POV

Kriiiing.... Kriiiing... Kriiiing..

Suara alarm berbunyi sangat nyaring hampir mengagetkanku yang masih asyik bergelut di alam mimpi. Aku mencoba menggapai alarm yang telah mengganggu tidurnyenyakku dan segera mematikan kebisingan yang terjadi.

Saat aku berniat akan menyambung kembali tidurku yang nyaman, dan ingin sedikit berleha-leha di pagi ini, karena memang hari ini tak ada mata kuliah di kampusku. Namun semua keinginan itu, kandas saat pintu terbuka lebar

Klekk

"Arlene.... Ayo bangun sayang, tidak baik anak gadis masih tertidur di pagi seperti ini" seseorang menguncang kecil tubuhku penuh sayang, bisa ku rasakan aroma tubuh yang tak asing di indera penciumanku kalau itu adalah wanita yang paling aku sayangi di dunia ini.

"Momm, please sebentar lagi, arle masih mengantuk" ujarku manja pada ibuku, ya seseorang yang sedang membangunkanku ini adalah ibuku yang paling amatku cintai.

Aku belum memperkenalkan diriku pada kalian, namaku Arlene aku anak tunggal dari keluarga Chandra. Dan di dunia ini aku hanya memiliki ibuku, seseorang yang sangat berharga dalam hidupku.

Mommy, yang menjadi kepala keluarga disini, karena beliau merangkap sebagai segalanya dalam hidupku, hingga dia di juluki dengan Mother Holic

Walaupun Mommy sering sekali pergi meninggalkanku di rumah yang besar bagaikan istana ini bersama bik surti seorang wanita paruhbaya yang sudah lama bekerja di rumah kami, beliau wanita kedua yang aku sayangi, karena setiap hari ku habiskan dengannya.

Seperti yang kubilang, di rumah ini Mommy berperan ganda dalam menyayangiku, dan mendidikku beliau berperan sebagai ibu dan juga ayah untukku. Setelah kepergian ayah 10tahun lalu, Mommy menjadi wanita tangguh namun berhati lembut aku tak pernah kehilangan kasih sayangnya sedikitpun.

"Sayang, buka matamu, dan bersiaplah sekarang!" ujarnya dengan sedikit tegas. Sambil menyibakan selimut yang tengah kugunakan untuk menutupi tubuhku di bawahnya

"Oh my lord, baiklah aku akan segera bersiap sekarang!" ujarku dengan wajah setengah di tekuk berjalan menuju kamar mandi.

Langkahku terhenti ketika kesadaranku mulai berkumpul sepenuhnya, aku berbalik menatap punggung ibuku yang sedang menyiapkan gaun untuk ku pakai. Tapi tunggu, kenapa harus memakai gaun? Apakah hari ini sangat penting?

"Momm, memangnya kita akan pergi bersiap siap kemana?" tanyaku bingung menatap Mommy.

"Sungguh mengenaskan daya ingatmu sayang, kemarin Mommy sudah bilang jika kita akan bertemu dengan rekan kerja mendiang papahmu dulu, Om surya" jelas Mommy masih sibuk memilih gaun yang cocok di lemari pakaianku.

Kulihat wajah Mommy sedikit memucat saat mengucapkan nama yang sebenarnya asing bagiku, karena aku tak pernah tau tentang teman-teman dan rekan kerja Mommy

..........................................

"Maaf menunggu lama, tadi di jalan ada sedikit kendala, jadi saya terlambat Ny. Chandra," seorang pria paruh baya mengagetkanku yang sedang asyik memainkan gadget, ada nada tekanan di nasa bicaranya

Mommy tersenyum dan mengangguk ke arahnya mempersilahkan pria itu duduk di bangku kosong di dekatnya.

"Tidak apa Tn. Surya, saya dapat memakluminya" ujar Mommy sambil tersenyum

Saat perbincangan yang mereka bicarakan sungguh membuatku mengantuk dan membuat bosan mendengar obrolan masalah perbisnisan yang amat tidak aku mengerti, aku tidak terlalu suka sesuatu yang berbau seperti itu.

Aku lebih suka seni dan musik, entahlah aku sama sekali tidak menuruni bakat kedua orangtuaku, terkadang aku aneh kenapa aku sama sekali tidak tertatik dengan semua hal itu, aku lebih menyukai kehidupan yang simple tanpa ada embel embel seperti itu di hidupku.

Walaupun aku sadar suatu saat nanti aku akan mewarisi semua perusahaan kedua orangtuaku yang telah mereka bangun dari nol hingga bisa terbilang cukup pesat sekarang ini.

Ini semua berkat usaha mendiang Ayahku yang tak kenal lelah dalam bekerja jungkir balik, tapi amat sangat membuahkan hasil yang menakjubkan.

"Selamat siang, maaf saya terlambat tadi saya ada sedikit urusan di kantor" suara seorang pria lagi yang meminta maaf atas keterlambatannya. Dan itu membuatku jenuh karena mereka tak bisa on time

Saat kursi sebelahku di seret dan tepat di sampingku dia langsung duduk di sebelah kursi kosong di sampingku, yang takkan kuketahui nanti akan ada penghuninya

"Kau nak Adam Purnama keponakan dari Tn. Surya ya?" ujar mommy dengan wajah terheran

"Iya tante, saya Adam Purnama. Sudah lama tidak bertemu" ujar pria itu ramah, aku masih tidak ingin melihat ke arahnya aku masih terfokus dengan gadget di tanganku.

"Momm, Arle minta ijin ke belakang." ujarku dan langsung di angguki Mommy.

Aku bangkit dari tempat dudukku dengan ceroboh tergesa-gesa, dan  tanpa sengaja aku menjatuhkan sesuatu yang membuat pria di sampingku menoleh padaku.

"Lain kali hati hati nona, gadis ceroboh" ucapnya sambil mengambil sesuatu yang terjatuh ke lantai.

Dia memberikan sebuah benda yang sedari tadi ku mainkan, dan betapa bodohnya aku bisa menjatuhkan ponsel itu tanpa sadar. Dan entahlah aku mulai tidak fokus sekarang

"Oh iya terimakasih pak" ujarku kikuk

"Aku tidak setua itu nona cantik" ujarnya sambil memperlihatkan manik mata nya yang berwarna abu, warna mata yang bisa membuatku tenang dan membuat semua wanita tertawan, seulas senyumnya sungguh terasa tulus membuatku ingin terus memandangnya.

Deggh

Dewi batinku, mulai menggelut banyak pertanyaan ymdi kepalaku, yang sukar untuk di ucapkan. Kenapa pria seksi ini tampan sekali???? Kenapa jantungku terasa berpacu cepat seperti ini, tak seperti biasa..

Sedari tadi aku tak merasakan hal ini semua, dan detak jantungku normal baik-baik saja, saat belum menatap dan memandang wajah pria tampan ini, tapi kenapa sekarang rasanya jantungku akan mencuat keluar, hanya dengan tatapan matanya?

"Kau tak apa? Wajahmu merah sekali, apa kau sakit?" tanya nya, sambil menyentuh tanganku lembut. Dan ini pertama kalinya tanganku di sentuh pria.

Aku hanya diam terpaku merasakan seluruh tubuh dan hatiku yang terasa panas saat tangannya menyentuh punggung tanganku, ingin sekali rasanya bibir ini meloloskan ucapan yang sangat memalukan sekarang

"Akkk..aku baik baik saja" jawabku setenang mungkin, tak ingin membuatnya merasa ilfeel dan tak nyaman dengan sikap konyolku ini



18 Agustus 2017
23 : 45 Wib

Love In The Dark (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang