Prolog

289 12 0
                                    

     Dua remaja yang tengah duduk di kelas 2 SMP itu bertaut dengan pikirannya masing-masing. Kala itu usia mereka masih terlalu kecil untuk memutuskan sesuatu, masih belum dewasa untuk merasakan cinta yang benar-benar cinta, masih belum tau seperti apa keseriusan yang nyata, karena mereka berdua hanya berada pada satu egoisme yang sama, yang satu mati-matian ingin memiliki dan yang satu lagi berlari secepat mungkin untuk menjauh pergi.
       "Tugasnya membuat sinopsis dari novel genre apapun dan besok dikumpulkan dan akan saya pilih secara acak siapa yang harus membaca hasil tugasnya di depan. Mengerti?" Cerocos seorang guru wanita dengan seragam warna khaki dan jilbabnya yang senada, membuat Tara sadar dari lamunannya.
       Cerocosan guru yang akrab disapa bu Dewi itupun turut mengagetkan lamunan anak laki-laki yang duduk dibelakang Tara, laki-laki pemilik nama terpanjang dikelasnya, Muhammad Alvahregi Argariansyah Gaulio Arifin. Anak dari seorang jaksa terkenal di Bandung dan seorang kepala sekolah sekaligus ketua yayasan di sebuah SMA di bandung.
       "Raa, bikinin gue sinopsisnya dong. Gue gak bisa bikin gitu-gituan. Elu kan pinter baget kalo masalah kayak beginian". Ujar Regi sambil mengguncang bangku Tara, membuat Tara mau tidak mau harus menoleh kebelakang.
       Tara hanya melotot pada makhluk tampan dibelakangnya, tapi yang menerima pelototan hanya cengar cengir kuda karena dia yakin sekali jika Tara akan membantunya.
                                    *****
       "Zeena Kitara ayo silahkan kedepan, baca tugasmu" Tara sudah menduga jika ia yang akan ditunjuk karena ia memang salah satu murid yang bu dewi hafal namanya selain si pemilik nama terpanjang, bukan karena nama Tara terdengar aneh, tapi karena ia pintar sekali dalam berpuisi ataupun menulis cerita.
       Tara menginjakkan kaki dipanggung kelas yang tingginya sekitar setengah meter dari lantai. Ia menatap tulisannya lalu setelah itu menatap teman teman sekelasnya, tatapan terakhir berhenti pada Regi, entah kenapa dia merasakan sesuatu yang aneh ketika menatap lelaki yang belum lama ini menjadi sahabatnya setelah melalu pertengkaran demi pertengkaran sebagai musuh bebuyutan selama setahun dari mulai Masa Orientasi Siswa hingga awal menjadi siswa kelas 2.
       Setelah beberapa detik beradu tatap dengan Regi, yang sempat menembaknya sampai 6 kali tapi tak pernah Tara terima, karena baginya persahabatannya ini jauh lebih indah tanpa dibumbui cinta monyet yang tak jelas akhirnya, lalu Tata memulai membaca tugas membuat sinopsis yang dia ambil dari sebuah novel indonesia yang berlatar belakang Jepang.
       Ketika ia hampir sampai pada ending dari sinopsisnya, tepat ketika ia mengucapkan "lalu Gaka mengucapkan Aishiteru Zee" teman-teman Tara bersorak serta meminta Tara mengulangi apa yang barusan dikatakannya. Tanpa mengerti apapun Tara mengikuti kemauan teman-temannya, kemudian teman-temannya memintanya mengulanginya lagi berlagak seolah mereka tidak memdengarkan apa yang Tara ucapkan. Sampai pada pengulangan kali ketiga Regi berdiri dan memainkan gitar sambil menyanyikan Risalah Hatinya Dewa19. Regi berjalan kearahnya membuat ia bingung dan menebak-nebak apa yang dilakukan Regi saat ini.
Aku bisa membuat mu jatuh cinta kepadaku     meski kau tak cinta
Beri sedikit waktu agar cinta datang karna tlah terbiasa
       Dan lagu itu terhenti, kemudian Regi mulai berbicara dengan suara yang sarat dengan rasa gugup, tidak seperti Regi biasanya.
       "Ra, gue tau ini yang ke 7 kalinya, mungkin elo juga udah bosen dengerin gue bilang gue suka sama elo. Ya kali ini seperti biasa elo juga berhak nolak gue. Tapi yang harus elo tau Ra, jangan pernah elo nganggep gue maksa biar elo nerima gue. Ini semua murni keputusan elo Ra dan gue akan paham seandainya elo nolak gue lagi".
       Jantung Tara seakan lari dari tempatnya, ia bingung harus menjawab apa karena tidak mungkin ia menolak Regi di depan umum. Apalagi ini untuk yang ke tujuh kalinya. Tara berpikir keras agar ia tak salah jawab yang takunya nanti akan menyebabkan kesalahan fatal pada persahabatannya.
       "Tara nerima kamu Reg, udah gak usah khawatir. Sekarang Tara punyamu".
       Tara tersentak mendengar ucapan bu Dewi barusan. Tara ingin membantahnya tapi tiba-tiba saja lidah tara seakan tak mau digerakkan. Tara hanya bisa diam sembari menundukkan kepala seolah sedang mengheningkan cipta.
        Dan dari sinilah kisah ini dimulai, kisah yang sangat jauh dari ekspektasi Tara awalnya, bahkan Tara tak pernah memprediksikan akan ada luka sedalam ini, akan ada tangis sederas ini, akan ada kecewa dan hati yang mati rasa akan cinta, dia tidak menyiapkan hati terlebih dahulu jika pada suatu masa orang yang tak sengaja dia pilih jadi pacar akan meninggalkannya tanpa pamit, tidak pernah mengijinkannya mendapat kabar walaupun secuil dari menghilangnya lelaki yang dia anggap lebih baik dari lelaki yang pernah ia temui sebelumnya. Tara merasa salah menitipkan hati. Dan Regi punya sejuta alasan kenapa ia bisa melakukan ini. Ketidaksengajaan membuat luka mendalam dihati orang yang kala itu ia sukai. Yang pada akhirnya sama-sama menyeret mereka pada kubangan rasa sakit, yang akhirnya menjebak mereka pada kenangan yang sialnya tidak akan pernah terlupakan.

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang