Travelling Pt. 1 [Taehyung]

528 38 0
                                    

Bali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bali.

Kulihat Taehyung menghirup napas dalam. Lantas mengecup pucuk kepala kecil di pangkuannya, tangannya yang besar memainkan sepasang lengan mungil, membuat gerakan memukul-mukul lenganku, minta makan. Aku terkekeh, sepertinya ia berusaha menghilangkan badmood, sebab belum sedikitpun mencium aroma angin laut dari pulau tropis itu. Kami masih terjebak di udara dingin bandara Incheon, di Korea, gegara delay sialan–hampir tiga jam, astaga.

Sekarang nyaris menyentuh jam makan siang, jadi kemungkinan kami akan tiba di Denpasar saat matahari tenggelam. Itupun jika tidak delay lagi.

Aku rindu Bali. Amat rindu dengan lantunan khas mantram Trisandya yang memecah kesunyian di pagi hari, maupun kudengar lewat saluran radio tiap jam makan siang dan akhir sore. Juga pesawahan terasering Ubud yang sangat disayangkan untuk dilewatkan begitu saja, kadang terdapat kerbau lepas kandang menjelajahi rumput sawah saat kemarau. Wanita lokal berkebaya nampak rajin ke Pura membawa sesajen, lampu tamaram di jalanan, dengan toko-toko sovenir artistik yang ramai oleh pejalan kaki –aku rindu hawa itu.

Tinggal di Bali selama tiga tahun, jauh sebelum mengenal dan bertemu Taehyung. Siapa yang tidak rindu dalam jangka waktu selama itu?

Aku tidak pernah menyangka akan memboyong bayi-bayiku, yang separuh diriku dan Taehyung ke Bali. Seakan kembali ke masa lalu dengan rasa yang berbeda, menjadi seorang istri sekaligus ibu dari tiga anak. Membayangkan mereka asik panas-panasan di udara Bali dengan memakai udeng membuatku tak bisa menahan senyum. Kami cinta udara hangat.

"Bali! Bali! Palli!"

"Kita naik awan saja, Dad!"

"Tidak Taegi, awan tidak bisa dinaiki. Kita berenang saja!"

"Daaa, daa..."

Taegeuk, bayi perempuan tujuh bulan itu tertawa di pangkuan Taehyung saat oppa tertuanya menunjukkan gaya berenang. Sedangkan Taegi menyahut hyung-nya dengan usulan yang lebih absurd lagi, berakhir dalam perdebatan sengit yang sudah sering terjadi tiap saat. Aku menegurnya sebelum kembali berkutat pada puree alpukat-pisang untuk Taegeuk. Sengaja kusiapkan dari rumah untuk hal tak terduga seperti ini. Kasihan bayi mungil itu, pengalaman pertamanya di bandara tidaklah cukup bagus.

Ini kali pertama mereka semua ke Bali, termasuk Taehyung. Kami memang jarang jalan-jalan ke luar negeri karena jadwal padat suamiku yang tidak bisa ditoleransi. Kepopulerannya memang tidak seperti dulu, namun ia tetap harus menghapal skenario setiap hari dimanapun dan kapapun saking sibuknya. Sering aku menjadi teman praktek dadakan dalam latihannya. Kadang anak-anak pun ikut terlibat, walaupun tidak berujung serius.

Tiga astaga, salahkan Taehyung. Tapi pria itu sendiri sangat menyayangi dan bertanggung jawab pada ketiga anaknya tanpa kecuali. Ribut memang, seisi rumah hampir penuh mainan. Namun kami punya dua anak tertua yang cukup bisa diandalkan untuk mencegah adiknya memakan kertas atau benda asing lainnya. Ataupun mengadu saat mereka sudah terlalu kesulitan. Mereka sangat menurut pada Taehyung.

Daddy! [BTS Series]Where stories live. Discover now