#2 : Pertemuan yang membuat rasa sakit di jantungnya memudar

11 3 5
                                    

Aura menarik baju yang tak sengaja terbawa masuk kedalam celana jeans nya ketika Ia baru selesai dari toilet.
Di pertengahan lorong gedung, langkah Aura tiba - tiba terhenti di depan salah satu lukisan pahlawan yang menempel di salah satu sudut dinding musium.
Entah kenapa Aura sangat mengagumi lukisan dengan sosok pahlawan itu.

"Kapten Muslihat, gugur di usia yang masih muda pada tanggal 25 Desember 1945

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kapten Muslihat, gugur di usia yang masih muda pada tanggal 25 Desember 1945. Terkena dua kali timah panas tentara inggris, satu di bagian perut dan satu di bagian pinggang. Meninggalkan istri yg sedang hamil. Sang pahlawan gugur ketika ber umur 19 tahun." Sesosok pria bercelana jeans panjang membuka kupluk hoodie hitam yang menutupi kepalanya.

Aura terperanjat dan bergeser menjauhi pria yang tiba - tiba berada di belakangnya.

"Oh. Maaf kalau Gue udah bikin Loe kaget, tadi Gue liat Loe berdiri lumayan lama di depan lukisan ini jadi Gue inisiatif buat bacain keterangan di lukisan ini," Pria itu tersenyum kepada Aura.

"Oowh.." Aura kembali berdiri mendekati lukisan itu.

"Loe peserta MIDNIGHT STORY CLUB juga ?" tanya Aura dengan nada yang tak begitu antusias.

"Iya.." Pria itu melaju satu langkah berdiri sejajar dengan Aura.

"Gue ko kayak baru liat ya," Aura menoleh kepada Pria itu.

"Gue baru satu minggu gabung di club ini.." Jawab Pria itu.

"Owh.. pantes .." Aura ber pura - pura sibuk melihat - lihat ke arah lain.

"Gue Bima." Pria berkulit putih itu mengulurkan tangan kanan yang sedang bersembunyi di balik kantong hoodie nya.

"Aura." dengan sedikit ragu Aura menjabat tangan Bima.

Tangan Bima terasa sangat dingin sehingga membuat Aura sedikit terkejut kaget karena perubahan suhu yang drastis bereaksi di telapak tangannya.

"Udaranya dingin banget ya, di tambah hujan jadi makin dingin." Bima segera memasukkan tangannya kembali ke dalam kantong hoodie yg di pakainya.

"Hujannya udah mulai reda nih kayaknya, Gue duluan ya, temen - temen Gue pasti udah pada khawatir nih." Aura melangkah meninggalkan Bima yang masih berdiri di depan lukisan.

"Nice to meet you Aura.." Bima melambaikan tangannya, sedangkan Aura hanya menoleh dengan sedikit sekali senyuman.

"Aura ! Loe dari mana aja si lama banget, hujannya udah reda, orang - orang udah pada jalan pulang." Dengan wajah cemas Dini menarik tangan Aura menuju parkiran.

"Rini di mana Din? " Aura melihat - lihat ke sekitarnya mencari satu lagi sahabatnya yang berkulit sawo matang.

" Tuh, udah duduk manis di mobil Candra... " Dina menatap ke arah mobil Candra dengan wajah iri.

" Bokap pasti lembur lagi... " Aura berjalan lemas menuju mobil Candra yang sedang terparkir.

" Are you okey ? wajah Loe kelihatan pucat, " Candra keluar dari mobilnya.

" Ngga apa - apa. Bokap Gue lembur yah. Maaf ya Ndra, Gue sama keluarga sering banget ngerepotin Loe... " Aura menatap Candra.

" Eng.. engga kok.. Gue ngga ngerasa di repotin.. Gue seneng ko bisa bantuin tetangga.. " jawab Candra gugup dan salah tingkah.
" Yuk.. " Candra membuka pintu mobilnya mempersilahkan Aura masuk ke mobilnya.

teng.. teng.. teng.. dan lonceng pun tiba - tiba berbunyi kembali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CalLove ( on repair)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang