Captivated.
Disclaimer: Naruto milik masashi kishimoto. but, this story is mine!
Warn! fiksi. BL! boyxboy! SemexUke! Homo!
Pair! Sasunaru
Rate: T semi M.
.
.
.
.
Part 4
.
.
.
Berita akan 'Naruto yang mengonsumsi obat-obatan' menyebar begitu cepat layaknya virus yang mematikan. Terlalu cepat hingga dalam hitungan detik saja sekolah lain sudah mendengar berita itu.
Ada pula beberapa murid yang menambahkan gosip lain seperti 'Naruto yang bekerja menjadi gigolo' atau 'Naruto yang selalu mengonsumsi alkhohol setiap harinya'
Meski kenyataanya tidak demikian—tapi mereka langsung menerimanya begitu saja tanpa mencari faktanya terlebih dahulu. Menyebarnya tanpa berpikir dua kali.Inilah makhluk yang dicap sebagai Manusia. Makhluk tuhan yang diciptakan untuk memiliki akal pikir. Makhluk sempurna dan terpintar dari makhluk yang ada dibumi. Pun juga bisa menjelma menjadi makhluk termenjijikan dan paling rendah dari makhluk yang ada dibumi.
Dan manusia—adalah makhluk yang paling dibenci oleh Naruto. Lebih tepatnya; sifat buruk merekalah yang dibenci olehnya.
.
.
.
.
.
.
Duk!!
Naruto meringkuk menyembunyikan wajahnya dari pukulan-pukulan yang dilayangkan teman-tema—ah bukan teman, melainkan makhluk menjijikkan sebangsa manusia.
Tubuhnya terasa remuk, perih dan nyeri disana-sini. Lebam kebiruan nampak dipermukaan kulitnya. Sudut bibir dan dahinya sedikit mengularkan darah. Tapi Naruto tidak melawan saat pukulan-pukulan itu mengenai tubuhya. Percuma jika melawan, Naruto sudah kalah jumlah terlebih dahulu.
"Kau pantas mendapatkanya!!"
Samar-samar ia bisa mendengar ucapan Sakura yang melengking mencemoohnya. Dibalik kerumunan siswa-siswa yang tengah menghajarnya.
"Sasuke-kun pasti menyesal karena telah menjalin hubungan denganmu. Dasar bitch!!"
Kali ini suara Karin yang ia dengar samar-samar, ikut mencemoohnya.
Nafas Naruto sedikit terengah, pukulan dari para manusia menjijikkan ini sudah tidak ia rasakan lagi. Namun—perih dan nyeri disekujur tubuhnya masih amat begitu terasa. Sehingga membuatnya enggan untuk merubah posisi atau sekedar menggerakkan jari-jarinya.
"Kau anak pembawa sial!! Asal usul tidak jelas! Lantas berani mengikat hubungan dengan Sasuke-kun!! Dasar tidak tau diri! Masih untung sekolah ini mau menampung dirimu!!"
'Hei nona, kau yang tidak tahu diri! Menyebar gosip murahan tanpa tahu faktanya, lalu diterima baik oleh teman seper-tidak tahuan diri seperti mu!!'
Ingin rasanya Naruto berteriak sedemikian. Tapi ia sadar, percuma meladeni makhluk rendahan seperti mereka. Makhluk rendahan nan menjijikan yang hanya mau menerima kata ya untuk mengonfirmasi gosip yang mereka sebar.
Yang mereka inginkan adalah kehancuran dari Naruto. Dimana dirinyalah yang menjadi pihak terinjak-injak karena beberapa gosip buruk mengacu padanya. Padahal, dibalik semua itu ada satu alasan yang mendasarinya. Tapi—mereka terlalu bodoh untuk mencari alasan itu.