Bab 4

2.9K 169 4
                                    

Sepuluh menit setelah Gilang datang, lalu Tasya datang dengan terburu-buru karena jam dinding sudah menunjukan pukul tujuh kurang lima menit yang artinya lima menit lagi bel masuk akan berbunyi nyaring.

Biasanya Tasya selalu menyapa Gilang setiap pagi, entah itu ketika ia baru datang ataupun sahabatnya yang baru datang tapi hari ini berbeda, Tasya benar-benar tidak menyapa ataupun meliriknya.

Gilang yang langsung menyadari sikap Tasya seperti itu langsung heran sendiri dengan sikap sahabat kecilnya.

Tasya kenapa? apa dia masih marah sama gua gara-gara kejadian kemarin? huh. ya ampun masalah apa lagi coba ini Batin Gilang lalu menarik napas panjang.

Setelah itu bel sekolah SMP Rajawali berbunyi selama dua kali dalam jangka yang sedikit panjang yang artinya itu adalah tanda proses belajar mengajar akan segera di mulai.

Semua murid-murid SMP Rajawali langsung masuk ke dalam kelas dan melakukan kegiatan pembiasaan terlebih dahulu yaitu mengaji lalu menyanyikan lagu Indonesia Raya kemudian di lanjut dengan menulis literasi setelah itu barulah proses belajar mengajar mulai berjalan sesuai jadwal pelajaran perkelasnya.

Setelah semua pembiasaan sudah di lakukan oleh murid kelas delapan E tapi belum ada satu pun guru yang masuk maka seperti kelas pada umumnya, seketika menjadi ramai.

Gilang lalu memanfaatkan waktu ini dengan sebaik mungkin, dia berencana ingin menyelesaikan permasalahannya dengan Tasya walaupun sebenarnya Gilang tidak tahu ada masalah apa dia dengan sahabatnya itu.

"Tasya!".

Tasya hanya berdehem pelan nyaris tidak terdengar.

"Gua mau nanya sesuatu sama lu" kata Gilang

Tidak ada respon dari Tasya sama sekali.

"Tas sebenernya lu kenapa si? kenapa lu tiba-tiba diemin gua kek gini. Emangnya gua salah apa sama lu?".

Tapi yang di ajak bicara malah tidak menghiraukan dan terus menatap ke depan, entah apa yang Tasya tatap intinya Tasya tidak mau menatap sahabat kecilnya untuk saat ini.

Gilang yang sudah kehabisan kesabarannya lalu menggeserkan tubuh Tasya untuk menghadap ke dirinya dengan paksa, refleks Tasya lalu mengikutinya.

Gilang menarik napas panjang sebelum ia bertanya lagi kepada gadis yang ada di hadapannya saat ini "kenapa?" Tanyanya sekali lagi.

Tasya membuang muka lalu sedetik kemudian "kenapa? lu yang harusnya kenapa Lang. Semenjak lu ambil eskul Pramuka, lo jadi malah lupain gua" ujar Tasya dengan nada yang hampir ingin menangis.

"Lho ko bawa-bawa Pramuka? eskul itu nggak salah apa-apa Tas. Jadi please gausah bawa eskul itu dalam urusan ini!" Jawab Gilang.

"Lang semenjak lu ambil Pramuka, kita jadi jarang ke kantin bareng, jarang berangkat bareng, jarang ngerjain pr bareng,jarang pulang bareng" kata Tasya kemudian menarik nafas panjang.

"Gue jarang sama lu bukan karena gua nggak mau bareng lu lagi, tapi emang karena waktu" kata Gilang.

"Coba lu bayangin, gua hampir tiap hari latihan terus pulang sore nah kalo kita pulang bareng terus gue kasian sama lu nya nungguin gue sampe sore" jelas Gilang, lalu ia teringat kejadian kemarin.

"Sabar-sabar mulu,uang gue udah abis dan minum gue juga udah abis nih".

"Oiya dan gua mau nanya, bukannya kemarin lo bilang kalo uang lu udah abis terus endingnya lu pulang sendiri naik angkot, nah uang dari mana?" Tanya Gilang.

PMR vs PRAMUKA (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang