Bab 6

141 1 0
                                    

Hari ini merupakan salah satu hari paling penting dalam hidup Lila. Sudah hampir sekitar satu bulan ia telah menunggu datangnya hari ini. Hari di mana ia akan mengikuti sesi wawancara untuk bisa bergabung menjadi salah satu anggota resmi remaja masjid Pemuda. Masjid yang cukup terkenal di kota Surabaya.

Masjid Pemuda, selain namanya yang unik masjid itu juga merupakan salah satu masjid yang banyak digandrungi oleh para pemuda. Jika pada umumnya masjid di Indonesia masih difungsikan sebagai sekadar tempat sholat, mengumpulkan zakat, mobilisasi hewan qurban dan mengaji saja, maka Masjid Pemuda bisa dibilang merupakan masjid yang memiliki fungsi lebih dari itu semua. Kegiatan di dalam Masjid Pemuda beraneka ragam dan unik. Dari pegajian atau kajian, permainan skeatboard, acara kepenulisan, seni pentas panggung, lomba memasak, futsal, membuat film dan masih banyak yang hal lain yang menjadi daya tarik masjid itu hingga digandrungi oleh para pemuda dalam kota bahkan hingga luar kota.

Namun alasan Lila hendak bergabung ke dalam organisasi remaja masjid jelas bukan hanya karena itu. Memang, Lila memutuskan untuk bergabung atas kehendaknya sendiri, namun yang menjadi salah satu faktor paling kuat kenapa ia bergabung adalah karena ada Dude di Remaja Masjid Pemuda. Kakak kelasnya waktu Lila masih duduk di bangkus SMA. Seorang pemuda dengan mata jernih, yang menurut Lila berparas sangat tidak membosankan untuk dipandang.

Waktu masih duduk di bangku kelas 10 (1 SMA) Lila pernah ditembak oleh Dude yang saat itu menjadi kakak kelasnya, kelas 12 (3 SMA), untuk menjadi pacar, namun Lila menolak karena gadis itu juga baru saja menjalin hubungan dengan kekasih barunya.

Satu tahun kemudian Dude lulus dari SMA dan melanjutkan kuliah di salah satu universitas terkemuka di Surabaya. Semenjak Dude lulus SMA, Lila tak pernah berjumpa dengan pemuda berkulit cerah dan berbadan tegap sekaligus jangkung itu. Dan sudah dua kali Lila berganti pacar dari awal SMA hingga lulus SMA, dan baru sekali menjalin ubungan istimewa di bangku kuliah.

Kini Lila sudah semester 2 di kampusnya, meski di awal semester ia sempat menjalin hubungan dengan salah seorang kakak kelas, Bastian, sekitar dua bulan yang lalu ia barusan putus dengan sang pacar. Lila kini tidak sedang menjalin asmara dengan lelaki manapun. Salah satu alasan Lila tidak berpacaran adalah karena Dude. Lelaki yang pernah ia tolak hatinya itu kini menjadi perbincangan dan sangat populer di Surabaya, bahkan Indonesia. Semenjak Dude membintangi salah satu film layar lebar tanah air dan semakin tenar di kalangan anak muda—bahkan Dude kini masuk jajaran aktor papan atas dalam negeri—Lila semakin merasa menyesal dahulu kenapa ia menolak Dude.

Kini ia memutuskan untuk tidak membuka lowongan kepada lelaki manapun adalah supaya ia masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan Dude. Sebenarnya Lila memiliki segala hal yang dibutuhkan perempuan untuk membuat para lelaki menggandrunginya, ia bisa saja dengan mudah menduakan asmara, mentigakan asmara, atau lebih, mengingat hingga saat ini pun masih banyak lelaki yang berusaha mendekatinya. Namun kabar baiknya Lila bukanlah jenis perempuan yang seperti itu, ia bukanlah perempuan yang sekejam, sesadis dan sejahat itu.

Dan itulah alasannya Lila, si gadis berwajah bersih ada di tempat bernama masjid. Dan khusus di masjid itu ia rela mengenakan jilbab.

Sesi wawancara dimulai pukul 08.00 WIB. Kabar baiknya Lila sudah tiba di lokasi berkumpul setengah jam sebelum acara. Panitia penerimaan anggota baru mengabarinya untuk berkumpul di beranda Masjid Pemuda selambat-lambatnya pukul 08.00 WIB. Jika terlambat satu menit saja, calon peserta dianggap mengundurkan diri dan uang pendaftaran akan dikembalikan. Kurang lebih seperti itulah pesan yang diterima ponselnya.

Ketika tiba di lokasi, ia mendapati ada beberapa perempuan yang ia perkirakan seumurannya duduk di sekitar beranda Masjid. Ia juga melihat beberapa laki-laki muda di sisi lain beranda Masjid. Sebenarnya Lila ingin menghampiri para gadis yang juga sedang duduk di beranda itu, namun ia terlalu ragu dan sungkan untuk mengawali obrolan. Maka jadilah ia duduk menyendiri di sudut beranda yang lain.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 21, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

RELA  LILAWhere stories live. Discover now