Seminggu kemudian...
Sang surya menyapa indah dengan kehangatannya pagi ini, menembus helai hordeng sang pemilik rumah, rambutnya yang pirang, tergerai dengan sempurna seolah-olah membantu menutupi pancaran keindahan wajahnya, tubuhnya masih terbalut selimut putih yang terlihat padu dengan warna ranjangnya..
Wanita itu menggeliat menandakan bahwa ia sudah terbangun dari tidur yang nyenyak.
Wanita itu sejenak memandangi atap plafon sesekali mengingat kejadian minggu lalu bersama Arin lalu wanita itu beranjak dan membuka lebar hordeng yang sejak tadi berhalu lalang menghalangi pancaran hangat sang surya yang ingin menyambutnya...*FORUM SUJANA MALL*
"Kau bawa yang ini, bibi akan bawa yang ini.." ujar Najma membagi barang-barang yang telah dibeli untuk sama-sama dibawa
"Baiklah bi" ujar Fathima
"Hmmm kemana ibumu mengapa dia belum menyusul kita?" Gerutu Najma pada gadis kecil itu
"hehe.... Tenang saja bi, ibu pasti menyusul kita bibi jangan marah-marah begitu nanti bibi cepat tua" ejek Fathimah pada bibi kesayangannya itu
"Ahh kau ini sama saja dengan ibumu selalu saja mengejekku"
"Arey Come on aunty don't be mad... hehehe"
"Ahh itu dia ibumu ...."
"Jiya!!!" Seru Najma sambil melambaikan tangan ke arahnya
Jiya pun melambaikan tangan juga."Hai..." Sapa Jiya kepada Najma dan putri kesayangannya
"aku sudah membawa putrimu ke salon sementara kau ibunya baru saja sampai kemari" ujar Najma yang kesal dan menyinyir Jiya
"ayolah sayang maafkan aku, sayang apa kau merepotkan bibimu ini?"
"tidak ibu, bibi Najma malah memaksa aku menggunakan beberapa perawatan salon supaya aku terlihat cantik sepertimu bu"
"ya tentunya secantik dirimu saat masih gadis dulu" dengus Najma pada sahabatnya itu, sementara Jiya bermain mata dengan Fathima untuk menggoda Najma, dan menggelitiki Najma bersamaan.
"hentikan aku tidak tahan.. hahaha"
"oh ok baiklah" ujar Jiya dengan senyuman merekah diwajah cantiknya.
"dimana Arin dan Rayaan? apa kau tak membawa mereka?"
"mereka disana...." ujar Jiya seraya menunjuk ke arah toko sports yang ada dimall itu. Betapa terkejutnya Najma melihat bossnya tuan Hassan mendampingi Arin dan Rayaan
"sudah ku duga jika tuan Hassan menyukaimu Begum"
(mengembangkan senyuman) "kau ini, aku sudah menjelaskan semuanya pada Hassan ali, dan dia hanya meminta tuk jadi temannya dan memperbolehkan dia dekat dengan putra-putriku"
"benarkah? Lalu sampai kapan kau akan terus mengutuk dirimu karena Bilal..!!"
"uhhuukk..uhhukk" Fathima tersedak kala mendengar nama almarhum ayahnya
"sayang kau tidak apa-apa kan?"
"tidak apa-apa ibu"
"maafkan bibi Fathima, bibi berjanji tidak akan menyebut nama ayahmu lagi"
"tidak apa-apa bibi aku hanya tersedak saja"
Fathima adalah anak bungsu dari Rajiya Begum dan Bilal Mubarak, ketika Bilal meninggalkan keluarga kala itu, Fathima belum mengenal jelas siapa sosok ayahnya karena saat tragedi itu menimpa mereka, Fathima berusia 1 tahun dan demi menghapuskan semua kenangan, Jiya nekat memutuskan pindah ke Hyderabad bersama anak-anaknya tanpa mengijinkan keluarganya dan keluarga Bilal datang meski sekedar menjenguk keberadaan mereka di Hyderabad saja, sejak Jiya di Hyderabad –india Jiya mengenal Najma dengan sangat baik meski usia Najma lebih muda 8 tahun dari Jiya, Najma juga merupakan teman sekaligus tetangga terdekatnya , Najma sangat menyayangi Fathima karena memang sejak Najma menikah dia belum dianugerahkan seorang anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
If Thi Haar (jika itu sesuatu yang hilang)
RomanceMengapa aku harus hanyut dalam duka, sementara cinta yang baru siap membawaku pada kebahagiaan