3

455 184 105
                                    

Sambungan telpon terputus, aku bergegas menjemput Lucas.

***

Bar yang ku datangi ini lumayan bagus, terlihat mewah pada dekorasinya. Aku melihat Lucas. Ia terlihat murung, wajahnya tertunduk dan bertumpu pada lengan. Bau alkohol tercium saat aku mendekatinya.

"Lucas, kau harus pulang" aku menyentuh pundaknya, dia tidak menjawab tapi aku seperti mendengar ia sedang bernyanyi. Lirih sekali.

I wanna stay with you you you

Make love all day with you you you

Stay sipping champagne with you you you

If you wanna do drugs come through through trough

Aku terkejut ketika tiba-tiba Lucas mengangkat kepalanya dan duduk tegap. Lucas mengulang lagu itu dengan suara yang lebih keras. Yaampun, aku malu sekali. Sontak aku langsung menutup mulutnya.

"Astaga Lucas kau benar-benar idiot!"

Lucas menoleh ke arahku. Ia terdiam, aku terus-terusan mengomel. Kurasakan ada tangan yang mengelus rambutku. Aku tertegun, mendongakkan kepala yang langsung tertuju pada matanya. Kami saling tatap untuk beberapa saat.

"Oh, anda temannya? Saya yang tadi menelepon." Aku tersadar dan langsung mencari asal suara.

"Terimakasih sudah menjaganya" aku tersenyum dengan tulus. Kualihkan pandanganku pada Lucas.

"Lucas, kau bawa mobil? Akan kupanggilkan sopir pengganti untuk mengantarmu pulang, Lucas.. Heeii sadarlah" ku tepuk-tepuk pipinya, sepertinya Lucas mabuk berat. Apa yang membuatnya sampai hilang kendali seperti ini?

"Percuma saja nona, aku sudah bertanya dari tadi tetapi tidak ditanggapi. Bagaimana kalau nona saja yang mengantarnya?"

Aku hendak menolak, karna sejujurnya aku tidak tahu tempat tinggal Lucas yang sekarang. "Aku tidak.."

"Aku ingin pulang.." Lucas memotong pembicaraanku sambil merengek.

Hhh, aku menarik nafas. Percuma saja. "Bisakah anda membantuku membawanya ke parkiran mobil?" aku bertanya pada pelayan yang baik hati tadi.

"Tentu" dia tersenyum dengan tulus.

***

Setelah membayar beberapa minuman yang Lucas pesan, pelayan tadi membantuku membawanya sampai ke mobil.

"Siapa namamu?" aku bertanya

"Namaku Alex nona"

"Jangan panggil aku nona" aku mengulurkan tanganku, Alex menjabatnya "Mikaela. Terimakasih bantuannya Alex"

"Ohhh" Alex sedikit terkejut, "Pria itu menyebut namamu terus saat mabuk" ucapnya sambil menunjuk-nunjuk Lucas yang tertidur di kursi belakang.

Aku memutar bola mataku "Aku tidak mau kena tipu untuk yang kesekian kalinya, bye Alex"

Aku masuk kedalam mobil, melambaikan tangan sebentar pada Alex dan langsung melesat meninggalkannya.

***

Saat di mobil.

"Lucas, cepat katakan di mana rumahmu?" orang yang kutanya tidak menjawab, malahan yang kudengar adalah bunyi dengkuran. Saat melirik dari kaca spion mobil, Lucas sudah tertidur pulas.

Aku menepikan mobil dipinggir jalan. Memutar badanku kebelakang sehingga dapat melihat Lucas dengan jelas. Kupandangi wajahnya. Aku ambil beberapa lembar tisu dari dalam tasku, dan langsung kujejalkan kedalam mulutnya. Aku mengumpat. "Dasar kau menyebalkaaaannn!!"

Best MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang