Chapter . 9

32 2 0
                                    

Jimin pov

"Eh?jim sudah kembali sekolah lagi, bagaimana dengan eunha? Apa dia sudah sembuh jim? Apa dia sudah sehat kem—" jungkook
"diamlah!!!" tegasku
Jungkook pun diam namun ia masih terus mengikutiku sampai aku duduk ia pun masih memperhatikanku 1,2,3,4, & 5 menit ia masih sama,aku menghela nafas kasar.
"Apa mau mu?" tanyaku jutek
"Kakak belum jawab pertanyaanku tadi" jawabnya dengan polos,Sebelum aku mengatakan sesuatu aku mendengar kekehan pelan dari seseorang suara itu tepat disebelahku, seorang gadis yang ku suruh pindah saat awal ia masuk.
"kenapa dia belum pindah juga sampai sekarang,cih....tapi....senyumnya ternyata manis juga jika diperhatikan,aish. Apa yang barusan ku katakan, ya park jimin sadar lah kau''batinku
"Hei.. kakak kenapa kau malah bengong & melirik ke arah lain Eo" ucap jungkook dan mengikuti arah pandangku ke arah gadis itu.
Gadis itu merasa dirinya ku pandang, dia pun juga mengalihkan pandangannya ke arahku,sontak aku langsung mengarahkan pandanganku ke jungkook dan aku langsung menghadapkan wajah jungkook ke arah ku dengan tangan kananku.
"He-hei! Ju-jungkook-ah eunha sudah lebih baik sekarang,dia yang memintaku untuk datang sekolah sekarang" ucapku sambil terbata karena malu dengan gadis itu
'apa dia melihat ku tadi?'batinku
"Sungguh? Lalu siapa yang menjaganya?"
Sesekali aku melirik ke arah gadis itu sebelum menjawab pertanyaan jungkook, dia masih memandang kami.
"Ayah ku" ucapku datar.
"ntah mengapa ayah berubah dan jadi lebih banyak waktu untuk kami,mengingat dia begitu sibuk dengan pekerjaannya"

Yerin pov

"Ayah ku" ucapnya datar
Aku senang mendengarnya ternyata paman mau mendengarku.

Flashback 8 hari sebelumnya

Rs

Author pov

"nona apa anda sudah merasa baikan" ucap seorang bibi pada seorang gadis

"Ye,aku baik baik saja tidak perlu cemas" ucap gadis itu dengan senyum yang ia buat manis

"anda benar benar pucat,saya benar benar khawatir nona"

"tenang saja bibi, kan dokter bilang aku hanya butuh istirahat lalu sembuh"

Bibi pun mengangguk dan berjalan mengiringi gadis itu. Sebelum keluar rumah sakit gadis itu melihat seorang pria paruh baya berdiri didepan kamar rawat.

Yerin POV

"hmm,kenapa dia tidak masuk?" gumamku.
Bibi meninggalkanku ia pergi ke ruang dokter sementara aku menghampiri pria paruh baya itu.
"permisi,mengapa anda tidak masuk paman" ucapku lalu melihat dari kaca pintu.
"hum itu ji? Ji? Haa jimin & eunha" gumamku pelan.
"tidak, biar saya disini saja"
Aku memalingkan kembali pandanganku ke arah paman yang ada di depanku ini
"hmm,,,anda ayah dari mereka?"
"huh?bagaimana kau bisa tau, apa mereka mengatakannya?"
"Tidak, hanya saja melihat raut wajah anda yang seperti itu, menunjukkan seorang ayah yang sedang khawatir kepada anaknya"
Paman itu diam
"paman?"
"hmm..."
"bisa aku bertanya  pada paman?"
"hmm tentu..."
"apa paman sangat sibuk di kantor sehingga tidak ada waktu untuk menghabiskan waktu bersama anak anak paman?"
Paman itu diam sejenak sebelum akhirnya ia menjawab
"sebenarnya tidak begitu sibuk...hanya saja,,,paman tidak bisa menatap kedua anak paman, mereka selalu menatap paman seakan tak suka paman berada di dekat mereka"
Aku menatap wajah paman itu ia terlihat sedih.
"paman tau paman salah karena menikahi wanita lain setelah ibu mereka meninggal,paman fikir kalau paman menikah lagi maka akan ada yang merawat mereka & menjaga mereka,juga mereka bisa ceria dan melupakan duka mereka, tapi nyatanya bukan keceriaan yang paman lihat, namun tatapan kebencian yang ada di wajah mereka"Cerita paman
"jangan salahkan diri paman sendiri dan menjauh dari mereka, itu salah... Jika ingin mereka kembali ceria luangkanlah waktu untuk mereka, aku tau memang berat melihat tatapan dari mereka, tapi jika paman usaha aku yakin seiring waktu mereka pasti akan berubah" ucapku sambil senyum
"hmmm kau benar, ta—"
"jangan tanya dari mana aku tau kalau paman selalu menjauhi mereka, aku tau dari temannya jimin dan dari paman sendiri, hehehe" aku tertawa kecil
Paman itu hanya tersenyum
"Masuklah paman, anggap ini langkah awal-Eo"
Paman itu pun melangkahkan kakinya untuk masuk namun sebelum masuk kedalam ia menghela nafas panjang dan akhirnya ia pun masuk.
Bibi pun datang setelah dari ruang dokter dan membawaku pulang kerumah

Flashback off

"aku harap kau dapat kembali seperti dulu lagi, meski aku tidak tau seperti apa dirimu dulu, tapi aku percaya apa yang dikatakan paman padaku" batinku
"dulunya jimin itu anak yang jahil suka sekali mengerjai adiknya & bahkan ia selalu tertawa hingga matanya itu benar benar menyipit seperti garis pulpen dia selalu bertingkah lucu/konyol vjika menginginkan sesuatu" -ayah jimin-

TBC

Don't forget vomment juseoyo😊

TELL METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang