2

1.1K 20 0
                                    

"njirrr udah jam 9, bener-bener inimah ibu gak ada suprise buat gua". Cepatt-cepat karin bangun langsung menyambar handuknya menuju kamar mandi.
Setelah selesai mandi karin pun langsung bergegas kedapur untuk mengisi perutnya yang lapar itu.
Dari dapur samar samar karin mendengar suara bising dari ruang tamunya,  karin yang penasaran itu pun bergegas keruang tamu

"EHhhhhhh-.."  pekik karin karena melihat sosok orang yang mirip dengan foto yang semalam diberi ibunya.

"KARIN ANAKKU.. ". Ucap ferdian seraya memeluk karin

Karin hanya cengo dengan keadaannya Sekarang yang pertama kalinya dipeluk oleh ayah kandungnya.

"rin cepat kamu pergi sekarang, ikut ayah kamu itu", ucap lyli membuyarkan kecengoan karin

Setelah mengucap kalimat tersebut Lyli pun berlalu pergi menuju kamarnya.

Diruang tamu hanya menyisakan ferdian dan karin.
Ferdian senang karena setelah sekian lama akhirnya dia dan anaknya dipertemukan.

"yah tunggu bentar, karin mau nyusul ibu dulu",

Setelah mendapat anggukan dari ayahnya, karin langsung menuju kamar lyli

"ibu karin gak bisa hidup tanpa ibu".

Karin menatap lekat-lekat mata ibunya yang menahan tangis itu.

"kalo kamu sayang ibu kamu harus ikut dia".

"karin gak mauu". Rengek karin

"karin gak mau pokoknya, kalau ibu maksa karin bakal kabur aja". Lanjut karin tegas

"ibu bakal kecewa sama kamu kalau kamu gak mau mendengar kata ibu". Ucap lyli bergetar karena sudah tidak sanggup menahan air matanya

melihat ibunya yang menangis karinpun tak tega, karin sangat terpukul melihat ibunya yang saat ini,  apa ibunya sudah tak menginginkannya lagi batinnya.

"apa ibu akan bahagia kalo karin pergi? "

Lyli mengangguk mengiyakan pertnyaan karin walau sebenarnya di dalam hatinya dia masih tidak ikhlas karin pergi,  tapi apa boleh buat, itulah perjanjiannya dengan ferdian dulu, ferdian boleh mengambil karin jika karin sudah berumur 20 tahun.

"oke,  karin bakal pergi".ucap karin sambil terisak

Karin langsung memeluk ibunya itu.

"ibu jangan sedih,  awas aja kalo sampe ibu nangis lagi". Ucap karin disela pelukannya.

"kamu jaga diri yaa disana,  jangan bikin ayahmu kecewa,  ingat terus didikan ibu".

"iya buk pasti".

"ibu gak bakal anter kamu kedepan, kamu langsung pergi aja sekarang,  kasian itu ayahmu nunggu didepan".

"kenapa emangnya buk?".

"ibu jijik liat ferdian itu".

"peftttttttt-".. Karin menahan tawanya.
Sumpah disaat seperti ini masi saja ibunya membuat lelucon.

"yaudah karin pergi sekarang,  ibu harus sehat disini" pamit karin dan langsung memeluk dan mencium pipi ibunya itu.

Karin meninggalkan ibunya sendiri didalam kamar,  karin pun bergegas untuk kekamarnya menyiapkan barang-barangnya yang akan dia bawa pergi.

Barang karin menjadi 3 koper, 2 koper khusus baju,  dan 1 kopernya khusus boneka pausnya yang besar. Setelah beres karin langsung mengganti bajunya dengan dres putih slutut dan tak lupa dia memakai tas slempangnya.
Karinpun langsung menuju ruang tamu dengan membawa tiga kopernya itu.

"banyak banget barang kamu" tegur ferdian sambil tersenyum.

Karin hanya tersenyum canggung

" 3 koper ini jangan dibawa, semua kebutuhan kamu sudah ayah siapkan disana". Ucap ferdian lagi

"aduhhh gimana yaa,,  ini penting semua sih yah,  apa lagi yang ini". Ucap karin sambil menunjuk koper silvernya itu.

"yaudah kita bawa yang paling penting aja".

" 2 deh yaahh". Tawar karin

" 1 aja,  izinkan ayah menanggung semua kebutuhan kamu, ayah udah siapkan semua yang kamu butuhkan, jadi kamu bawa satu aja ya atau nggak sama sekali".

"Hahh...yaudah deh bawa 1 aja dari pada gak bawa".

"makasih sayang karena udah mau dengerin ayah". Ucap ferdian mengelus puncak kepala karin

Karin hanya senyum,  disisi lain dia sangat bahagia karena bertemu ayahnya tapi disisi lain dia sedih karena harus meninggalkan ibunya.

"yaudah ayo kita berangkat". Ucap ferdian sambil membawa koper Silver  karin.

"ayah deluan aja dulu, karin mau pamit lagi sama ibu".

"oke,  ayah tunggu kamu dimobil".

Karinpun kembali kekamar ibunya untuk pamit ikut dengan ayahnya. Setelah pamit karin pun langsung keluar dari rumahnya dengan berat hati.

Karin sangat terkejut saat keluar dari rumahnya karena banyak pengawal dengan jas berdiri didpan rumahnya.

"silahkan nona ikut saya". Ucap salah satu pengawal tersebut.

Karin pun hanya mengikut di belakang pengawal tersebut.

Kalau karin gak salah liat ada 7 mobil terpakir di depan rumahnya.  Ternyata ayahnya datang gak sendiri,  ini menjadi teka teki buat karin, siapasih sebenarnya sosok ayahnya itu.

Disisi lain lyli yang melihat kepergian putrinya dari jendela hanya bisa menangis, dia tak boleh egois, karin berhak hidup dengan ayah kandungnya.

Tbc...

Bantu vote dongg
Supaya lebih semangat

Strong GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang