Keadaan memaksaku untuk pergi, bukannya cintaku telah berhenti melainkan perasaanku tak pernah kau hargai. Secepat itu kau membuatku sekarat, saat cintaku sudah kupahat tetapi cintamu hanya sesaat. Dan sekarang aku sudah siap berkenalan dengan hati yang baru, entah akan membuatku bangkit atau hanya akan menghadirkan suasana haru.
Kemudian kau datang lagi. Datang pada hati yang sudah ku perbaiki. Kau memporak-porandakan hati ini, lagi. Sial, aku sudah bersusah payah bangkit dari perasaan sakit tetapi dengan gampangnya kau hadir lagi layaknya seorang anak kecil yang siap menghancurkan mainan baru. Aku pun harus pasang pondasi untuk menghindari perasaan yang hanya akan membuatku terpuruk lagi.