Mengapa aku harus hanyut dalam duka, sementara cinta yang baru siap membawaku pada kebahagiaan....
IF THI HAAR
Cast :
Shahrukh khan (Bilal Mubarok)
Madhuri Dixit (Rajiya Begum)
Shriram Madhav Nene (Farru Nene/ Farhan Nene)
Arin Nene (Mohammad Arin Mubarok)
Rayaan Nene (Mohammad Rayaan Mubarok)
Harshaali Malhotra (Fathima Nour Mubarok)
Divya Dutta (Najma)
Anil Kapoor (Hassan ali):::Author POV:::
Entah sejak kapan wanita itu hanyut dalam lamunannya merenungkan setiap bait kehidupan yang dia jalani selama ini tanpa ada yang menegur mengapa hidup yang dia jalani seperti itu, mengapa hidupnya harus seperti cawan yang tak bertuan, tangannya hanya bermain-main pada keyboard komputer tanpa mengetik tulisan atau dokumen apapun.
"rajiya begum?" panggil suara yang sudah tak asing baginya
"ahh heumm" sesaat lamunan jiya pun buyar
"tuan Hassan ali memanggil mu keruangannya, cepatlah sudah sepatutnya engkau menerima kenaikan upah darinya" ujar najma pada jiya
"baiklah, sukhriya Najma ji" seraya tersenyum dengan Najma yang tidak lain adalah teman satu kantornya
"ek minute Najma?"
"are kya hua Jiya?"
"bisakah kau untuk tidak memanggilku dengan nama lengkapku? Kau selalu saja begitu" seraya memasang muka sebal pada najma
"ha ji mafkaana" ujar Najma seraya menghampiri dan menggoda Jiya dengan mencubit pipi, Jiya menghiraukan ejekan Najma dan segera masuk keruang bossnya.
"Permisi Pak!"
"ya Jiya masuklah" sapa Hassan dengan senyuman lebar seraya mempersilahkan Jiya untuk duduk
"sukhriya.."
"ini increment lettermu, bulan depan kau harus sudah membuat rekening baru supaya kami tidak perlu susah payah memberimu gaji cash"
"ji Sir" tanpa berucap apapun lagi Jiya pergi dari ruangan Bossnya, senyumnya terlihat datar dihadapan Hassan yang sejak tadi memperhatikannya.
"Jiya?" panggil Hassan membuat Jiya tertegun dan membalikan tubuhnya yang sudah hendak membuka pintu
"heum?"
"jika kau tidak keberatan bisakah kita makan siang diluar bersama?" ujarnya membuat Jiya membulatkan irisan cokelat yang indah dimatanya
"i mean only for formality between you and your Boss?" sambil tersenyum ragu melihat ekspesi wajah Jiya"ofcourse sir, sukhriya" Jiya pergi sambil tersenyum meninggalkan ruangan Hassan
Rajiya begum adalah seorang Single Mom yang bekerja diperusahaan multimedia yang berada di Hyderabad, India. Wanita ini kerap di sebut-sebut wanita hebat mengingat kehidupan yang dia jalani saat ini tidak lagi sama seperti yang di alami sebelumnya, selain itu juga Jiya memiliki 3 orang anak, dua orang anak laki-laki dan seorang anak perempuan.
****
Siang ini kota Hyderabad dilanda terik yang sangat menyengat, paparan surya siang itu terasa membakar tubuh siapapun yang berada diluaran gedung. Nampak dari kejauhan terlihat dua orang wanita yang tengah berjalan terburu-buru.
"bisa cepat sedikit? Mereka pasti menunggu kita!" ujar seorang wanita berambut pirang dengan langkah yang sangat tergesa-gesa membuat temannya seringkali tertinggal dibelakang
"kau terlalu terburu-buru, mereka pasti mengerti Jiya!!"
"gggrrrr cup!! ini semua karena kamu tidak isi bensin, kalau saja kamu tidak lupa tentu kita tidak akan tergesa-gesa seperti ini"
"hmm ya ya baiklah aku selalu salah maafkan aku, aku tak akan mengulanginya lagi" ujar Najma seraya memegang kedua telinganya sebagai simbol maaf.
"baiklah kau naik taksi duluan, biar aku menjemput anak-anakku dulu"
"acha ji"
"main chalte hu"
*
*
*Diseberang jalan tepat didepan sekolah nampak tiga orang anak yang menunggu seseorang, satu diantaranya remaja berumur 15 tahun. mereka bertiga masih saja menunggu seseorang yang tak kunjung datang itu, satu diantara mereka menggores-goreskan sepatunya ke aspal, satu diantaranya terus memperhatikan arloji di tangannya dan anak yang paling kecil hanya menunduk. Tak lama seorang wanita cantik dengan irisan cokelat dimatanya yang indah dan rambut pirangnya yang tergerai sempurna datang menghampiri mereka bertiga dengan tersenyum.
"terlambat 45 menit!!" ujar Rayaan yang menunjukkan arloji ditangan kirinya
"huufft sorry baby, There are something wrong in my office" ujar Jiya seraya memegang bahu kanan Rayaan
"sudahlah Rayaan yang penting sekarang ibu sudah datang" lanjut Arin yang tersenyum menyambut kedatangan sang ibu
"tapi aku lapar Bu" timpal gadis kecil cantik yang bernama Fathima
Jiya hanya tersenyum melihat ketiga anaknya yang sedikit ber-argumentasi tersebut."baiklah sekali lagi ibu minta maaf, tadi mobil ibu mogok dan dibawa kebengkel dulu" jelas Jiya kepada ketiga anaknya yang hendak masuk ke mobil.
"ya... ya.. ya... baiklah" ujar Rayaan seolah-olah tak mau mengerti ibunya
~Di mobil~
"bagaimana hafalan kalian?" tanya Jiya sambil sesekali menengok ke arah Arin putra sulung yang duduk bersebelahan dikursi depan.
"cukup baik bu, aku berhasil menghafal 3 juz qur'an dalam 3 minggu terakhir ini sedangkan Rayaan baru saja dihukum karena tidak menghafal surah yang ditugaskan Maulana" Ujar Arin (kalau di Indonesia mungkin guru/ ustad yang ada disekolah islam).
"pantas saja hari ini wajahnya tampak membosankan" gurau Jiya kepada Rayaan yang masih memasang muka masam, fathima dan arin hanya terkekeh.
"ahh ibu, kau harusnya menyemangati aku bukan malah sebaliknya, i don't like it! you know mom?" ujarnya kesal
"ok maafkan aku! bagaimana dengan peri cantik ibu?"
"belum apa-apa ibu aku masih berlatih dasarnya saja dan belum diluluskan maulana untuk memegang panah" jelas Fathima kepada sang ibu
"baiklah kalian memang yang terbaik, semangat terus!"
Ya! Arin, Rayaan maupun Fathima disekolahkan disekolah muslim terkenal yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka di Hyderabad karena memang Rajiya Begum terlahir dari Marathi muslim di mumbai. disekolah itu mereka dididik tentang ke agama-an dan sunnah seperti berkuda, memanah, bela diri/ silat dan berenang. Semua Jiya lakukan agar kelak ketiga anaknya mampu membawa diri lebih baik di mata masyarakat india. disamping itu Jiya tidak pernah lupa mengajarkan tradisi yang ada dinegaranya seperti tradisi Rakhsa Bhandhan dan lain sebagainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
If Thi Haar (jika itu sesuatu yang hilang)
RomanceMengapa aku harus hanyut dalam duka, sementara cinta yang baru siap membawaku pada kebahagiaan