Chapter 3

539 67 18
                                    

 (~0~ Happy Reading ~0~)

Sebelumnya dichapter 2

"Pada dasarnya cinta itu kejam dan tidak tahu sopan santun. Mereka hadir dalam hati manusia tanpa pamit pada sang pemilik hati terlebih dahulu. Tumbuh pun tanpa pamit. Benar-benar tidak tahu sopan santun."

Chapter 3

Sejak hari itu, Woo Hyun semakin menjaga sikap dengan Sung Gyu. Namun beda halnya dengan Sung Gyu. Awalnya ia berusaha mencintai Woo Hyun secara rahasia, dimana hanya dirinya dan Myung Soo yang tahu. Tapi insiden hari itu menjadikannya lebih terbuka untuk mencintai Woo Hyun. Jika dulu ia hanya berani memberikan permen pada Woo Hyun lewat loker, sekarang ia bisa memberikannya secara langsung di depan Woo Hyun, bahkan di depan Sung Yeol. Sung Yeol yang melihat pertamakalinya Sung Gyu bicara dengan Woo Hyun sekaligus memberikan sebuah toples permen kala itu sedikit tercengang. Hari itu juga Sung Yeol berkeyakinan bahwa Sung Gyu ternyata mencintai Woo Hyun.

Hari itu, Myung Soo mendatangi rumah Woo Hyun. Beralasan hanya ingin bicara berdua hingga Woo Hyun mau ia ajak keluar rumah. Tapi saat tiba ditaman, bukan sebuah pembicaraan yang Woo Hyun dapat, melainkan sebuah tonjokan beruntun sampai-sampai sudut bibir tebal Woo Hyun robek dan tulang pipinya membiru. Seperti waktu itu, tanpa berkata-kata Myung Soo meninggalkan Woo Hyun sendiri setelah lelah memukul Woo Hyun.

'Wuahh! Jadi ini balasan dari sahabat Sung Gyu? Cih!'

'..........'

'Kukira kau akan terlihat lebih berwibawa daripada Sung Gyu, Myung. Hah! Kalian sama saja,"

'Dan kau tau Tuan Nam yang terhormat ... aku berharap suatu saat nanti kau tidak menyesali perbuatanmu sendiri,'

Itu segenap pembicaraan Myung Soo dan Woo Hyun yang terjadi hari itu. Esok harinya ketika keduanya bertemu, langsung saja saling melempar tatapan sengit sekaligus benci. Sedikit cekcok mulut pun kerap terjadi. Myung Soo yang memang mempunyai kepribadian dingin dan cuek, perlahan menghilangkan kedua sifat itu demi Sung Gyu. Sahabatnya menderita, tentu saja ia tidak bisa tinggal diam. Apalagi hanya karena laki-laki yang hanya mengandalkan tampang dan kekuasaan keluarganya seperti Woo Hyun.

Hari demi hari terus terlewati tanpa celah Sung Gyu yang terus memberikan permen pada Woo Hyun. Kabar bahwa Sung Gyu mencintai sang kingka WHS pun menjadi viral utama. Tak lepas dari itu, Sung Gyu kembali mendapat bullyan dari fans Woo Hyun. Beruntungnya Myung Soo tidak pernah membiarkannya sendiri. Kejadian beberapa waktu lalu Sung Gyu yang dikunci di kamar mandi membuat Myung Soo lebih berhati-hati pada fans Woo Hyun.

Seperti biasa, hari ini pun Sung Gyu dan Myung Soo hanya memilih membaca novel di luar kelas. Menikmati waktu-waktu terakhir keduanya dengan merasakan hembusan angin yang begitu lembut menyapa kulit mereka. *Myung Soo akan berangkat ke Jepang.

"Bagimana universitasmu nanti, Myung?"

"Entahlah, sepertinya tertunda," Sung Gyu menolehkan kepalanya ke belakang.

"Waeyo?"

"Aku tak tahu, appa hanya bilang begitu,"

"Assa! Berarti kita bisa melihat daun maple bersama .." girangnya.

Saat seperti inilah yang Myung Soo impikan. Terus melihat sudut bibir tipis Sung Gyu yang terangkat dan mata bulan sabitnya yang tinggal segaris. Melambangkan sebuah perasaan bahagia dari sang empu.

"Bagaimana dengan tes biasiswamu?"

"Besok,"

"Ouhh! Sukses buatmu, Gyu." Ucap Myung Soo sambil mencubit pelan pipi gembil Sung Gyu. Sung Gyu hanya meringis sakit menerima cubitan dari Myung Soo. Hanya sebuah cubitan gemas pada sahabatnya hingga meninggalkan sedikit warna merah.

WIWAM (whether it was a mistake?) [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang