Chapter 12 'Strange'

421 67 29
                                    


(~* Happy Reading *~)

Chapter 12

Tatapan Woo Hyun begitu mengintimidasi, bahkan mata Sung Gyu susah sekali untuk berkedip. Mata itu begitu indah, namun di dalamnya Sung Gyu melihat begitu banyak penderitaan yang tersimpan.

"Dokter Kim ...," seru Woo Hyun sambil mengibaskan tangannya di depan wajah Sung Gyu, membuat Sung Gyu mengedipkan matanya beberapa kali.

"O-ouh ... maaf."

"Aku menunggu jawabanmu, Dokter Kim."

"Biarkan aku menanyakan sesuatu padamu," ucap Sung Gyu. Woo Hyun menunggu pertanyaan yang dimaksud, "Kau sedang menyatakan perasaanmu padaku, begitu?" Woo Hyun menganggukkan kepalanya, "Dalam artian, kau sudah bisa melupakan Sung Gyu?"

Woo Hyun terdiam. Kenapa Dokter Kim harus menyebut nama Sung Gyu di saat seperti ini?

"Jawab aku, Hyun. Aku tidak mau menjadi pelampiasanmu," Ucapan Sung Gyu begitu lirih, namun ucapan Sung Gyu begitu menusuk bagi Woo Hyun. "Atau kau menyukaiku karena aku mirip dengan Sung Gyu, begitu?"

"Tidak, bukan begitu, Dokter Kim." Akhirnya Woo Hyun kembali membuka mulutnya, "K-kau tahu, aku sangat payah dalam hal menunggu."

"Kalau begitu, nanti kalau Sung Gyu kembali ke Seoul kau akan meninggalkanku dan mengejar Sung Gyu." Ucapannya sengaja dibuat sepedas mungkin oleh Sung Gyu. "Ck! Menyedihkan sekali aku ini."

Setelahnya Sung Gyu berlalu, meninggalkan Woo Hyun yang masih mematung, "Kalau kau benar-benar menyukaiku, kau tidak akan memikirkan orang lain." Ucapan Woo Hyun berhasil menghentikan langkah Sung Gyu. Ia menolehkan kepalanya, membalikkan badannya menghadap Woo Hyun, bersamaan dengan Woo Hyun. Keduanya bertatapan dengan jarak jauh. Mereka sama-sama diam, menutup mulut masing-masing serapat-rapatnya.

"Kau mengatakan hal itu karena kau tidak memiliki perasaan yang sama denganku."

Tidak, Hyun. Itu karena aku takut kau jatuh ke dalam bayanganku sendiri ....

*

Mengingat tidak selamanya Tn. dan Ny. Nam berada di Seoul, hari ini mereka berkunjung untuk melihat keadaan anak semata wayangnya. Ia harus terus keluar masuk Korea, bisnisnya yang sudah menggurita di dunia membutuhkan perhatian khusus langsung dari sang CEO. Umurnya yang sudah rentan sangat membutuhkan Woo Hyun berada di sampingnya, membantu beberapa cabang perusahaannya.

"Respond dari saraf-sarafnya sudah biasa ketika saya menyebut nama Sung Gyu," Jelas Sung Gyu.

"Jadi, Dokter Kim. Apakah anak saya sudah sembuh?" Tanya Ny. Nam. Wajahnya begitu bahagia ketika Sung Gyu memberitahu perkembangan Woo Hyun. Sementara Sung Gyu, Ny. Dan Tn. Nam berbincang-bincang, Woo Hyun sedang membuat kopi untuk kedua orang tuanya.

"Bisa dikatakan begitu."

Tn. dan Ny. Nam saling menatap, kemudian sama-sama tersenyum. "Apakah Anda yakin, Dokter Kim?" Tn. Nam bertanya kembali, hanya untuk meyakinkan diri kalau telinganya masih sehat ketika mendengar ucapan Dokter Kim.

"Yakin, saya benar-benar yakin." Di tengah perbincangan, Woo Hyun datang dengan nampan berisi tiga cangkir di atasnya, meletakkan cangkir-cangkir itu di atas meja di hadapan Sung Gyu dan kedua orang tuanya. "Anda bisa memberikan kembali fasilitas yang Woo Hyun miliki dulu."

Tangan Woo Hyun berhenti bergerak ketika mendengar ucapan Sung Gyu. Tak lama kemudian, kembali ia lanjutkan, meletakkan cangkir berisi kopi hitam itu.

"Apakah Woo Hyun sudah bisa kembali ke rumah?"

Kali ini langkah Woo Hyun yang terhenti, tepat di belakang sofa yang Sung Gyu duduki. Niat awalnya ia ingin mengembalikan nampan tadi, tapi langkahnya tertahan dengan sendirinya, menunggu jawaban orang yang sering ia panggil Dokter Kim.

WIWAM (whether it was a mistake?) [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang