1

1K 275 302
                                    

Aku menutup pintu kamarku dengan keras. Lalu melemparkan tas ke sembarang arah. Membuka jendela kamar, dan berteriak sekencang-kencangnya. kulihat seseorang dari bawah mengacungkan jari tengahnya ke arahku. Ngomong-ngomong apartmentku di lantai 4.

Aku berjalan ke arah dapur, membuka kulkas sembari mencari ice cream untuk mendinginkan pikiranku. Ah, ketemu! But, whaat? rasanya baru kemarin aku membelinya, tapi sekarang sudah habis? Pagi tadi aku makan sih, tapi masih tersisa sedikit.

Aku mengumpat dengan keras. Sungguh sial hari ini. Aku berlari menuju kamar, mencari-cari ponsel ku yang berada di dalam tas. Ngomong-ngomong, kemana tasku? Astaga? Bodohnya diriku. Setelah mengobrak-abrik barang, aku menemukannya di antara tumpukan baju kotor, hmm.. ingatkan aku untuk mencucinya sebelum Ibuku datang untuk mengomel.

Segera kupencet angka 5 yang langsung terhubung dengan seseorang. Layar ponselku menunjukkan nama "King Kong Tolol".

Tut.. tut..

Panggilan terputus. GAAAH. Masalah ice cream semakin memperburuk keadaan. Ketika hendak ke ruang tamu, aku tersandung hingga terjatuh. Sial. Aku menangis meraung-raung meratapi kebodohanku. Asal kalian tahu, ini memasuki masa periodku. Kurasa tanpa perlu kujelaskan kalian sebagai wanita mengerti betapa stressnya ketika pms. moodku sensitif sekali. Ditambah lagi dengan kejadian yang memalukan saat di cafe.

*flashback on*

Aku masuk dengan pedenya ke arah cafe langgananku. Kusapa Roni yang memang sudah seperti saudara, tiba-tiba ia melotot ke arahku. Aku sedikit terkejut karna biasanya ia nyengir dengan tololnya.

Kupandang wajah Roni, aku harap ia bisa melihat tanda tanya besar yang ada di atas kepalaku. Tapi Roni malah memiringkan kepalanya ke arah pintu, berkali-kali. Astaga, apa ia salah menggunakan bantal? apa ia sakit?

"Mikaela"

Badanku mendadak kaku, ini seperti suara si brengsek a.k.a mantan pacarku. Haa, kudengar ia pindah ke kota lain -bukan kudengar sih, kadang aku masih stalker instagramnya-

Aku menapik pikiranku. Aku berfikir positif. Mungkin saja ada orang yang kebetulan suaranya mirip, dan kebetulan sedang memanggil nama yang sama denganku. Yeah nama Mikaela memang terlalu pasaran.

Tiba-tiba perasaanku tak enak aku membalikan badanku hendak keluar dari cafe. Sekilas kutatap Roni yang menggerak-gerakkan tangannya isyarat sedang mengusirku. Sambil bibirnya komat-kamit, yang aku tahu itu artinya seperti cepat-cepat. Wah kurasa aku pandai bahasa isyarat.

Aku terkejut ketika seseorang menarik tanganku. Badanku sampai berputar 180 derajat karena tarikannya. Seketika aku lupa cara bernafas, jantungku dengan brengseknya berdetak sangat cepat.

Lucas. Cara ia memandangku masih sama. Astaga, aku tak sanggup menatap matanya terlalu lama.

"Hai" ucapnya membuyarkan keterkejutanku.

"Ha.. hai" aku merutuki diriku sendiri. Jangan gugup, bodoh.

"Kau datang sendirian?" Lucas bertanya sambil masih memamerkan senyumnya

Hah. Kenapa harga diriku terluka ya? aku memang sering menghabiskan waktu sendirian dicafe ini, kadang Roni menemaniku ketika ia istirahat. Tapi didepan Lucas aku tak ingin terlihat menyedihkan. Mungkin ini terlalu berlebihan, aku hanya tak ingin terlihat seperti gadis yang belum bisa move on dari mantannya

"Tidak, seseorang sedang menungguku disini" semoga ia percaya

"Oh benarkah? kekasihmu?"

Best MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang