Captivated.
Disclaimer: Naruto milik masashi kishimoto. but, this story is mine!
Warn! fiksi. BL! boyxboy! SemexUke! Homo!
Pair! Sasunaru
Rate: T semi M.
.
.
.
Part 5
.
.
.
Helaan napas terdengar dari si raven. Entah sudah berapa kali dirinya menghela napas seharian ini. Yang jelas jika dihitung lebih dari 10 kali per-jamnya.
Dua hari sudah setelah pertemuanya dengan Naruto diatap sekolah. Dua hari juga ia tidak bertemu dengan Naruto atau sekedar berpapasan saja.
Entah kemana makhluk pirang yang masih berstatus menjadi kekasihnya itu, Sasuke tidak tahu. Dua hari juga tangannya yang sempat terluka itu sudah membaik. Terbukti dari tidak adanya perban yang melilit tanganya.Naruto tidak diskors atau dikeluarkan dari sekolahan ini. Pihak sekolahan hanya memberi peringatan berupa lisan dan tulisan. Jika Naruto mengulangi perbuatannya lagi maka dengan ringan, sekolah akan mengeluarkan Naruto begitu saja.
Entah hal apa yang dilakukan Kakashi dan Tsunade untuk membela Naruto didepan para petinggi yayasan, Sasuke tidak tahu. Yang ia tahu, bahwa Kakashi-senseitermasuk dalam kelompok orang-orang yang sangat menyayangi Naruto. Kakashi hanya merasa senang karena berkat Naruto lah profesi yang disandangnya itu berguna dan hari-hari membosankanya tampak berwarna."Dobe," panggil Sasuke lirih, menatap keluar jendela yang menampilkan luasnya halaman belakang sekolah. Terlihat beberapa murid yang makan siang atau sekedar singgah disana. Dijam istirahat seperti ini biasanya Sasuke akan mencari Naruto. Mengajaknya makan bersama ataupun hanya sekedar saling berkejaran karena Naruto akan bolos lagi.
Mengingatnya membuat gemuruh rindu melandanya. Karena itu—Sasuke pun bangkit dari duduknya, berjalan keluar guna mencari udara segar. Siapa tahu ada hal menarik yang membuatnya sedikit lupa akan Naruto. Ya, siapa tahu?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Naruto bangkit dari duduknya. Perlahan, ia berjalan keluar dari bilik toilet ini. Tubuhnya sudah basah akan air pel yang disiram oleh Sakura dan kawan-kawan. Baju seragamnya menempel dengan kulit tannya, belum lagi rambut pirangnya yang kusut dan basah.
Terhitung 2 hari ini ia dibully terus menerus, dan dirinya tidak melawan sama sekali atau sekedar membolos untuk menghindari pembullyan ini. Naruto menerima semua perlakuan mereka dengan lapang dada. Dan Naruto—tidak sepengecut itu untuk menghindari pembullyan dari mereka.
Pihak sekolahpun tidak tau pembully an ini Karena setiap Naruto terluka seperti ini—dirinya pasti akan membolos jam pelajaran. Dan akan masuk lagi dijam berikutnya dengan luka yang sudah ia obati sendiri dan seragam baru yang masih layak dipakai. Dirinya memiliki banyak seragam yang teronggok tak terpakai dilemari pakaianya.
Langkah kakinya terpincang, sorot matanya terlihat kosong.
Jejak basah ia tinggalkan disepanjang lantai yang dilewatinya. Entah menuju kearah mana kakinya ini akan melangkah—Naruto tidak tahu.
Dan ketika ia akan berbelok—dirinya menabrak seorang pemuda berambut raven, membuat tubuhnya sedikit mundur beberapa langkah. Dengan si raven yang hanya terdiam ditempatnya.