empat

21 3 2
                                    

"Yos! balikin gak kentang gue!" Ucapku seraya berusaha meraih kentangku yang kini berpindah tangan ke tangan Yos. Menjengkelkan.

"Gak mau. Lagian lo beli gak ngajak-ngajak udah tau gue paling anti ngantri." Aku hanya mendengus pelan dan menatap laki-laki polem dihadapanku ini,

"Dasar, ganteng-ganteng gak modal."

"Biarin aja, yang penting cewe-cewe juga pada nemplok sama gue." Jawabnya sangat percaya diri yang membuat kami bertiga memasang wajah seperti ingin muntah.

"Udah-udah. Mending lo berdua buruan abisin makanan lo pada. Bentar lagi bel masuk." Ucap Dian yang membuatku dan Yos kembali fokus memakan makanan kami berdua.

Setelah selesai, aku melihat ke arah arlojiku yang menunjukan waktu 9.50 yang dimana masih ada sekitar 10 menit lagi dari 30 menit waktu istirahat yang diberikan.

Kulihat Yos dan Dian sedang berbincang tentang sinetron yang semalam tamat. Aku sudah angkat tangan kalau mereka berdua sudah membahas tentang sinetron-sinetron itu. Aku tidak mengerti juga bisa-bisanya mereka berdua tergila-gila dengan satu sinetron yang baru tamat setelah beribu-ribu episode.

Kulirik Andre yang masih asik dengan es jeruknya tanpa memperdulikan kita semua.

"Dre. Ngomong kek. Diem mulu, Cepirit ya?" Ucapku yang membuat Andre tersedak es jeruk kesayangannya itu.

"Ga." Aku mendengus kesal mendengar jawabannya.

"Ngomong dong."

"Hm."

"Selain itu!"

"Ya."

"Mulut lo ada keyboardnya ya yang isinya ya sama hm doang?"

"Ga." Mendengar jawabannya, aku pun mencubit lengan Andre yang duduk disebelahku,

"Aw! Kenapa sih cubit-cubit?!" Aku tersenyum senang mendengar jawabannya,

"Akhirnya lo ngomong panjang juga." Kulihat Andre hanya mencibir kesal sementara aku terkekeh pelan.

"Nanti pada balik bareng? Atau gimana?" Tanya Yos tiba-tiba yang membuat kami menoleh kearahnya.

Udah selesai toh ngomongin sinetronnya.

"Gue skip deh mau ada Kerja Kelompok dirumah Samudra." Ucap Dian yang dibalas anggukan oleh Yos.

"Gue juga gak deh kayaknya, mau beli eskrim dulu nanti buat stok dirumah." Ucapku yang membuat mereka semua mendengus pelan,

"Awas gendut." Balas Yos yang membuatku ingin menjambak polemnya itu.

"Gara-gara lo! Tiba-tiba kerumah gue ngabisin stok eskrim gue doang! Lo pikir rumah gue penampungan?!" Yos hanya terkekeh pelan mendengar ucapanku.

"Kalo gitu nanti cuman gue yang balik bareng lo dre. Berasa pacaran gitu ya kita?" Ucap yos yang dibalas tatapan tajam dari mata Andre.

"Gue. Gak. Homo." Balas Andre yang membuat kami terbahak.

"Lagian lo suka sama cewek aja gak pernah, gimana kita ga curiga coba?" Ucapku sambil menjulurkan lidahku kepadanya.

"Lagi suka kok." Mendegar jawaban Andre, Kami bertiga-pun melongo tidak percaya.

"SERIUS?! Kok lo jahat sih! gue aja mau ganti pacar selalu ngasih tau lo dulu! sementara lo suka sama cewe pun ga ngasih tau gue." Ucap Yos panjang lebar yang membuat Andre tersenyum tipis mendengar ocehan sahabatnya itu.

"Siapa dre?" Tambahku, penasaran.

"Kepo."

Baru ingin membalas perkataan Andre, bel masuk berbunyi. Ck, ganggu aja.

"Yuk masuk! awas lo dre ga cerita sama gue nanti dikelas." Ucap Yos yang menarik tangan Andre untuk bangkit dari kursinya.

"Duluan ya Ra, Di! Sampai ketemu nanti sayang-sayangku!" Aku dan Dian hanya memasang wajah jijik mendengar ucapan Yos itu, sebelum mereka berdua benar-benar hilang dari pandangan kami.

"Kelas kuy?" Ajak Dian dan aku hanya mengangguk setuju seraya bangkit dari duduk-ku.

Selama perjalan ke kelas, aku merasakan sesuatu yang aneh di hatiku saat mendengar Andre menyukai seseorang.

Aku tak mengerti ini apa, hanya saja, rasanya seperti sedikit menyakitkan mendengarnya akhirnya menyukai seseorang.

Lo cuman takut dia berubah ra, ga punya waktu buat kalian lagi kalo punya pacar, kayak Yos dulu. itu aja. Ga mungkin aneh-aneh.

1 7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang