2

1.2K 92 2
                                    

****

Agatha Pov

"Bagaimana jika aku menikahi  mu saja Hm.."

Lidah ku terasa kelu saat membalas perkataan tuan Ali terhadap ku. Mengapa ia menganggap ku seperti Alm. Istrinya. Mengapa aku harus terjebak dari hidup orang lain.

"Maaf tuan.. Nona Milly beserta ibu menunggu diruang makan.." balasku keluar dari kamar Ayahnya Milly. Namun..

Brak..

Tuan Ali mendorong ku hingga pas di tembok pintu bahu ku teraasa sakit saat bersentuhan oleh tangannya.

"Katakan pertanyaan ku tadi. Apakah kau mau menikah dengan ku .." Tanya Tuan Ali kepadaku. Sebenarnya aku tidak ingin mencintai seseorang tanpa Alasan.

"Maaf tuan.. Saya di tugas kan untuk mengasuh anda. Bukan untuk menikah dengan tuan.. Maaf saya harus keluar.." balasku melepaskan cengkraman pada tuan Ali.

"Aaarrggg... Sial" umpat seseorang dari balik pintu kamar.

Aku tidak menyangka ternyata hidup ku lebih menderita disini dibanding tinggal di Indonesia yang harus dipaksa nikah oleh ibuku. Namun ibu bisa menunggu jawaban ku agar menikah oleh pria pilihannya.

"Bi.. Apa ayah mau makan bersama?" Tanya gadis kecil yang bernama Milly itu bersama nenek nya.

Tunggu.. Mengapa nenek nya Milly tidak ada reaksi saat menatap ku. Apa dia tidak menggangap aku persis seperti Menantu nya dulu.

"Nama mu Agatha bukan?" tanya wanita tua itu tersenyum menatap ku

"Iya Nyonya.." balasku sopan membalas senyumanya itu.

"Smoga  Ali bisa berubah dengan adanya dirimu dirumah ini." Milly terlebih dahulu meninggalkan kami berdua. Sepertinya ia tidak ingin mengganggu nenek nya mengobrol dengan orang. Benar-benar sopan sekali.

"Terima kasih kamu sudah mau menyetujui pekerjaan ini. Saya tidak ingin Ayahnya Milly tergenang dalam kesedihan nya."

"Bagaimana kau bisa hidup Prilly?" pertanyaan yang aneh yang ku dengar dari semua orang. Apa aku harus seperti orang lain.

"Saya tidak mengerti Nyonya.."

"Tolong kembalilah pada Ali. Karna Ali sangat mencintai mu.." Ucapan terakhir oleh nenek nya Milly yang kudengar dan langsung meninggalkan ruang makan.

"Ini benar-benar gila! Bagaimana semua orang dirumah ini menganggap aku ini Prilly!"Gumam ku. Aku tak kuat lagi jika tinggal berdua dengan Tuan Ali.

*****

"Ibu.. Agatha tidak menyetujui Aku ingin menikahi nya.."

"Apa kau benar-benar serius ingin menikahi Agatha?"

"Aku serius bu.."

"Bagaimana bisa kamu langsung jatuh cinta pada Agatha dalam pertemuan pertama?"

"Aku ingin merubah hidupku yang tak berwarna ini."

"Apa kamu masih menganggap Agatha adalah Prilly?"

"Aku akan menikahi Agatha secepatnya dan kembali ke Indonesia."Kata terakhir Ali meninggalkan ibu tiri didalam kamar nya dalam emosi yang meluap.

Wanita tua itu Menghela Nafas panjang." Andai Agatha itu adalah Prilly, Ibu akan menyetujui Pernikahan mu dengannya."

Di lain tempat Agatha merasa bosan tinggal dirumah bak istana ini. Ia merasa semua disini sangat sepi dan tak berpenghuni.

Langkah kaki terdengar jelas di belakang tubuh Agatha. Namun ia menghiraukan nya dengan menatap semua patung dan hiasan rumah. "Apa kau tidak ketakutan disini? Ruangan ini sangat dingin dan lumayan gelap." Agatha tau pemilik suara itu. Namun ia tak ingin berbalik dan membalas ucapannya.

"Ruangan ini sangat berbahaya jika di malam Hari. Jadi berhati-hatilah." Ucapan Ali membuat Agatha tak main oleh ketakutannya namun ia masih menahan ketakutannya.

Praang!!

"Aaaaaaakkk..." Teriak Agatha saat mendengar sesuatu yang jatuh dan berbalik kebelakang untuk berlari. Namun tubuhnya tertubruk oleh seseorang.

"Tolong nyalakan lampu nya hari semakin malam." Lirih Agatha saat ia tak sengaja memeluk Ali dari depan.

"Disini tidak ada lampu." balas Ali. Ia berusaha menenangkan gadis didekapannya itu.

"Aku takut dengan kegelapan. Tolong bawa aku keluar.."

Ali tersenyum manis saat Agatha meminta nya keluar dari ruangan ini. Pikirannya tertuju saat Alm istrinya sangat takut kegelapan.

"Aliiii... Aku takut banget disini.. Ayuukk kita keluar disini gelaap bangeet.." teriak Prilly saat lampu kamar nya mati dan meneriaki Ali agar keluar dari kamarnya.

Ali tersenyum sangat mengingat kenangan indah bersama istrinya. Namun senyumnya pudar saat ia teringat bahwa Istrinya tidak kembali lagi didunia ini.

Ali berusaha mengendong Agatha keluar dari Ruangan itu. Alhasil pintu kayu itu berhasil ia dorong dengan kuat. "Please jangan nangis lagi.. Kita udah keluar dari ruangan gelap tadi."

"Hahh.. Terima kasih tuan Ali.. Maaf saya merepotkan anda."

"Nothing.. Lain kali berhati-hati saat mengelilingi rumah ini. Karna tak sepenuhnya rumah ini belum di tempati seperti ruangan tadi."

Agatha mengangguk, namun ia malu untuk memberi tahu Ali agar menurunkan ia dari gendongan tersebut.

"Hmm.. Tuan, saya bisa jalan sendiri. Bisakah anda melepaskan saya."

"Aahh.. Maaf." Ali menurunkan Agatha dan kembali berjalan meninggalkan Agatha

"Aahh.. Mengapa jantung ku tak berhenti berdegup saat didekat Tuan Ali." Gumam Agatha memengangi dadanya yang berdegup itu.

******

Maaf yaa kemarin terpencet Publish..

Follow acount author yaa.. And comment jika cerita aku masih ada yang kurang...














Jimin 😘

She Is mine My little Girls (2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang