keduapuluhlima

16 1 0
                                    


Musim hujan telah tiba.
Seolah semesta ikut menangis mengerti akan perasaanku yang sedang hancur akhir-akhir ini.

Sudah tiga bulan, kamu terlihat bahagia.
Terlalu banyak tersenyum dan tertawa.
Padahal aku tahu, itu bukanlah gayamu.

Sudah tiga bulan, aku tahu kamu dekat dengan seorang wanita.
Dan menemukan kamu telah menjadi miliknya.

Apa yang bisa dilakukan oleh wanita seperti ku?
Aku hanyalah wanita penyuka kata, dan senja.
Tidak ada yang menarik dari diriku, dibandingkan wanita yang sekarang menjadi milikmu.

Apalah aku?
Hanya sebutir debu di jas yang selalu kau pakai tiap selasa.
Hanyalah angin yang berhembus di saban pagi ketika kau membuka jendela kamarmu.
Hanyalah salah satu bintang diantara seribu bintang.
Dan hanyalah penyihir, yang selalu merusak kebahagiaan sang putri.

Dan dia?
Dia adalah wanita yang cantik.
Dia adalah satu-satunya matahari dihidupmu.
Dia adalah segalanya bagimu.
Dia adalah putri yang selalu menemukan kebahagiaannya.
Salah satunya adalah mendapatkan pangeran berkuda putih idamannya.

Maafkan aku jika masih menangisimu.
Semesta seolah merasakan apa yang kurasakan.
Semenyedihkan itukah?
Miris memang.
Harapan yang sudah aku atur sedemikian rupa.
Harus menelan kekecewaan yang cukup parah.
Tak tahukah kamu disetiap senja kita, ada harapan yang terselip didalamnya.

Dulu, laut,langit,gunung,senja dan kamu adalah temanku.
Dan sekarang tersisah, mereka kecuali kamu wahai tuan kelabu.
Kamu sudah menemukan matahari yang menghilangkan kekelabuanmu.

Kata dalam UngkapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang