tiga

23 3 2
                                    

Aku menghela nafas panjang begitu kusadari betapa bosan berada dikelas Fisika pak Andi ini.

Jika bisa memilih, aku sangat ingin pindah ke kelas IPS, namun sayangnya sudah setengah jalan, nanggung, kalau kata Bunda.

Aku melirik kearah Dian sekilas dan melihatnya sedang serius memerhatikan penjelasan dari guru Fisika itu.

Merebahkan kepalaku diatas meja, sekelebat bayangan masa lalu muncul dikepalaku.

-Flashback-

"Andre! kamu jangan lari-lari! Aku gak kuat ngejar kamu!" Ucap gadis kecil bermata coklat yang sedang berlari-lari mengejar laki-laki kecil dengan gayanya yang tengil.

"Ah payah kamu! Ayo Ara! Kejar aku!" Seru laki-laki kecil itu menantang gadis kecil yang sudah kelelahan itu.

"Gak mau! Kamu aja sini! Ara benci Andre!" Jawab gadis kecil itu seraya menjatuhkan dirinya diatas tanah.

Merasa bersalah, Andre kecil-pun berlari kearah Amara kecil untuk meminta maaf.

"Ara, maafin Andre, ya? ini Andre balikin boneka kamu." Ucap Andre kecil yang hanya dibalas anggukan kecil.

"Ara gak marah, Andre kan pernah bilang, kalau kita berempat gak boleh saling marahan." Andre kecil hanya tersemyum mendengar jawaban Amara kecil yang polos.

"Kalian kemana aja sih! Kita berdua cariin daritadi!" Teriak seorang laki-laki kecil yang hanya memakai kaus dalam dan celana pendek yang berjalan kearah Andre dan Amara kecil, diikuti gadis berambut ponytail dibelakangnya.

"Tadi Andre ngajak Ara main. Maafin kita ya Yos, Di." Ucap Amara kecil seraya memasang wajah memohonnya.

Tanpa disuruh, mereka berdua-pun menjatuhkan diri ke tanah seperti Amara dan Andre lakukan.

"Kita gak marah kok. Kalian jangan pergi tiba-tiba lagi, ya?" Pinta Yos dengan mukanya yang memelas, dan kami hanya mengangguk.

"Kita bakal tetap jadi sahabat, kan?" Ucap Dian kecil tiba-tiba yang membuat kami semua menoleh kearahnya.

"Iya! Janji! Sahabat!" Ucap Yos dengan semangat.

"Kalau aku mau nikah aja ah sama Ara!" Ucap Andre yang membuat Amara kecil mendengus sebal,

"Aku gak mau! Nikah bisa cerai Andre! Kalau sahabat gak akan putus! jadi aku mau jadi sahabat aja sama kamu."

-Flashback Off-

"Ra! Amara!" Aku tersentak kaget begitu kurasakan seseorang menepuk-nepuk punggunggku pelan.

"Hah? Apa?" Tanyaku linglung sambil melihat Dian yang menatapku aneh.

"Lo kenapa? Dari pelajaran sampe udah jam istirahat ngelamun aja. Awas kerasukan lo!" Jawab Dian yang membuatku terkekeh pelan,

"Nggak lah! ada-ada aja lo!" Begitu kuselesaikan kalimat terakhir, kulihat dua orang laki-laki dengan gayanya yang cool berjalan kearahku dan Dian.

"Woi! Istirahat gak lo berdua?" Tanya Yos yang diikuti Andre langsung duduk dibangku depan kami.

"Kuy lah! Yakali gak kuy!" Jawab Dian yang membuatku mengerlingkan mataku.

"Yaudah, yuk." Ucap Andre yang berdiri dan kali ini diikutin Yos dan Dian berdiri.

Ini sudah seperti kebiasaan kami sejak SMP,
Yos dan Andre pasti selalu menghampiriku dan Dian kekelas kami, yang selalu saja membuat gadis-gadis berteriak ingin.

Merekapun segera berjalan keluar kelas, sementara aku masih saja duduk dibangkuku,
melihat mereka semua yang kini telah tumbuh, bukan anak kecil yang suka menangis meminta eskrim lagi.

Dalam hati, aku meminta,

Semoga,

Semoga Saja,

We will stay like this.

"Woi Ra! ikut gak?" Teriak Andre dari pintu yang sontak membuatku berdiri dan berlari menyusul mereka.

Dalam hati aku meminta sekali lagi,

Semoga,

We can still laugh like this for the rest of our lifes.

1 7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang