Arc 3: Are you crazy?

10 2 1
                                    

"Dasar monster busuk!!"

Aku dikepung oleh cairan asam lagi dari berbagai arah. Aku dan Slica terus-terusan mendekat aku dengan monster itu namun tetap saja tidak ada celah! Maksudku pada saat aku mendekat dan siap menembakan rudal di mulut monster itu. Tiba-tiba dia mengeluarkan duri panjang seperti landak.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Slica dengan wajah bingung.

Aku sudah mrmbuat lubang di tanah untuk cairan asam namun tidak akan bertahan lama. Aku bingung sekarang kenapa alarmnya tidak bendering padahal aku sudah keluar dari ruangan pasien?

"Slica, apa disini ada alarm?"

Aku menembaki monster di depanku walaupun senjata yang tersisa hanya Ak47. Aku terus melempari bom dan berusaha pergi dari tempat ini! Tapi sepanjang jalan di berbagai arah sudah dilumuri cairan asam.

"Slica!! Aku pinjam pedang kamu....." kataku berbisik ke telinga Slica.

"Sepertinya kamu sudah menemukan celah monster ini!" kata Slica memunculkan pedangnya lalu memberikan padaku.

"Pedang apa ini? Kok berat banget!" kataku mengangkat pedang sekuat tenaga.

"Ragnarok..."

Pedang ini berlapis emas di pegangannya, kaki pedang ini tidak terlalu tajam tapi cukup untuk menusuk monster dan mempunyai corak aneh. Pedang ini juga mempunyai aura aneh terpancar di dalamnya.

"Baiklah kita mulai rencananya!"

. . . . . ..
.... . . . . . .
. . . . . . .. . .
. . . . .. . .. . . .

"Walaupun kemenangannya hanya 2:98 tapi boleh juga rencana kamu!" kata Slica memegang tangan kiri aku yang sudah siap menghilang.

Aku memegang pedang dengan kedua tanganku, walaupun berat dan aku meraskan aura aneh yang terpancar pedang ini.

Sfx: Syutt..... Supp.....

"Dimana kalian!!! Jangan kabur kalian tikus kecil!"

Monster jadi-jadian ini mengamuk dengan melempar 1000 duri kemana-mana. Ruangan atau kamar pasien hancur seketika dengan duri dan cairan asam.

"Bangsat! Dasar pengecut!!" kata monster itu dengan suara mengamuk.

Monster itu terus mengoceh dan pergi kesana-kesini untuk mencariku. Monster itu membuat para hewan ketakutan dan lari karena mendengar suaranya.

"Hai monster mutant!!"

"Siapa kamu!"

"Dasar monster pikun.... "

Slica menampakan dirinya dihadapan monster, jarak monster dan Slica ini sangat dekat sampai-sampai Slica menempelkan tangannya ke perut monster yang begitu besar.

"Apa yang kamu lakukan?"

"Tidak ada kok?" kata Slica dengan wajah tersenyum saat dicabik monster.

Sfx: Syutt.....

"Hai... Brengsek, lagi makan ya?" sapaku dengan wajah tersenyum didepan mulut yang menjijikan ini.

Aku melihat dia sedang memakan Slica dengan menggerogotinya tanpa memperdulikanku. Aku sudah siap dengan pedang ku sekarang untuk menusuknya dan membunuhnya.

"Hyathh...." kataku memotong lidah mulutnya yang tidak bisa diam.

"Haahhh.... Hasar bahinga!!"

"Kamu lebih rendah dari bangkai!!!"

Kemudian aku mengambil pedangku lalu melanjutkan memotong kaki kanan dan kirinya. Aku bersikeras agar tidak terkena tangan monster ini! Susah sekali memotong kakinya....

Unlimited PathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang